BROUGHT TO YOU BY
Man City

Apakah Manchester City Bakal Raih Trofi Liga Champions Musim Ini?

Ini adalah malam-malam yang didambakan Manchester City di kompetisi Eropa.

Sebuah pertandingan grup Liga Champions yang menghasilkan kegembiraan, meredam ejekan dan sejumlah sikap apatis.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Sebuah penampilan di mana para pemain City melangkah ke 16 besar dengan mengalahkan raksasa Eropa.

Kemenangan yang bikin rival kontinental mereka kini bakal lebih ngeri bertandang ke Stadion Etihad.

Pertandingan kandang City di kompetisi Eropa terbilang mudah untuk dilalui City, terutama selama era Pep Guardiola. Kualitas mereka membuat para supoter datang dengan harapan ketimbang kecemasan.

Bos City telah mengungkapkan ketidaksenangannya dengan atmosfer pada laga pertama melawan RB Leipzig, tapi demikian, timnya masih menang dengan nyaman 6-3.

Itulah yang terjadi pada sebagian besar laga City sebelum fase gugur. The Citizens memuncaki grup tanpa bersua lawan utama dan seringkali tanpa risiko apapun.

Kunjungan Paris Saint-Germain berbeda.

Lionel Messi, Neymar, dan Kylian Mbappe bertandang City dan tempat teratas untuk ke babak 16 besar terancam.

Ada gerombolan suporter yang lebih besar dari penggemar yang jarang hadir murni untuk laga tersebut – seperti yang mereka lakukan di Manchester United dan Liverpool untuk menambah antusiasme setiap pekan.

Menjelang sepak mula, penjual jalanan memilih gambar Messi dan Phil Foden yang dipampang pada syal yang ditawarkan dan mereka melakukan bisnis yang baik.

Di dalam stadion, suasana yang dibangun sebelum laga mengingatkan pada pertandingan tinju – stadion menjadi gelap, lampu sorot berputar-putar untuk melihat bintang-bintang tiba saat seorang DJ mengantarnya dengan musik EDM dengan keras.

Bernardo Silva Gabriel Jesus Man City 2021-22BT Sport & Getty

Kemudian pada pertandingan itu, ketika Messi melakukan nutmeg pada Raheem Sterling di awal, ada keterkejutan dari semua sisi lapangan – sama ketika Bernardo Silva melewati tiga pemain PSG.

Tapi itu tidak semua tentang sang tamu. Para pemain tuan rumah tahu betapa mereka menikmati dominasi atas PSG.

Raksasa Ligue 1 memimpin melalui Mbappe setelah kolaborasi yang apik antara Messi dan Neymar, tapi itu adalah momen kualitas yang langka bagi mereka dalam pertandingan.

Messi terus-terusan mengangkat bahunya nyaris di sepanjang laga, diganggu oleh Ruben Dias hingga sulit berkutik. Neymar bersinar sekilas tapi kesulitan untuk terlibat, sementara Mbappe sering berada di sisi lapangan untuk menunggu bola.

Tapi yang terjadi di ujung lain lapangan berbeda.

Bahkan tanpa striker, City lebih mengancam, Keylor Navas sibuk melakukan penyelamatan dan Presnel Kimpembe dan Achraf Hakimi harus melalukan halauan di garis gawang.

Guardiola melambaikan tangannya seperti kincir angin untuk memicu para suporter agar bersuara lebih keras mendukung timnya saat mereka bergegas menyerang.

Ketika Sterling mencetak gol penyeimbang, sepertinya hanya ada satu pemenang. Itu terjadi pada menit ke-76 ketika Gabriel Jesus melepaskan tembakan menersukan sentuhan Silva yang sempurna dan tenang.

Gelandang asal Portugal itu menunjukkan semua keterampilan dan kualitas yang merepotkan PSG.

“Kami sangat senang karena kami lolos sebagai yang terbaik di grup, itu yang paling penting bagi kami,” ucap Bernardo.

“Kami juga sangat senang karena para fans kami pantas mendapatkan penampilan dan kemenangan yang bagus,” tambahnya.

Ada malam-malam yang tak terlupakan di Eropa sebelumnya – misalnya kemenangan mendebarkan di perempat-final atas PSG dalam perjalanan ke semi-final pada 2016.

Tapi, yang disayangkan dari perjalanan musim lalu ke final adalah laga yang dimainkan secara tertutup. Tidak ada suporter yang datang ke pertandingan menegangkan untuk menyaksikan kemenangan menghibur atas Borussia Dortmund atau kekalahan PSG yang bertabur bintang.

Kemenangan di fase grup atas Bayern Munich di bawah asuhan Roberto Mancini dan Manuel Pellegrini juga tidak terlupakan. Tapi kemenangan atas PSG ini mungkin merupakan titik balik.

“Untuk suporter kami, terima kasih banyak telah datang dan bagaimana mereka mendukung menjadi malam yang indah bagi kami,” kata Guardiola.

Meledak di lapangan dan mendesis di tribune – ini mungkin saja akan jadi malam lainnya ketika semua orang di Manchester City sepenuhnya memeluk trofi Si Kuping Besar.

Iklan