Kilas Balik Piala Eropa - Euro 2016

---

TUAN RUMAH EURO 2016: PRANCIS

---

Prancis terpilih sebagai penyelenggara gelaran Piala Eropa edisi ke-15 ini setelah mengalahkan Turki dan Italia. Sebanyak 10 stadion di 10 kota di Prancis menjadi tempat diselenggarakannya Euro 2016. Ini ketiga kalinya Prancis terpilih sebagai tuan rumah Euro setelah edisi perdana pada 1960 dan juga pada 1984 ketika mereka menjadi juara di rumah sendiri.

Tema besar dari Euro 2016 adalah perubahan format turnamen. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, putaran final Euro diikuti oleh 24 peserta, naik cukup signifikan dari yang sebelumnya hanya 16 negara. Kenaikan jumlah partisipan itu berimbas pada membengkaknya fase grup menjadi enam grup.

Euro 2016 juga memberi kesempatan kepada tim berperingkat ketiga terbaik di fase grup untuk melaju ke fase gugur. Menariknya, itulah yang dialami sang juara Portugal di mana mereka lolos sebagai peringkat ketiga sebelum terus melaju hingga menjadi kampiun Eropa untuk pertama kali.

---

DATA & STATISTIK

---

Getty Images

---

KUALIFIKASI

---

Prancis sebagai tuan rumah lolos secara otomatis ke putaran final Euro 2016. Sebanyak 23 tempat lainnya diperebutkan oleh 53 negara dalam serangkaian pertandingan kualifikasi yang terbagi ke dalam sembilan grup. Rinciannya, delapan grup berisikan enam tim dan satu grup berisikan lima tim.

Mengingat ada perubahan format di Euro 2016, dua tim yang finis teratas di kualifikasi ini bakal otomatis lolos ke Prancis. Satu slot otomatis juga diraih oleh tim peringkat ketiga terbaik, sedangkan empat tiket tersisa didapatkan melali jalur play-off.

Satu tim debutan berlaga pada kualifikasi Euro 2016, yakni Gibraltar, menyusul afiliasnya dengan UEFA pada 2013. Namun, cerita utama terjadi di kualifikasi Grup A di mana salah satu tim langganan Piala Eropa, Belanda, hanya sanggup finis di posisi keempat.

Oranje kalah bersaing dengan Republik Ceko, Islandia, dan Turki. Ini pertama kalinya Belanda tidak main di putaran final Euro sejak 1984. Padahal, 16 bulan sebelumnya, Belanda mampu menduduki peringkat ketiga di Piala Dunia 2014.

Tim-tim favorit seperti Jerman, Inggris, Italia, Portugal, dan juara bertahan Spanyol mampu lolos sebagai juara grup. Sebanyak lima tim lolos ke putaran final Euro untuk pertama kali, yakni Wales, Albania, Irlandia Utara, Islandia, dan Slowakia.

---

PUTARAN FINAL

---

Shaun Botteril

Empat dari lima tim debutan di Euro 2016 mampu menunjukkan sinarnya di Prancis. Hanya Albania yang tidak lolos dari fase grup, sementara Irlandia Utara, Islandia, Wales, dan Slowakia sukses melaju ke fase gugur. Bahkan, Islandia dan Wales mampu menciptakan keajaiban di turnamen ini.

Setelah finis solid sebagai runner-up Grup F, Islandia dihadapkan raksasa Inggris di babak 16 besar. Tak diunggulkan, Islandia malah sukses membuat salah satu kejutan terbesar di Euro dengan mampu menjungkalkan Inggris 2-1 kendati sempat kebobolan lebih dulu. Langkah Islandia baru terhenti di tangan tuan rumah Prancis di perempat-final. Meski tersingkir dengan kekalahan telak 5-2, viking clap dari fans Islandia akan selalu dikenang sebagai penanda kisah ajaib tim kesayangan mereka di Euro 2016.

Namun, status debutan paling bersinar di Euro 2016 jatuh kepada Wales. Gareth Bale dkk. bukan cuma sekadar lolos sebagai juara grup, tapi juga terus melaju hingga ke semi-final, yang jadi pencapain terbaik sepanjang sejarah mereka di pentas internasional. Tim besutan Chris Coleman ini bahkan sukses menyingkirkan Belgia di perempat-final sebelum takluk dari Portugal di semi-final.

Juara bertahan Spanyol hanya melangkah sampai babak 16 besar saja setelah dikalahkan Italia sekaligus sebagai revans di final Euro 2012. Namun, Italia kemudian tersisih oleh Jerman di perempat-final melalui adu penalti dramatis, yang dikenang karena momen penalti gagal Simone Zaza. Jerman melaju, tapi kebintangan Antoine Griezmann di semi-final memupus harapan Die Mannschaft untuk mengawinkan gelar Piala Dunia 2014 dengan Piala Eropa 2016 seiring kekalahan 2-0 dari Prancis.

