Michu - Pemain TerlupakanGoal

Kisah Michu: Dari Kejutkan Sir Alex Ferguson Hingga Jadi Inspirasi Erling Haaland Dan Nasib Baiknya Yang Cepat Pudar

Hanya ada sedikit pemain yang bisa mengejutkan mantan manajer Manchester United Sir Alex Ferguson, dan Michu adalah salah satunya.

Setelah satu musim di LaLiga bersama Rayo Vallecano menyusul beberapa tahun bermain di divisi dua Spanyol, sang penyerang dihadirkan ke Inggris pada 2012 oleh manajer Swansea City Michael Laudrup dan dengan cepat melewati semua ekspektasi.

Dalam debutnya di Liga Primer, Michu mencetak dua gol dan mengklaim satu assist dalam kemenangan tandang 5-0 melawan Queens Park Rangers. Gol-golnya terus berlanjut sebagaimana ia mengakhiri musim Liga Primer 2012/13 dengan lesakan 18 gol.

Performa apik Michu di depan gawang terasa lebih krusiasl di Piala Liga pada tahun tersebut, dengan ia secara tak terduga membantu Swansea memenangkan trofi. Michu berhasil mencetak gol dalam kemenangan di semi-final melawan Chelsea, sebelum kembali mengemas gol saat menang 5-0 atas Bradford City di final.

Ditinjau dari musim debutnya di Inggris, tidak ada yang lebih baik dari dia, dan Ferguson merupakan salah satu sosok yang terkejut dengan kemunculan Michu.

“Saya bahkan belum pernah mendengar namanya sebelum dia datang ke Swansea. Faktanya, saya pikir saya harus berbicara dengan departemen pengintai kami!” kata ikon Setan Merah itu kepada wartawan pada waktu itu.

“Laudrup mencari ke pasar Spanyol seperti Alan Pardew yang menyelam ke pasar Prancis bersama Newcastle [United], dan pada diri Michu, dia memiliki pemain yang sangat bagus.”

Swansea mendatangkan Michu hanya dengan merogoh kocek sebesar £2 juta pada Juli 2012, tetapi transfer itu tampak seperti pertaruhan pada pemain yang hanya berhasil mencetak enam gol sepanjang musim 2010/11 saat bermain di Divisi Segunda.

Meskipun penyerang setinggi enam kaki itu menunjukkan banyak potensi di musim berikutnya saat ia melangkah ke LaLiga, dengan mencetak 15 gol di kompetisi teratas Spanyol, keputusan untuk membawanya ke Inggris tampak berisiko.

Untuk Michu, bagaimanapun, yang memulai karirnya bermain di divisi keempat negaranya dengan Oviedo, ini adalah kesempatannya untuk bersinar di liga yang telah lama dia kagumi.

Sepanjang musim 2012/13, impian pemain Spanyol itu untuk meraih sukses menjadi kenyataan saat ia menemukan performa terbaik dalam kariernya - yang lantas membuatnya bermain satu pertandingan untuk tim nasional dan itu menjadi satu-satunya.

"Dalam kaidah sepakbola, itu adalah tahun terbaik yang bisa saya miliki. Saya mencetak 22 gol dan mengangkat piala di Wembley, kemudian di liga kami mengalahkan Arsenal di Stadion Emirates dan saya mencetak dua gol," kata Michu kepada FourFourTwo pada Agustus.

Penampilannya sangat bagus sehingga laporan mulai bermunculan bahwa klub-klub seperti Barcelona, Real Madrid dan Arsenal tertarik mendatangkannya.

“Saya tidak yakin saya bisa mencapai level Barcelona atau Madrid. Tapi di Arsenal, setelah 22 gol untuk Swansea, saya bisa saja menawarkan sesuatu," tambahnya.

Sayangnya, harapan untuk menjadi Gunner atau bahkan melanjutkan dongengnya dengan Swansea hilang begitu cepat seturut cedera beruntun yang merusak musim keduanya di Liga Primer.

Saat mencoba mencari awal baru, Michu mendapatkan kesempatan untuk pindah secara pinjaman ke Napoli pada 2014, namun cedera sekali lagi menyerang dia sehingga ia hanya bermain enam kali dan tidak berhasil mencetak gol untuk klub Italia.

Michu NapoliGetty

Dalam sekejap, striker itu telah berubah dari properti panas menjadi buangan saat Swansea membiarkannya meninggalkan klub secara permanen pada November 2015. Dia kemudian kembali bermain di divisi empat Spanyol, di mana awal kariernya dimulai, sebelum usianya genap 30.

Penurunan kariernya yang tragis kemudian ia maksimalkan ketika menandatangani kontrak dengan klub masa kecilnya yakni Oviedo pada 2016, yang lantas menjadi musim terakhirnya sebagai pesepakbola. Meski gol tidak lagi mengalir deras untuk Michu sebagaimana ia hanya berhasil mencetak satu gol dalam 27 penampilan Divisi Segunda, setidaknya itu memberinya kesempatan untuk berpisah dengan sepakbola yang telah memberinya sarana untuk mewujudkan mimpi, sekalipun singkat.

Lewat pesan pengunduran dirinya pada 2017, Michu menulis dengan berat hati: “Menurut laporan medis, situasi pergelangan kaki kanan saya saat ini telah sampai pada titik di mana hal itu memaksa saya untuk mengucapkan selamat tinggal sebagai pesepakbola profesional hari ini. Meskipun saya mengucapkan selamat tinggal kepada Anda dengan begitu banyak kesedihan, saya tahu bahwa kita akan selalu bersatu.

“Saya berterima kasih dari lubuk hati saya yang paling dalam atas semua momen ajaib yang telah Anda berikan kepada saya selama ini. Saya merasa terhormat telah memenuhi impian sejak masa kanak-kanak. Impian menjadi seorang pemain profesional dalam olahraga ini.

"Karena Anda, publik telah memberiku kasih sayang yang tak ternilai yang tidak akan pernah bisa saya balas. Sungguh, saya merasa seperti tidak melakukan apa-apa untuk pantas mendapatkan semuanya."

Sementara Michu bagaikan lilin yang menyala terlalu terang, kisah heroiknya yang sekilas di depan gawang tidak akan pernah dilupakan oleh penggemar Swansea, juga pesepakbola yang tengah merajut mimpi.

Talenta Borussia Dortmund Erling Haaland baru-baru ini mengungkapkan bahwa Michu, bersama dengan Cristiano Ronaldo dan Zlatan Ibrahimovic, adalah salah satu dari tiga pemain favoritnya.

Ini membuktikan bahwa Michu memiliki pengaruh besar dalam waktunya yang terlalu singkat.

Iklan
0