Thailand menjadi kampiun pada turnamen inaugurasi antarnegara Asia Tenggara yang digelar di Singapura, 20 tahun silam.
Sesuai dengan kesepakatan federasi sepakbola Asia Tenggara (AFF) digelar turnamen dua tahunan antarnegara sebagai ajang tertinggi kompetisi sepakbola di kawasan tersebut. Seiring dengan itu, SEA Games diputuskan hanya diikuti timnas U-23 karena turnamen dwitahunan ini akan menjadi tingkat tertinggi kompetisi antarnegara Asia Tenggara.
Untuk edisi pertama Piala AFF digelar di Singapura dan menggandeng perusahaan bir Tiger. Turnamen pun menggunakan nama resmi Piala Tiger. Hingga saat ini, Piala AFF edisi perdana ini menjadi satu-satunya partisipasi Brunei Darussalam. Hingga beberapa edisi berikutnya, Brunei menolak berpartisipasi karena turnamen disponsori perusahaan minuman beralkohol.
Indonesia memberangkatkan tim yang dilatih Danurwindo dan bermaterikan paduan pemain senior dengan pemain muda hasil kompetisi Primavera di Italia. Yeyen Tumena, Eko Purjianto, dan Anang Ma'ruf mendampingi para bek berpengalaman seperti Robby Darwis dan Jaya Hartono. Bima Sakti menjadi muka baru yang menghuni lini tengah bersaing bersama Fakhri Husaini dan Ansyari Lubis. Di lini depan Kurniawan Dwi Yulianto masuk tim mendampingi Peri Sandria dan Widodo Cahyono Putro.
Artikel dilanjutkan di bawah ini
Kekuatan sepakbola Asia Tenggara saat itu masih timpang. Ada celah yang lebar antara kekuatan tradisional seperti Thailand, Malaysia, dan Indonesia dengan Myanmar, Laos, Kamboja, Filipina, dan Brunei. Sedangkan Vietnam dan Singapura sedang menata diri sebagai kekuatan baru.
Pertandingan pertama sepanjang sejarah turnamen dilakukan oleh Singapura dan Malaysia. Bertempat di Stadion Nasional Kallang, 1 September 1996, kedua negara bertetangga itu berbagi hasil sama kuat 1-1. Penyerang tajam Malaysia, K.Sanbagamaran, menjadi pencetak gol pertama Piala AFF. Di menit-menit akhir pertandingan, striker kawakan Singapura, Fandi Ahmad, melesakkan gol balasan. Inilah partisipasi terakhir Fandi untuk Singapura. Sayangnya, empat gol yang disumbangkannya selama turnamen tidak mampu membawa Singapura lolos dari fase grup.
Langkah Indonesia begitu mulus di penyisihan Grup A. Tiga tim gurem dilalap habis: Myanmar, Laos, dan Kamboja. Ketika menghadapi Vietnam, Indonesia berbagi angka 1-1. Catatan khusus, partisipasi di Piala AFF edisi perdana ini menandakan kembali aktifnya Vietnam di dunia sepakbola internasional setelah dilanda perang serta kemudian pembentukan asosiasi baru pada awal 1990-an. Setahun setelah Piala Tiger ini, Vietnam mengikuti SEA Games Jakarta setelah absen selama hampir 20 tahun.
AFF
Rekor Indonesia sangat meyakinkan, mencetak 15 gol dan hanya kebobolan tiga kali. Wajar jika publik mengantisipasi laga puncak akan mempertemukan Merah-Putih dengan Thailand, yang diperkuat duet tajam Natipong Sritong-in dan Kiattisuk Senamuang.
Namun, Indonesia tampil antiklimaks di babak semi-final menghadapi Malaysia. Garuda menyerah kalah 3-1. Dalam 15 menit pertama, Indonesia sudah tertinggal dua gol lewat gol-gol "Super Sanba" Sanbagamaran dan Rusdee Sulong. Gol bunuh diri Azmil Azali sebelum jeda menghidupkan peluang Indonesia, tapi perjuangan menyamakan kedudukan runtuh ketika Shamsurin Abdul Rahman mencetak gol terakhir Malaysia.
Di final, Malaysia bertemu dengan Thailand yang sukses menjinakkan anak baru Vietnam, 4-2. Sebelum final, Vietnam memastikan diri menjadi juara ketiga berkat kemenangan 3-2 atas Indonesia. Laga puncak sendiri berakhir dengan kemenangan Thailand berkat gol penyerang emas mereka, Senamuang, pada menit kesembilan.
Thailand berhak menggondol hadiah uang sebesar USD 80 ribu. Gelar juara kian lengkap dengan sukses Sritong-in menjadi topskor turnamen dengan mengemas total tujuh gol. Gelar pemain terbaik diberikan kepada libero klasik Harimau Malaya, Zainal Abidin Hassan.
DATA & FAKTA PIALA AFF 1996
AFF
PERTANDINGAN PIALA AFF 1996
AFF