Pada akhirnya, Portugal-lah yang tersenyum paling lebar dengan mengalahkan tuan rumah Prancis di final. Padahal, pasukan Fernando Santos tidak tampil meyakinkan di sepanjang turnamen. Bahkan, dari tujuh laga yang dilakoni, Portugal hanya menang sekali di waktu 90 menit, yakni saat mengalahkan Wales 2-0 di semi-final. Sisanya, Cristiano Ronaldo dkk. cuma bisa meraup hasil seri atau menang lewat babak perpanjangan waktu maupun adu penalti.

Di fase grup, mereka tak pernah menang dengan hanya tiga kali bermain imbang sehingga harus lolos lewat jalur peringkat ketiga terbaik. Ya, Portugal finis di bawah Hongaria dan Islandia. Di babak 16 besar, tandukan Ricardo Quaresma di menit ke-116 jadi penentu. Lalu mereka menyingkirkan Polandia via adu penalti di perempat-final. Setelah memukul Wales di semi-final, Portugal lantas menjungkalkan Prancis lewat gol tunggal Eder di babak extra time.

             

---

FINAL: PORTUGAL 1-0 PRANCIS

---

Gettyimages

Barangkali banyak yang menganggap Portugal tidak pantas sebagai kampiun Euro 2016 lantaran performa mereka yang tidak sepenuhnya meyakinkan di hampir sepanjang turnamen. Bagaimana mungkin tim yang tidak pernah menang di fase grup mampu menjadi juara Eropa.

Namun, publik lupa bahwa Portugal sebetulnya adalah tim yang sangat kuat secara fisik dan mental dan juga sangat sulit ditaklukkan. Itulah yang mereka tunjukkan di final melawan tuan rumah Prancis. Buktinya, kehilangan Cristiano Ronaldo -- pemain terbaik sepanjang masa mereka -- di awal laga karena cedera tidak jadi persoalan.

Portugal sukses mengimbangi permainan dominan Prancis, mampu bertahan di tengah gempuran serangan Prancis, sebelum akhirnya menyengat di menit ke-109. Adalah striker pengganti Eder yang mampu melepaskan tendangan keras dari luar kotak penalti yang menembus jala Hugo Lloris. Sebuah gol yang tak ternilai harganya buat Selecao seiring mereka merengkuh Piala Eropa untuk pertama kali.

---

PERTANDINGAN TERBAIK: WALES 3-1 BELGIA

---

Getty Images

Ada banyak pertandingan seru dan apik di turnamen ini. Soal banyak-banyakan gol, maka duel Portugal vs Hongaria (3-3) di Grup F dan Prancis vs Islandia (5-2) di perempat-final jadi yang paling memanjakan mata penonton.

Namun laga perempat-final antara Belgia dan Wales berhasil membuat kita kembali jatuh cinta dengan sepakbola. Belgia datang sebagai salah satu favorit dan diyakini mendapatkan lawan mudah dalam wujud Wales. Alih-alih melaju mulus, Belgia besutan Marc Wilmots justru kolaps oleh tim debutan Euro itu.

Gol pembuka nan cantik Radja Nainggolan membuat laga ini berjalan sesuai skenario. Namun, Wales merusaknya berkat formasi 3-5-2 yang solid serta serangan balik mematikan. Ashley Williams menyamakan skor, sebelum Hal Robson-Kanu seperti kerasukan Johan Cruyff untuk membalikkan keadaan. Sam Vokes lalu menutup dengan tandukan mautnya.

---

PEMAIN TERBAIK

---

Gettyimages

Kendati harus puas menjadi runner-up di rumah sendiri, Prancis tetap memiliki juara dalam diri Antoine Griezmann. Ya, Euro 2016 adalah turnamennya Griezmann lewat keberhasilannya menyabet penghargaan pemain terbaik ajang ini.

Griezmann yang saat itu masih membela Atletico Madrid menginspirasi langkah meyakinkan Prancis dari fase grup hingga ke final lewat gol-golnya. Ia pun keluar sebagai topskor dengan sumbangsih enam gol, jumlah yang dua kali lipat lebih banyak ketimbang pesaing terdekatnya, Cristiano Ronaldo (Portugal) dan Olivier Giroud (Prancis).

Salah satu performa terbaik Griezmann hadir di semi-final melawan Jerman di mana ia memborong seluruh gol kemenangan 2-0 untuk Les Bleus.

---

MOMEN TERBAIK

---

Getty Images

Cristiano Ronaldo mengawali final Euro 2016 dengan tangisan kesal lantaran ia harus ditarik keluar akibat cedera. Meski sudah tidak bermain, ia terus membakar semangat rekan-rekannya dari pinggir lapangan. Ia bahkan terlihat menyaingi pelatih Fernando Santos dengan memberi teriakan dan instruksi. Upaya CR7 menjadi motivator dan pelatih dadakan ini tak sia-sia. Portugal bermain solid dan mengunci kemenangan bersejarah lewat gol tunggal Eder.