Marselino Ferdinan | Indonesia U19 vs Thailand U19 Piala AFF U19 2022PSSI

Interviu Shohei Matsunaga: Asistensi Mantan Bintang Persib Bandung Buat Marselino Ferdinan Di KMSK Deinze

Berkarier di Indonesia pada rentang 2011–2020 membuat Shohei Matsunaga dinilai menjadi irisan yang tepat sebagai duta ACA Football Partners (ACAFP) Asia yang berfokus untuk Indonesia.

ACAFP adalah perusahaan induk KMSK Deinze, klub kasta kedua Belgia yang tengah dibela bintang belia timnas Indonesia, Marselino Ferdinan.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Selain membahas terkait perkembangan Marselino, Matsunaga juga menjawab pertanyaan menyoal proyek yang tengah digarap bersama mantan eks timnas Jepang sekaligus mantan pelatih Kamboja, Keisuke Honda.

Mantan pemain yang menutup karier di Indonesia bersama PSIS Semarang itu juga mengaku antusias menyambut laga Jepang versus Indonesia pada fase grup Piala Asia 2023.

Berikut ini adalah interviu GOAL Indonesia dengan Matsunaga:

Shohei MatsunagaIstimewa

1. Goal Indonesia (GI): Bisa Anda gambarkan tentang tugas sebagai duta ACA Football Partners (ACAFP) selaku perusahaan induk KMSK Deinze, klub asal Belgia yang tengah dibela Marselino Ferdinan?

Shohei Matsunaga (SM): Ya, saya kini dipercaya sebagai duta ACAFP selaku untuk Indonesia. Saya bertugas menjembatani hubungan sejumlah klub Asia dan Eropa khususnya yang tergabung dalam kemitraan ACAFP. Saat ini, fokus saya adalah bertugas di Indonesia. Saya berkarier di Liga Indonesia pada periode 2011–2020, jadi saya cukup punya banyak teman di sini.

2. GI: Sebagai pemain asal Asia yang pernah mencoba peruntungan di Eropa, bagaimana perasaan Anda kala itu? Apa saran untuk pemain asal Asia, khususnya Indonesia, untuk paling tidak mereka betah menapak karier di luar negeri.

SM: Saya memutuskan keluar dari Jepang pada 2007, waktu itu usia saya baru 19 tahun. Marselino baru berusia 18 tahun dan dia sudah berani untuk keluar dari zona nyaman, pindah ke Deinze di Belgia.

Yang pertama, Marselino harus beradaptasi terkait cuaca, bahasa, dan makanan. Tapi saya pikir dia sudah bisa dibilang pemain bagus, dia tampil reguler di level klub dan tim nasional, dia punya visi bermain yang oke, dia memiliki kemampuan mencetak gol. Hanya secara fisik, badannya masih terhitung kurus, jadi nanti akan ada proses, pelan-pelan. Tapi secara kesuluruhan, progres dia bagus di Deinze. Saya juga turut membantu, di samping dari pihak klub.

Yang terpenting bagi pemain Asia yang main di Eropa adalah 'mindset' dan persistensi. Tapi Marselino sudah bagus di Belgia, jadi saya tidak ada masalah.

3. GI: Di luar Deinze, ada proyek yang tengah Anda bangun bersama Keisuke Honda di Indonesia?

SM: Saya nge-fans sama Honda. Sejak di Jerman, saya banyak dibantu sama dia. Sebelum datang ke Indonesia, saya juga mengenal banyak teman yang juga kenal sama dia.

Honda berminat melatih di Indonesia. Ada klub yang menginginkannya. Tapi, saya belum bisa kasih tahu klub mana yang sudah mengajukan tawaran.

4. GI: Apa arti Indonesia untuk Anda? Kemudian apa momen paling berkesan selama karier Anda di sini?

SM: Saya sembilan tahun berkarier di Indonesia. Ya tentu, saya sangat senang main di sini, dengan suporter yang menghadirkan atmosfer yang luar biasa. Orang Indonesia secara umum juga baik-baik kepada saya. Sekarang saya sudah pensiun, dan kini giliran saya untuk membantu sepakbola Indonesia.

Paling berkesan di Indonesia? Kala membela Persib pada periode pertama (2011). Semua tahu, Persib adalah salah satu tim terbesar di Indonesia. Setiap hari kami dituntut untuk bertindak profesional. Klub didukung fans fanatik. Setiap hari kami menerima pujian saat tim bermain bagus, tapi pas lagi tidak bagus, siap-siap menerima banyak cacian lewat sms. Belum ramai media sosial kala itu.

Tapi periode karier yang paling saya nikmati adalah saat berkostum PSMS Medan pada musim 2018/19. Waktu itu saya dilatih pelatih asal Inggris, Peter Butler. Sebelumnya, kami bekerja sama di Persiba Balikpapan. Dia suka gaya bermain saya, sebaliknya saya juga suka gaya melatih dia. Dia mampu membuat saya tampil lepas, tanpa beban, nyaman.

Saya bergabung di PSMS pada putaran kedua dan mencetak sekitar 7-8 gol, tapi saya tim kami terdegradasi. Saya ingat betul kami kompak sekali sebagai tim, saya memiliki hubungan dekat sama Abdul Aziz (Lutfi Akbar).

5. GI: Setidaknya ada delapan pemain asing asal Jepang yang menjadi pilar tim-tim Liga 1 sejak awal musim lalu, menurut Anda mengapa pemain asal Jepang masih jadi primadona setidaknya di Indonesia?

SM: Saya sangat senang melihat banyak pemain Jepang meniti karier di Indonesia, dan saya berharap lebih banyak lagi pemain yang dapat berperan aktif di masa depan.

Saya bersyukur pernah berkarier di Indonesia, dan karena sekarang saya sudah pensiun, saya ingin berkontribusi meski sedikit untuk perkembangan sepakbola Indonesia.

6. GI: Indonesia tergabung bersama Jepang pada Piala Asia 2023, apakah bakal ada kejutan?

SM: Jagokan siapa? Ya, tetap Jepang. Tapi, Indonesia baru meraih sukses dengan medali emas SEA Games. Mental Indonesia sedang terangkat dan berpotensi menyulitkan. Akan sangat seru untuk menyaksikan laga Indonesia vs Jepang, saya akan menonton langsung di Qatar.

Karou Mitoma melawan Asnawi Mangkualam di sisi kanan pertahanan Indonesia bakal sangat menarik. Semoga Indonesia akan menemani Jepang untuk lolos ke fase gugur.

Iklan