Setelah empat tahun beruntun berjuang menghindari degradasi, aspirasi Toulouse adalah berusaha untuk menikmati perjalanan musim yang lebih nyaman.
Alain Casanova, figur yang sudah tidak asing setelah menangani klub selama tujuh tahun pada 2008-2015, diminta untuk menangani skuat. Tapi, awal perjalanan barunya dimulai dengan kurang mengesankan setelah klub memutuskan untuk menjual pemain bertalenta, Alban Lafont dan Issa Diop, ke Fiorentina dan West Ham United secara respektif pada musim panas.
Dinamisme Toulouse berubah - sekarang mereka lebih menyerang - dan telah merengkuh 12 poin dari delapan pertandingan, sebuah perolehan yang kemungkinan besar membuat mereka terhindar dari persaingan zona merah pada Mei mendatang.
Dan bintang baru sudah siap untuk bersinar, meski tidak ada yang lebih mencolok daripada gelandang berusia 20 tahun Ibrahim Sangare, yang memasuki tahun profesional ketiga setelah hengkang ke Prancis dari negaranya, Pantai Gading, di mana ia bermain untuk AS Denguele.
Gettyimages"Secara fisik, dia seperti Yaya Toure tetapi dia mengingatkan saya pada Michael Essien," ujar jurnalis Afrika Alpha Balde menjelaskan kelebihan sang pemain ketika pertama mendarat di Prancis pada 2016.
"Saya menyaksikan Essien pada awal karirnya dan mereka memiliki kekuatan fisik yang sama pada usia itu. Sangare juga sangat bersemangat, dan saya pikir suporter Toulouse akan menikmati semangat juang dan keinginannya untuk berkembang."
Pemain muda ini awalnya menjadi pemain cadangan, tetapi pada akhir musim 2017/18 dia menjadi pemain yang sangat penting hingga bermain reguler tiap pekan. Bahkan, dia sangat jarang kehilangan menit bermain untuk tim pada 2018, hingga dipercaya sebagai starter pada dua pertandingan play-off degradasi melawan Ajaccio musim lalu.
Tidak mengejutkan, Casanova dengan cepat terpukai dengan kemampuan sang gelandang bertahan itu dan meyakini dia punya potensi untuk menjadi bintang Ligue 1.
"Dia asalah satu pemain terbaik yang pernah saya miliki di Toulouse," ujar sang pelatih. "Saya telah menangani gelandang-gelandang kelas atas, seperti Etienne Capoue, Adrien Rabiot dan Moussa Sissoko. Saya pikir dia dalam level itu.
"Saya tahu dia memiliki potensi tetapi saya pikir dia membutuhkan waktu. Di sisi lain, saya tidak terkejut karena semua orang telah mengatakan hal-hal bagus tentang dia. Saya diberitahu: 'Anda akan melihat, dia pemain dengan level yang sangat, sangat tinggi.'"
GoalCasanova bahkan meyakini Sangare adalah pemain yang nyaris komplet, dengan pertahanan solid dan teknik yang kuat, tetapi ada satu aspek yang ia tuntut pada sang pemain untuk dikembangkan.
"Sentuhan pertamanya adalah salah satu yang terbaik, yang pernah saya lihat," sanjungnya. "Dia tenang dalam ruang sempit dan keluar dari tekanan dengan cara istimewa. Dia juga memiliki kemampuan untuk menguasai kembali bola, dan dia banyak berlari.
"Dia masih bisa berkembang secara taktik, tetapi sisanya, dia sangat komplet. Dia bisa bermain sebagai pemain box-to-box atau sebagai No.6."
Dan perbandingan lama dengan Yaya Toure? Mereka masih memakainya. Kapten klub Max Gradel, yang pernah bermain dengan eks Barcelona dan Manchester City itu, memberikan julukan kepada rekan setimnya dengan nama legenda Pantai Gading tersebut.
Sekarang Toulouse berusaha memaksimalkan talentanya selama mereka bisa, karena mereka tahu dia akan segera mengejar hal yang lebih besar lagi.



