"Ia punya sesuatu, 'faktor X', tak diragukan lagi. Masa bodoh sikap jelek, dia bisa bermain," kata Gary Neville saat menjadi komentator Sky Sports soal gol menit 'berdarah' Alejandro Garnacho yang memenangkan Manchester United atas Fulham, Minggu (13/11).
"Saya ingat Cristiano Ronaldo pernah mencetak gol, gol solo dari area itu bertahun-tahun yang lalu, yang memenangkan Manchester United di sini, tapi tak setelat ini."
Gol yang ia maksud terjadi pada 2007, saat Ronaldo melesatkan tembakan jitu setelah berlari tak terbendung di sisi kiri, yang menandai momen evolusi dirinya dari wonderkid berbakat menjadi megabintang global.
Namun, lesakkan Garnacho yang tak kalah apik kemarin Minggu itu hanyalah kalimat pertama dari bab pertama prosanya menuju orbit kebintangan Manchester United. Di usia 18 tahun, pemuda Argentina itu masih perlu banyak belajar, dan meminjam kata-kata manajer United Erik ten Hag, dia harus menjaga agar "kakinya tetap menginjak bumi."
Getty/GOALNamun, keberadaan Ronaldo sebagai suri tauladan bisa merusak proses itu dan mengacaukan perkembangannya. Garnacho harusnya bangun pagi melihat namanya menghiasi surat kabar dan media sebagai pahlawan The Red Devils, tapi rekan veterannya itu telah merampas segala spotlight yang ada.
Cuplikan interviu kontroversial Ronaldo dengan Piers Morgan, yang baru akan ditayangkan penuh pekan ini, sudah tersebar luas di internet, dan semua orang membicarakannya.
Ronaldo merasa "dikhianati" Man United, ia menuding MU ingin menyingkirkannya musim panas ini dan berkata ia tak menghormati Ten Hag dalam sebuah pengakuan bombastis. Banyak yang memprediksi pihak klub kini akan mengambil langkah tegas terhadap Ronaldo, beberapa laporan bahkan menyebutkan ia bakal dikenai denda miliaran rupiah!
Ronaldo bukan cuma menghancurkan legasinya dengan komentar miringnya, ia juga merusak momen mengorbitnya cahaya Garnacho. Lagi-lagi, ia memaksakan agar segalanya menjadi tentang dirinya, sesuatu yang sudah bisa kita simpulkan sepanjang masa bakti keduanya di Old Trafford.
Tidak bisa tidak, harus ada hukuman yang lebih berat daripada sekadar denda bagi si No.7. Manchester United harus menjadikan Ronaldo contoh, dan jual atau sobek kontraknya begitu bursa transfer Januari dibuka. Tahun-tahun terbaiknya sudah lewat, sementara Garnacho masih punya masa depan yang layak dinantikan.
Sudah saatnya United menatap ke depan, dengan sang wonderkid remaja sebagai poster boy-nya.
Perbandingan antara Garnacho dan Ronaldo sangat kentara, ia memiliki kecepatan dan gocekan eksplosif yang serupa kapten Portugal itu di masa mudanya. Sikap arogannya pun bagai pinang dibelah dua.
Wakil kapten United, Bruno Fernandes, belum lama ini mengkritik "sikap" Garnacho, tapi juga memuji bahwa penampilannya kontra Fulham adalah bukti ia semakin dewasa.
"Saya kira semua orang bisa melihat tanda-tandanya, [bahwa ia adalah seorang calon bintang]," ucap Fernandes pasca-laga. "Bukan karena gol dan assist-nya, tapi dilihat dari caranya masuk ke lapangan. Tak ada yang suka duduk di bench, sehingga sikapnya saat ditarik keluar sungguh fantastis."
"Ia pantas mendapat peluang yang ia dapatkan dan ia mendapat ganjarannya. Sepakbola tentang ini semua."
Getty/GOALGarnacho sekarang sudah mengoleksi dua gol dan tiga assist dalam delapan penampilan musim 2022/23, tiga darinya sebagai starter. Makin berat buat Ten Hag untuk mengabaikannya dan menjadikannya penghangat bangku cadangan.
Bintang internasional U-20 itu pasti kecewa tak diangkut masuk skuad Argentina untuk Piala Dunia, tapi ia meresponnya dengan penampilan seorang calon bintang dan bukannya merajuk.
Ia hadir saat United membutuhkan sosok pahlawan, dan pantas mendapatkan kesempatan memberi impak yang lebih besar di paruh kedua musim ini. Kepergian Ronaldo akan membuka ruang untuknya.
Tugas Ten Hag sekarang adalah memastikan musim ini menjadi musim meledaknya Garnacho, supaya ia bisa menjadi pilar dalam kerja-kerja revolusi jangka yang ia tegakkan di Old Trafford.
Buat Garnacho, ia harus terus merunduk bak padi dan terus mengasah permainannya. Dahulu Ronaldo adalah contoh terbaik pemain yang selalu berusaha untuk berkembang dan menempa dirinya menuju level tertinggi. Namun dia bukan lagi suri tauladan yang layak bagi Garnacho.
Getty/GOALGarnacho copot jersey dan memamerkan namanya ke fans MU yang bertandang saat merayakan golnya di Fulham, meniru selebrasi ikonik Lionel Messi setelah menjebol gawang Real Madrid, memenangkan Barcelona dengan skor 3-2 pada 2017 lalu.
Jika ia bisa meneruskan orbitnya saat ini, bukan tak mungkin Garnacho bisa bermain satu lapangan dengan GOAT sejati asal Argentina itu di panggung internasional. Juga, alangkah baiknya teladani sikap-sikap Messi di luar lapangan, daripada ikut-ikutan seperti Ronaldo.


