Luis Suarez Uruguay World Cup Last Dance HIC 16:9GOAL

Bagaimana Piala Dunia Akan Mengingat Luis Suarez? Warisan Striker Uruguay Ditentukan di Qatar!

Kami mungkin tidak seharusnya mengunggah ini di salah satu situs jurnalisme sepakbola paling berpengaruh di internet, tapi sebenarnya tidak masalah untuk apa yang kami tulis di sini tentang Luis Suarez.

Bukannya idak akan jadi menarik. Bukan berarti itu tidak benar. Bukan berarti bintang Uruguay itu tidak lebih dari layak mendapat artikel bagus saat ia meneruskan obor ke generasi penerus pada Piala Dunia terakhirnya.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Hanya, Anda sudah memutuskan apa yang Anda pikirkan tentang Luis Suarez. Anda mungkin mengira sang penyerang adalah seorang pahlawan, merujuk pada lusinan gol yang ia cetak untuk Ajax, Liverpool, Barcelona, dan untuk negaranya, tujuh di antaranya tercipta dalam hajatan sepakbola empat tahunan paling bergengsi.

Atau, Anda melihatnya sebagai antagonis, mengingat saat-saat dia berada di titik panas Piala Dunia, apakah itu ‘handball’ di garis gawang pada 2010 melawan Ghana, menggigit bek Italia Giorgio Chiellini pada 2014 (atau yang terjadi di level klub), cedera kepala palsu pada 2018 melawan Portugal – atau peristiwa apa pun yang akan dia alami di Qatar 2022.

Jadi, yang mana dia? Pencetak gol brilian? Penghasut yang tidak tahu malu? Atau sesuatu di antaranya?

"Anda ingin dikenang lebih dari apa pun sebagai orang Uruguay, warisan yang tersisa di sepakbola, untuk sejarah, untuk semua yang saya lakukan bersama tim nasional," ucap Suarez kepada ESPN Brasil, tahun lalu.

"Di tingkat dunia, saya beruntung dikenal karena rekam jejak saya, tapi warisan tim nasional adalah hal yang paling membuat saya bangga,” tambahnya.

Warisan yang dimaksud Suarez dapat didefinisikan–atau mungkin didefinisikan ulang–di Qatar.

Luis Suarez Giorgio Chiellini Uruguay Italy 2014 World Cup GFXGetty/GOAL

Mungkin kontroversi sekarang lebih tentang Suarez yang bahkan masih berada di lapangan untuk Uruguay. Dalam pertandingan pembuka saat diimbangi Korea Selatan 0-0, pemain No.9 itu tidak melakukan satu tembakan pun dan hanya melakukan dua sentuhan di kotak penalti lawan.

Ada sejumlah perdebatan, mengenai apakah Suarez layak mempertahankan posisinya sebagai starter. Mungkinkah Uruguay akan menurunkan pahlawan nasional yang membantu mereka lolos ke Piala Dunia 2022.

Tapi, La Celeste nyaris melewatkan turnamen ini setelah awal yang buruk pada fase kualifikasi, tapi mengucapkan selamat tinggal kepada pelatih tercinta Oscar Tabarez setelah lebih dari 15 tahun memberi kesempatan baru.

Bos baru Diego Alonso memanfaatkan peluang tersebut, memimpin Uruguay untuk menutup kualifikasi CONMEBOL dengan empat pertandingan tidak terkalahkan dengan satu-satunya hasil minor tahun ini hadir dalam pertandingan persahabatan melawan Iran, September lalu.

Tapi Alonso tidak menendang veteran seperti Suarez ke tepi jalan. Sebaliknya, ia bersandar pada mereka. Suarez mencetak gol di tiga dari empat laga kualifikasi terakhir saat ia finis kedua di daftar topskor CONMEBOL.

“Dia selalu memberi saya perasaan aman, memiliki seseorang yang pada hari pertama saya duduk untuk mengobrol dengannya dia mengatakan kepada saya, 'Diego, saya ingin bermain, tapi jika saya harus menjadi pemain pengganti, saya akan ada di situ. Saya adalah salah satu penggemar rekan satu tim saya, tim nasional, dan Anda'," ujar Alonso pada konferensi pers musim semi ini.

