West Germany European Championships Euro 1980Getty

Kilas Balik Piala Eropa - Euro 1980


TUAN RUMAH EURO 1980: ITALIA


Format Kejuaraan Eropa mengalami perubahan pada Euro 1980 dengan menghadirkan delapan negara peserta putaran final. Tuan rumah dipilih sejak awal dan mendapat hak lolos otomatis, seperti halnya tuan rumah Piala Dunia. Format putaran final dibagi ke dalam dua grup. Juara masing-masing grup bertemu di final, sementara runner-up setiap grup akan memperebutkan peringkat ketiga.

Jerman Barat, Inggris, Yunani, Swiss, dan Belanda mengajukan diri sebagai tuan rumah, tetapi Italia terpilih untuk kali kedua dalam sejarah turnamen. Barangkali bukan keputusan yang bijak dari UEFA karena Serie A sedang dilanda skandal korupsi yang menimpa AC Milan dan beberapa klub, jumlah penonton dan pemirsa televisi untuk pertandingan yang tidak melibatkan Italia mengecewakan, dan paduan hooliganisme serta permainan defensif mewarnai Euro 1980.


DATA & STATISTIK


West Germany European Championships Euro 1980Getty
   
 Jumlah Peserta 8
 Juara: Jerman Barat
 Runner-Up: Belgia
 Total Gol: 27 (1,93 per laga)
 Topskor: 3 Gol - Klaus Allofs (Jerman Barat)
 Total Penonton: 345.463 (24.676 per laga)
 Nama-Nama Stadion: Stadio Olimpico (Roma), San Siro (Milan), San Paolo (Napoli), Stadio Comunale (Turin)

KUALIFIKASI


Artikel dilanjutkan di bawah ini

Babak kualifikasi diikuti 31 tim yang dibagi ke dalam tujuh grup, tiga terdiri dari lima tim dan empat lainnya empat tim. Pertandingan dimainkan antara Mei 1978 dan Februari 1980. Tidak semua pertandingan dimainkan serempak.

Inggris, dilatih Ron Greenwood, hanya kehilangan satu poin di Grup 1, mencetak 22 gol (Kevin Keegan memborong tujuh), kebobolan lima kali, dan unggul enam poin di atas peringkat kedua, Irlandia Utara.

Belgia juga tak terkalahkan di puncak Grup 2 meski sebagian besar bermain imbang. Spanyol, yang diperkuat Vicente del Bosque, muncul dari Grup 3 dengan mengatasi Yugoslavia. Dari Grup 4, Belanda lolos.

Juara bertahan Cekoslowakia menyingkirkan Prancis di Grup 5 dan di Grup 6 Yunani tampil sebagai juara. Uni Soviet untuk kali pertama gagal melangkah ke putaran final karena menempati juru kunci Grup 6.

Klaus Fischer mencetak enam gol sepanjang kualifikasi yang diikuti Jerman Barat dan mereka tampil tak terkalahkan di Grup 7 serta hanya kebobolan satu kali.

Babak Grup 
Grup 1:Inggris, Irlandia Utara, Republik Irlandia, Bulgaria, Denmark
Grup 2:Belgia, Austria, Portugal, Skotlandia, Norwegia
Grup 3:Spanyol, Yugoslavia, Rumania, Siprus
Grup 4:Belanda, Polandia, Jerman Timur, Swiss, Islandia
Grup 5:Cekoslowakia, Prancis, Swedia, Luksemburg
Grup 6:Yunani, Hongaria, Finlandia, Uni Soviet
Grup 7:Jerman Barat, Turki, Wales, Malta

PUTARAN FINAL


Dari 14 pertandingan yang dimainkan di putaran final, hanya dihasilkan 27 gol. Grup A menghasilkan 13 gol, sementara Grup B hanya sembilan. Tuan rumah Italia menunjukkan atmosfir turnamen. Mereka tak terkalahkan dalam tiga pertandingan grup, tapi hanya mampu sekali mencetak gol.

Grup A dibuka dengan ulangan final 1976 antara Cekoslowakia dan Jerman Barat. Pertemuan ini ditentukan gol tunggal Karl-Heinz Rummeningge melalui sundulan kepala. Sementara, Belanda harus bersusah payah menaklukkan Yunani melalui penalti Kees Kist.

Pada pertemuan berikutnya, Jerman Barat menghadapi Belanda dan tercipta banyak gol. Bernd Schuster tampil sebagai inspirator permainan Jerman Barat dan menjadi pelayan bagi setiap gol Klaus Allofs, yang menciptakan hat-trick, untuk membawa tim unggul 3-0. Lotthar Matthaeus, 19 tahun, menyebabkan penalti yang dimanfaatkan Johnny Rep dan kemudian Rene van der Kerkhoff menjadikan skor 3-2.

Cekoslowakia sukses membekuk Yunani 3-1, tetapi sisa pertandingan Grup A menghasilkan laga tanpa pemenang. Hanya 4.276 pasang mata yang menyaksikan Cekoslowakia berbagi skor 1-1 dengan Belanda, sementara Jerman Barat bermain kacamata dengan Yunani.

Grup B dibuka dengan Belgia bertemu Inggris di Turin. ada insiden gas air mata di lapangan yang menyebabkan pertandingan harus terhenti beberapa saat. Ray Wilkins membawa Inggris unggul, tetapi dapat disamakan Jan Ceulemans.

