Matthijs de Ligt Bayern Munich 2022Getty

Matthijs De Ligt Buka-bukaan Soal Juventus: Mulai Dari Kebanyakan "Orang Tua", Gaya Main Kontras Dengan Ajax, Hingga Magnet Maurizio Sarri

Matthijs de Ligt blak-blakan mengungkapkan bahwa dirinya kesulitan berkembang di Juventus lantaran di klub itu terlalu banyak pemain veteran, sehingga dia tak mampu mengekspresikan diri sebagai anak muda.

De Ligt selalu kikuk ketika dihadapkan pada sosok-sosok "orang tua" seperti Gianluigi Buffon, Giorgio Chiellini sampai Leonardo Bonucci.

Di samping itu, dia juga tak menyangka, permainan Juve sangat kontras dibandingkan ketika dia memperkuat Ajax yang bermain dengan pressing tingkat tinggi.

Jebolan akademi Ajax itu bergabung dengan klub Turin pada 2019 dengan nilai transfer mencapai €85,5 juta, dan di musim panas ini memutuskan angkat kaki ke Bayern Munich.

"Ketika Anda bergabung ke tim dengan para legenda seperti ini, itu menjadi sulit bagi pemain muda seperti saya dalam mengekspresikan diri," buka de Ligt kepada ESPN.

"Saya belajar banyak dari pemain-pemain ini dan setiap hari mengambil banyak hal dari mereka, jadi saya bisa menjadi pemain yang lebih baik," jelasnya.

Perihal komparasi Ajax dan Juve, de Ligt melanjutkan: "Gaya bertahannya benar-benar berbeda. Di Ajax, Anda benar-benar melakukan pressing tinggi. Anda mengambil risiko, di Juventus lebih kepada tentang apa yang ada di belakang Anda."

"Di Italia, kecepatan liganya juga sedikit lebih lamban. Mereka memenangkan empat Piala Dunia dengan gaya bermain ini, jadi saya benar-benar memahami bahwa mereka merasa ini adalah cara yang tepat untuk dilakukan," sambungnya.

De Ligt membeberkan bahwa alasan dia dulu bersedia meninggalkan Ajax untuk Juventus karena faktor Maurizio Sarri, yang jadi pelatih Bianconeri sebelumnya.

De Ligt tertarik karena memahami, di bawah kendali Sarri, tim akan bermain cenderung ofensif.

"Saya gabung Juventus dengan rencana memainkan sepakbola yang lebih menyerang, karena Sarri pelatihnya dan dia memiliki nama bagus di dunia sepakbola, memainkan sepakbola yang luar biasa bersama Napoli dan Chelsea. Saya berharap lebih bergaya Ajax di sini [Juve]. Namun, sayangnya setelah satu tahun, dia langsung dipecat," de Ligt menyayangkan pemecatan Sarri.

Iklan

ENJOYED THIS STORY?

Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

0