Karius KloppGetty

Mereka Dulu Mengucilkan, Lord Karius Adalah Pemenang Sesungguhnya Laga Liverpool Vs Real Madrid!

Dunia seakan mengucilkan Loris Karius di malam final Liga Champions 2018. Apalagi fans Liverpool, seketika memandang penjaga gawang Jerman itu bak neraka di bumi.

Di akhir laga itu, Karius tenggelam dalam tangisan sembari melambaikan gesture meminta ampun kepada Kopites atas pemandangan horor yang baru saja diperagakannya untuk 'membantu' Real Madrid mengunci gelar juara UCL.

Betapa mendidihnya loyalis Liverpool melihat blunder Karius yang memudahkan Benzema mencetak gol pembuka sebelum dentuman Gareth Bale yang tak seberapa itu tak sanggup ditangkis sang kiper.

Sampai-sampai, setelah malam mengenaskan di Kyiv itu, sekarang setiap penjaga gawang yang melakukan blunder akan diasosiasikan dengan nama Karius. Orang-orang pun sekarang menyematkan 'Lord' pada diri Karius. Seakan dia adalah kiper hina-dina di dunia.

Nila setitik rusak susu sebelanga, tak ada kesempatan kedua buat Karius, malam itu benar-benar menjadi akhir dari perjalanan kariernya bersama klub Merseyside meski dia sejatinya adalah palang pintu andalan The Reds.

karius

Pintu revans tertutup buat Karius ketika Liverpool merespons malam getir itu dengan memecahkan rekor transfer kiper dunia: mendatangkan Alisson Becker senilai €72 juta!

Kedatangan kiper Brasil itu secara efektif menyingkirkan Karius, yang kemudian dibuang ke Besiktas dan Union Berlin untuk melalui periode pinjaman.

Alih-alih bangkit menebus dosa, seringnya berita yang tersiar di Turki dan Jerman adalah Karius yang lagi-lagi membuat blunder. Karius dianggap kadung kena mental dan tak mampu mengembalikan performa terbaiknya hingga membuat namanya semakin tenggelam.

Saat pulang ke Anfield pada 2021, Karius bagai hidup tak mau mati pun segan. Klopp tak pernah lagi meliriknya seiring namanya tak didaftarkan di skuad dan dibiarkan hingga kontraknya berakhir pada Juni tahun itu.

Semalam, adalah malam 'tribut' untuk Karius. Semalam, kita semua barangkali bisa bersepakat bahwa blunder dalam sepakbola adalah hal yang lumrah. Siapa pun bisa terjerembab di dalamnya.

Semua menyaksikan, bagaimana kiper terbaik dunia kaliber Thibaut Courtois pun bisa membuat error saat coba mengontrol bola menghadapi pressing dari Mohamed Salah, bikin Liverpool unggul ganda saat laga baru berjalan seperempat jam. Los Blancos kemudian menyeimbangkan skor sepuluh menit jelang turun minum melalui Vini Jr, yang gol tersebut juga melalui skenario blunder Alisson! Ironisnya, blundernya Alisson identik dengan Karius lima tahun lalu!

Bukankah kiper legendaris David Seaman juga pernah blunder saat gagal menghalau tembakan bebas fenomenal Ronaldinho di Piala Dunia 2002? Sebulan setelah tragedi horor Karius di Kyiv, masih ingat ketika Willy Caballero melakukan kesalahan di laga kontra Kroasia, yang membuat laju Argentina terpontang-panting di Piala Dunia 2018? Eks Kiper Man United Fabian Barthez saat blunder mengoper bola ke Thierry Henry-nya Arsenal, Wojciech Szczesny di final Piala Liga 2011 saat masih berseragam Arsenal, dan masih banyak lagi kesalahan-kesalahan kiper ikonis yang publik tak akan pernah melupakan.

Setelah satu tahun lebih menganggur, Karius akhirnya menemukan pelabuhan baru, di mana Newcastle United berani berjudi dengan memberi kepercayaan padanya meski hanya diikat kontrak jangka pendek hingga musim 2022/23 rampung.

Menariknya, meski belum sekali pun tampil buat The Magpies di laga kompetitif, Karius seperti akan ditakdirkan untuk membungkam para penghujat seiring dirinya diproyeksikan kembali naik panggung di laga final Piala Liga Inggris saat tim barunya ini berhadapan dengan Manchester United, 26 Februari mendatang, setelah kiper utama Nick Pope harus jalani suspensi laga.

Ini akan jadi panggung sempurna Karius menggapai titik balik kariernya jelang usia kepala tiga.

Pada akhirnya, Karius tetaplah Karius. Akan selalu ada di luar sana yang menjadikannya bahan olok-olokan. Namun, Karius adalah pemenang sesungguhnya dari laga Liverpool versus Madrid semalam, dan dari Alisson dan Courtois kita pun belajar bahwa satu blunder tak seharusnya menghukum bahkan mematikan karier seorang pemain.

Iklan

ENJOYED THIS STORY?

Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

0