Di Milan, Spanyol bermain tanpa gol melawan Italia, kemudian mereka kalah 2-1 dari Belgia. Italia harus mengalahkan Inggris dengan dua gol jika ingin lolos ke final, tetapi hanya mampu menghasilkan gol tunggal Marco Tardelli. Laga penentuan Belgia dan Italia berakhir imbang tanpa gol sehingga tuan rumah pun tersingkir akibat produktivitas gol.

Pada perebutan tempat ketiga, Italia bermain 1-1 melawan Cekoslowakia hingga waktu normal berakhir. Adu penalti pun digelar dan 17 tendangan pertama menemui sasaran, sampai akhirnya Jaroslav Netolicka berhasil membendung eksekusi Fulvio Cullovati. Cekoslowakia pun menang 9-8.

Grup A   
Cekoslowakia0-1Jerman Barat11 Juni, Olimpico
Belanda1-0Yunani11 Juni, San Paolo
Jerman Barat3-2Belanda14 Juni, San Paolo
Yunani1-3Cekoslowakia14 Juni, Olimpico
Belanda1-1Cekoslowakia17 Juni, San Siro
Yunani0-0Jerman Barat17 Juni, Stadio Comunale
Klasemen M M S K SG P
1. Jerman Barat3210+25
2. Cekoslowakia3111+13
3. Belanda311103
4. Yunani3012-31
 
Grup B   
Belgia1-1Inggris12 Juni, Stadio Comunale
Spanyol0-0Italia12 Juni, San Siro
Belgia 2-1Spanyol15 Juni, San Siro
Inggris0-1Italia15 Juni, Stadio Comunale
Spanyol1-2Inggris18 Juni, San Paolo
Italia0-0Belgia18 Juni, Olimpico
Klasemen M M S K SG P
1. Belgia3120+14
2. Italia3120+14
3. Inggris311103
4. Spanyol3012-21
 
Perebutan Ketiga    
Cekoslowakia1-1
9-8 (pen)
Italia21 Juni, San Paolo
Final    
Belgia1-2Jerman Barat22 Juni, Olimpico

FINAL: BELGIA 1-2 JERMAN BARAT


Lolos ke final Euro untuk kali ketiga beruntun, Jerman Barat menjadi tim yang diunggulkan. Pasukan Jupp Derwall ini dipimpin visi dan kecepatan Schuster dan gelar kedua di kancah Eropa berhasil dipersembahkan oleh pahlawan yang tak disangka-sangka, Horst Hrubesch.

Pada menit kesepuluh, Schuster bertukar umpan dengan Allofs dan berlari menyilang untuk melepaskan umpan cerdik ke arah Hrubesch. Tendangan rendah Hrubesch berhasil menciptakan keunggulan untuk Jerman Barat.

Berupaya menggandakan keunggulan, upaya Hansi Muller, Allofs, serta Schuster tidak mampu menaklukkan kebolehan Jean-Marie Pfaff. Belgia membalas. Harald Schumacher beraksi menyelamatkan peluang Rene Vandereycken sampai akhirnya Francois van der Elst dilanggar Uli Stielike di area terlarang. Penalti sukses dieksekusi Vandereycken dengan sisa waktu 15 menit.

Memasuki menit-menit akhir, Jerman Barat menciptakan gol penentu. Pfaff salah mengantisipasi tendangan penjuru sehingga Hrubesch mampu melesakkan sundulan dari tiang dekat. Gol kedua baginya di ajang internasional sekaligus trofi untuk negaranya.


PERTANDINGAN TERBAIK


Sedikit sekali yang bisa diangkat dari turnamen yang majal dan bisa dibilang membosankan ini, tapi setidaknya laga final bisa sedikit menyelamatkan gengsi Euro dengan menyajikan drama dan adu kehebatan kedua finalis. Meski kehilangan Hans-Peter Briegel karena cedera pada babak kedua, kreativitas pasukan muda Jerman Barat mengungguli Belgia untuk menyabet gelar juara.


PEMAIN TERBAIK


Sukses Jerman Barat ditentukan gelandang serang asal Koln, Schuster, yang tampil dengan tenaga, kecepatan, dan visi yang menghasilkan empat gol untuk negaranya.

Usai Euro, pemain 20 tahun itu bergabung ke Barcelona dan tampil bersinar dengan mencetak sejumlah gol serta menjuarai Primera Liga 1985. Namun, Si Malaikat Pirang beberapa kali berseteru dengan pelatihnya, seperti Udo Lattek di Barcelona dan Derwall di timnas Jerman Barat. Setelah 21 caps, dalam usia 24 tahun, Schuster menyatakan pensiun dari timnas.

Kemudian, secara kontroversial Schuster meninggalkan Barcelona untuk bergabung ke Real Madrid dan memenangkan dua gelar liga lagi. Setelah pindah ke Atletico Madrid, Schuster pulang ke Jerman dengan berseragam Bayer Leverkusen. Sebagai pelatih, Schuster dinobatkan sebagai pelatih terbaik 2006 saat menangani Getafe dan kemudian membawa Real Madrid juara liga 2008. Terakhir, Schuster menanggalkan jabatan sebagai pelatih klub Tiongkok Dailan Yifang pada 2019.


MOMEN TERBAIK


Dipanggil ke dalam skuad Jerman Barat karena Klaus Fischer menderita cedera patah kaki, Horst Hrubesch, atau Si Monster, mencetak gol penentu di laga puncak dengan kehandalannya, sundulan kepala. Itu merupakan momen terbaik dalam karier. Gol kemenangan itu menjadi yang kedua dalam lima penampilan bersama timnas. Tiga pekan sebelumnya, Hrubesch tampil mengecewakan ketika Hamburg SV dikalahkan Nottingham Forest di final Piala Champions.

Iklan