Kolase ten Hag, Ronaldo & FergieGetty

Resmi Kembali Ke Man United, Ancaman Sir Alex Ferguson 'Lompat Pagar' Di Depan Erik Ten Hag

Pro-kontra menyelimuti kubu Manchester United ketika Sir Alex Ferguson hadir di kompleks latihan Manchester United untuk menggelar pertemuan dengan megabintang Cristiano Ronaldo.

Seyogyanya, Pelatih legendaris Setan Merah itu tak boleh berada di dekat area itu.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Oke, dia memiliki hubungan yang spesial dengan superstar Portugal itu, yang kini justru jadi semacam "penghambat" bagi tim ketimbang memberi bantuan selama pramusim.

Namun, Fergie tidak bisa mendikte kebuntuan yang terjadi antara Ronaldo dan klub. Ini adalah domainnya sang manajer baru Erik ten Hag.

Fergie masih selalu menjadi bayang-bayang yang begitu panjang terhadap Man United sehingga melemahkan peran utama mantan pelatih Ajax tersebut. Rantai romansa kejayaan di masa lalu harus diputus!

Miris! Paling tidak, ada rasa canggung melihat sosok yang mempersembahkan 13 gelar Liga Primer Inggris untuk klub itu merangkul salah satu pemain terbaik di generasinya di hadapan ten Hag. Jelas, itu menghilangkan sikap respek di depan sang manajer baru.

Ronaldo harusnya pergi bersama agennya untuk menjumpai pelatih barunya, bukan pria yang bertanggung jawab sembilan tahun lalu. Segala sesuatunya harusnya jadi wewenang juru taktik Belanda itu. Dia bisa mengatakan apa saja pada sang megabintang.

Cristiano Ronaldo Erik ten Hag Man Utd GFX 2-1Getty/GOAL

Ten Hag sempat menyatakan bahwa dia ingin melihat Ronaldo kembali bagaimanapun caranya. Sang kapten Portugal sekarang adalah milik ten Hag. Itu bukan lagi tugas Fergie. Sang juru taktik legendaris tak boleh 'lompat pagar'.

Ini adalah mandat yang diberikan untuk ten Hag dan dia yang menentukan kemana arah klubnya!

Sebagian loyalis Setan Merah terus membicarakan era kejayaan tim kesayangan mereka di bawah rezim Fergie, tapi itu semua hanya kebahagiaan semu. Jika mau belajar dari sejarah, sosok-sosok legenda seperti Bill Shankly, Bob Paisley, Brian Clough, ketika waktu mereka di klub sudah berakhir, maka cerita pun selesai.

Liverpool bahkan menghentikan undangan terbuka untuk Shankly, yang notabene adalah legenda besar mereka yang menghadirkan kesuksesan. Perlakuan ini tampak kasar dan tak pantas. Tapi esensinya tidak demikian.

Shankly sempat mendapatkan sambutan yang lebih meriah di Goodison Park dibanding ketika berada di Anfield dan dia menikmati sesi latihan Everton. Dari situ bisa dipahami bagaimana seharusnya klub dan legenda mereka bersikap.

Hal ini kurang lebih akan sama kasusnya ketika Jurgen Klopp dan Pep Guardiola masing-masing meninggalkan Liverpool dan Manchester City. Kita bisa melihat setiap kali Pep berada di kompleks latihan atau setiap bermain di kandang sendiri, pelatih plontos itu akan bersikap bak orang mati yang berjalan.

Kembali ke Fergie. Fakta bahwa dia kini resmi kembali ke Man United sebagai penasihat klub yang memiliki pengaruh tak terbatas bisa menjadi masalah tersendiri. Kebanyakan manajer kawakan akan menikmati senja hidupnya dengan bermain golf atau mungkin mengunjungi arena pacuan kuda.

Ferguson & SchmeichelGetty

Fergie tak semestinya terlibat di internal Man United. Warisannya sudah melekat kuat di klub, bahkan salah satu tribun diberi nama dirinya. Namun, era baru sebuah klub akan terus berjalan.

Menghubungi Fergie dan meminta bantuan dan pendapatnya adalah satu hal. Namun, datang ke Carrington dan bertindak sebagai pembawa damai akan jadi pemandangan tak elok buat ten Hag.

Itu akan membuat ten Hag terlihat seperti orang yang tak berguna di klub. Tindakan itu tidak memberdayakan manajer. Sekali lagi, itu melemahkan ten Hag! Andai Fergie masih duduk di kursi manajer, jelas dia tidak akan membiarkan orang lain mencampuri urusannya, bukan? Mungkinkah dia mengizinkan Ron Atkinson atau Sir Matt Busby mendikte seorang pemain?

Ten Hag harus menghentakkan kakinya ke bumi dan memberitahu Fergie dengan tegas bahwa dia sekarang orang yang bertanggung jawab dengan tim. Ronaldo adalah masalah dia, bukan masalah Fergie. Man United harus memahami itu. Jika tidak, klub akan menyusuri jalan buntu di mana pun berada.

Iklan