Oguzhan Ozyakup, John Obi Mikel, Trabzonspor v Besiktas 09292019AA

Keberanian John Obi Mikel Soal Virus Corona Jadi Akhir Kariernya?

Baik atau buruk, John Mikel Obi selalu punya opini untuk dibagi. 

Itulah kualitas yang telah menjadikannya seorang kapten istimewa untuk tim nasional Nigeria dalam waktu yang lama dan menjadi pemain yang begitu dicintai fans. Tetapi dalam beberapa titik, menciptakan hubungan yang kurang harmonis dengan Federasi Sepakbola Nigeria. Keberaniannya untuk berbicara dan mempertahankan prinsip dianggap sebagai sikap kurang patuh di tengah-tengah budaya gerontokrasi. 

Setelah nyaris satu tahun pensiun dari level internasional, keberaniannya berbicara menghadirkan masalah lagi. Kali ini dengan Trabzonspor yang menyorot komentar soal minimnya kepekaan otoritas sepakbola Turki. 

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Tentu saja virus corona ada di balik episode ini. WHO telah menyebutnya sebagai sebuah pandemi sehingga sederet liga di Eropa menghentikan aktivitas. 

Sejumlah nama beken termasuk pelatih Arsenal Mikel Arteta, Callum Hudson-Odoi, Blaise Matuidi dan Daniele Rugani ditambah 35 persen anggota skuad Valencia dan sejumlah anggota skuad Samdoria (Anda dapat meneruskan daftar ini), terpapar oleh virus tersebut. 

Akan tetapi, Super Lig seperti tidak terpengaruh, pada awalnya bersikeras fans dapat hadir di stadion namun akhirnya mereka mengambil sikap untuk menggelar laga tanpa penonton. 

Trabzonspor v Basaksehir 03152020AA

Itu yang dipermasalahkan oleh Mikel melalui Instagram dengan menegaskan "tidak merasa nyaman bermain sepakbola di situasi seperti sekarang" dan menyebut "semua orang harus berada di rumah bersama keluarga dan orang-orang tercinta di waktu-waktu kritis ini."

"Masih ada hal yang lebih penting ketimbang sepakbola," tulisnya. 

Pujian layak diberikan pada John Obi karena mau mengatakan apa yang ada di benak ribuan mungkin jutaan orang lainnya. Striker Galatasaray Radamel Falcao sepakat dan dia bukan satu-satunya. Akan tetapi Trabzonspor yang sedang memburu gelar tidak menyukai itu dan menganggap adegan tersebut sebagai sebuah perbedaan pendapat.

Hasilnya: Kedua kubu setuju berpisah. Pernyataan baik-baik apapun yang dilontarkan menjadi hancur berkeping-keping ketika mengetahui fakta jika Mikel tidak akan menerima kompensasi apapun dan tidak mendapatkan bonus. 

Di luar sebuah kepuasan karena menjadi seorang martir dan bersikeras mempertahankan pendapat, karier Mikel sekarang menjadi tidak jelas. 

Mantan pemain Chelsea ini berusia 32 dan dua anak perempuannya lahir dan dibesarkan di London, jadi kembali ke Inggris mungkin jadi pilihan. 

John Obi Mikel Ankaragucu v Trabzonspor 11232019AA

Berkiprah lagi di Liga Primer mungkin sudah di luar jangkauan tetapi setidaknya dia pernah memperlihatkan aksi impresif saat dipinjamkan selama enam bulan untuk mentas di Championship pada 2018. 

Bekerja di bawah arahan Tony Pulis mungkin menjadi tugas yang paling berat bagi seorang gelandang, namun Mikel mampu menjawab tantangan itu dan meraih sejumlah pujian. Dia memimpin Boro hingga hanya terpaut satu poin dari zona promosi play-off. Kontrak jangka pendek bisa menjadi pilihan terbesar. 

Lebih jauh lagi, situasi yang dialami Mikel mungkin bakal menjadi lebih rumit. 

Virus corona membuat Mikel kesulitan mencari waktu yang tepat untuk kembali ke lapangan hijau, mengingat kompetisi sudah mendekat ke akhir sementara musim baru belum juga masuk pembahasan. Euro memang sudah dipastikan mundur ke 2021 namun nasib liga-liga di Eropa masih belum jelas. 

Pada April nanti Mikel akan berusia 33 dan dia pernah mengatakan tidak tertarik untuk berlama-lama di lapangan hijau. Dengan demikian virus corona mungkin telah mengakhiri kariernya di lapangan hijau. 

Iklan