Jadon Sancho dinilai gagal tampil memesona sejak berbaju Manchester United lantaran dirinya terlalu dibebani ekspektasi besar.
Sancho kesulitan menemukan performa terbaik, baik di bawah komando eks manajer Ole Gunnar Solskjaer maupun pelatih interim Ralf Rangnick, meski berstatus sebagai salah satu youngster paling potensial di Eropa.
Pemain 21 tahun itu baru mencatatkan dua gol dan nir-assist dalam 23 penampilannya bagi The Red Devils. Selama periode itu, dia hanya bermain 14 kali sebagai starter.
Harapan dan keinginan fans Man United terhadap dirinya benar-benar telah mengganggu mental Sancho sejak dirinya meninggalkan Borussia Dortmund.
"Sulit diungkapkan. Saya kira, ini liga yang berbeda. Ini kompetisi yang berbeda," buka Rangnick mengenai Sancho, dalam konferensi pers terbarunya.
"Ini lebih ke aspek fisik, lebih banyak tekanan, meski dia pun telah bermain untuk salah satu klub terbesar di Jerman, Dortmund," lanjutnya.
"Namun, saya menilai secara keseluruhan, seluruh liga, seluruh kompetisi, lebih ke aspek fisik dan level ekspektasinya jauh lebih besar. Ketika dia datang ke Borussia Dormtund sebagai pemain muda, dia baru berusia 18 tahun. Sekarang, dia 21 tahun. Bermain untuk salah satu klub terbesar dunia," jelasnya.
"Saya kira, ini juga harus dilakukan dengan beberapa hal berbeda di sini, di dalam kepalanya. Namun dalam latihan, kapanpun saya melihatnya latihan, dia menunjukkan bahwa dia adalah salah satu pemain terbaik dalam sesi latihan. Namun, sekarang ini tentang transfer ketika dia tampil dan menunjukkan level yang sama dan performa di lapangan," urai Rangnick.
"Ini berbeda. Jika Anda datang sebagai pemain 18 tahun, tidak dikenal, pemain Inggris bertalenta ke Borussia Dortmund, dari sana Anda hanya bisa meningkat, Anda hanya bisa membuat kesuksesan," lanjutnya.
"Tingkat ekspektasinya jauh lebih rendah dibandingkan situasi di mana Anda datang di usia 21 tahun, Anda datang ke klub seperti Manchester United dengan nilai transfer besar, dengan level ekspektasi yang sangat tinggi," terang Rangnick.
Tak berlebihan jika para loyalis Old Trafford mengharapkan sesuatu yang lebih lagi dari diri Sancho, mengingat dia diboyong dari Dortmund dengan menguras keuangan klub.
Alih-alih diharapkan jadi salah satu pemain kunci Man United atau bahkan pembeda, Sancho justru kini jadi pilihan kedua di skuad Setan Merah.
"Semua orang mengharapkan darinya bahwa dia akan menjadi salah satu pemain terbaik di tim ini. Ini adalah sisi psikologis, secara emosional situasi yang lebih menantang dibanding saat di Borussia Dortmund, dan ini persis seperti langkah yang harus diambil untuk menjadi pemain top dalam sepuluh tahun ke depan di klub ini," tandas Rangnick.


