Pelatih AS Roma Jose Mourinho menikmati penderitaan Manchester United yang sejauh ini masih hampa gelar juara. Terakhir kali Setan Merah sukses mengangkat trofi justru ketika ditangani pria Portugal itu.
Mourinho berpendapat, siapa pun manajer berikutnya Man United, termasuk Erik ten Hag, tak akan lagi diharapkan untuk bisa mempersembahkan trofi.
Dalam pandangan Mourinho, Setan Merah telah menjelma jadi tim semenjana.
Mourinho menjadi manajer terakhir Man United yang sukses memberikan trofi dengan dia memenangkan tripel gelar: Community Shield, Piala Liga Inggris dan Liga Europa pada musim 2016/17.
Jelang laga final kelimanya di ajang Eropa pada Kamis ini, di mana tim asuhannya AS Roma akan berhadapan dengan Feyenoord di Liga Konferensi Europa di Albania, Mourinho ditanya apakah cukup adil dirinya mendapat hujatan selama menangani Man United, sebagaimana Carlo Ancelotti ketika meninggalkan Everton terlalu dini.
Mourinho tak mampu menyembunyikan perasaan kecewanya pada Man United, dengan menyatakan: "Saya yakin bahwa masalah yang ada pada Carlo Ancelotti adalah ketika Anda melatih Everton, Anda tidak akan memenangkan Liga Champions."
"Di tangan saya, orang-orang akan memandang saya mengambil pekerjaan di mana mereka berpikir saya bisa memenangkan banyak trofi. Namun, ini bukanlah pekerjaan di mana kami diharapkan mengangkat banyak trofi," jelasnya.
"Namun, ketika Anda memiliki karier juara secara siklus, Anda bisa mengharapkan gelar juara itu, orang-orang bisa mengatakan tentang itu. Secara pribadi, saya tidak khawatir mengenai hal tersebut[diganti dengan pelatih yang lebih muda]," lanjutnya.
"Saya tidak berpikir dan fokus pada generasi, saya fokus pada kualitas," jelas Mourinho.
Mourinho melanjutkan: "Ini masalah kualitas, motivasi, gairah. Tanpa gairah, maka Anda selesai. Tanpa tekanan saat melakukan build-up jelang laga-laga besar, maka Anda selesai. Saya tahu betul diri saya sendiri."