"Itu menegaskan tentang apa arti Luis Suarez,” tambahnya.

Tim nasional tentu saja tempat yang menyenangkan baginya. Lihat foto yang dia unggah di media sosial, sambil tertawa terbahak-bahak saat melakukan peregangan di kamp latihan Uruguay yang dipayungi matahari Timur Tengah.

Tapi untuk sesuatu yang menjadi prioritas, persiapan sang pemain untuk turnamen ini sangat buruk.

Dilepas Atletico Madrid dan dengan beberapa peminat dari Eropa lainnya, Suarez mendengar tawaran dari klub-klub di Amerika.

Desas-desus mengaitkannya ke River Plate, ke MLS, dan ke Meksiko, tapi klub raksasa Uruguay Nacional, tempat ia melakoni debut profesional, membawanya kembali ke Montevideo.

Logikanya adalah dia bisa bermain di pertandingan Copa Libertadores, menjaga kualitas, dan tetap tajam, plus bermain lebih banyak di musim dingin ketimbang bergabung dengan non-pesaing di MLS.

Keputusan Suarez seperti romantisme, tapi seperti banyak hubungan dengan masa lalu, kenangannya jauh lebih baik daripada upaya untuk memulai kembali.

Nacional kehilangan Libertadores sebelum peresmian Suarez diumumkan. Jangan khawatir, mereka masih berlaga di Copa Sudamericana alias Liga Europa-nya Amerika Selatan.

Suarez bergabung dalam kekalahan 1-0 dari wakil Brasil, Atletico Goianiense, kemudian memainkan setengah dari leg kedua dari kekalahan agregat 4-0.

Ada momen-momen besar, termasuk gol luar biasa melawan tim rival, Penarol, satu dari delapan gol yang dicetak Suarez dalam 14 pertandingan, tapi status Suarez sebagai salah satu dari tiga pemain berbasis domestik di skuad Piala Dunia Alonso menunjukkan bahwa itu bukan level yang diperlukan untuk mempersiapkan pertandingan di panggung besar.

Teman lama Edinson Cavani yang mencetak empat gol LaLiga untuk Valencia dalam kondisi yang sama.

Suarez tidak menyesal kembali ke Nacional, dengan mengatakan bahwa ia sangat senang melihat sang putra menontonnya bermain dan mencetak gol di sana.

Namun, menjelang Piala Dunia Qatar, pertanyaan itu dapat dipahami, apakah Suarez sudah melakukan cukup banyak untuk memastikan masuk dalam rombongan Uruguay?

Namun, pada akhirnya, sejarah menunjukkan dia bisa mencetak gol besar dalam situasi besar.

Empat tahun lalu, Suarez berlari ke tanah saat Uruguay mengejutkan Cristiano Ronaldo dkk pada babak 16 besar, bahkan menghasilkan assist sensasional untuk Cavani dalam kemenangan sensasional 2-1 di Sochi.

Sebagian besar perhatian media, tentu saja, akan berpusat pada Ronaldo, tapi Suarez tidak diragukan dapat memainkan peran penting.

Lagi pula, pemain yang kini telah berusia 35 tahun itu terhitung sering melakukannya, dengan satu atau lain cara. Ia cerdik. Sama seperti sesama veteran Diego Godin dan Fernando Muslera, ia memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan.

"Kami harus bangga bahwa ini adalah Piala Dunia keempat berturut-turut dengan para pemain ini," kata Suarez kepada Marca tahun ini.

"Skuad kami, campuran pengalaman dan pemain muda, memiliki kebersamaan lekat, dan itu sangat berpengaruh di Piala Dunia,” tambahnya.

Suarez akan tahu, tentu saja. Ia cukup banyak melakukan semuanya. Dari gol gemilang hingga pelanggaran terkenal.

Namun, apakah dia memiliki satu momen yang tak terlupakan dalam dirinya? Mungkin itu tidak masalah.

Terdekat, Suarez di ambang laga terakhir di Piala Dunia saat Uruguay—yang tercecer di urutan terbawah Grup H—wajib menang atas Ghana untuk memastikan tiket ke fase gugur. Jelas, bukan misi mudah!

Saksikan live streaming pertandingan penentuan Uruguay vs Ghana eksklusif hanya di Vidio!

Iklan