“Saya tidak tahu apakah dia bisa kembali bermain sepakbola lagi”. Itu adalah kalimat yang dilontarkan oleh profesor Sanjay Sharma, seorang kardiolog olahraga di Universitas St George, London, yang juga pernah bekerja dengan Christian Eriksen saat ia masih di Tottenham Hotspur.
Seperti diketahui, dunia diguncang dengan kolapsnya Eriksen saat ia memperkuat Denmark di laga pembuka Euro 2020 melawan Finlandia pada Sabtu (12/6). Waktu itu, pemain yang kini memperkuat Inter Milan tersebut hendak menerima bola lemparan dalam namun justru jatuh tersungkur tak sadarkan diri.
Kejadian itu terjadi di menit ke-41 dan memaksa wasit Anthony Taylor untuk menghentikan pertandingan sembari memberi kesempatan kepada tim medis untuk melakukan penanangan terhadap Eriksen, sebelum yang bersangkutan dilarikan ke rumah sakit.
Diduga Eriksen mengalami serangan jantung dan hal seperti ini bukan yang pertama dialami pesepakbola ketika bermain. Lantas mengapa para atlet top ini masih bisa kena masalah mengkhawatirkan seperti itu?
Goal coba menjelaskannya di sini!
Penyebab Serangan Jantung
Ada beberapa alasan mengapa serangan jantung bisa terjadi, salah satunya adalah temperatur tinggi atau kondisi yang tidak teridentifikasi.
Eriksen merupakan salah satu kasus yang lolos pengamatan, padahal kita semua tahu bahwa pesepakbola selalu dicek kondisi kesehatannya sebelum atau saat akan menghadapi kompetisi besar.
Getty ImagesKekurangan oksigen dalam darah atau yang biasa disebut hipoksia juga menjadi penyebab. Untuk yang satu ini, kadar oksigen dalam darah dapat menurun karena keracunan karbon monoksida atau menurunnya fungsi paru-paru. Dampaknya, jantung akan menerima aliran darah yang minim oksigen sehingga menyebabkan otot jantung rusak dan dapat memicu serangan jatung mendadak, demikian seperti dilansir Goal dari Kompas.
Tak berhenti sampai di situ, aktivitas fisik yang terlampau berat rupanya juga berpotensi memunculkan serangan jantung. Di musim panas ini, para pesepakbola ‘dipaksa’ kembali bermain di saat mereka harusnya istirahat setelah menuntaskan kompetisi domestik yang diikuti.
Dan seperti yang disebutkan di atas, temperatur tinggi atau perubahan cuaca ekstrem bisa memunculkan serangan jantung paada sebagian orang. Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa gelombang cuaca panas terbukti meningkatkan faktor kematian akibat serangan jantung, namun kemungkinan itu bisa ditepis karena di pertandingan Denmark melawan Finlandia kemarin cuacanya masih di bawah 28 derajat celcius.
Eriksen Tak Punya Riwayat Sakit Jantung
GettyDijelaskan oleh profesor Sharma, Eriksen ini sejatinya tidak memiliki riwayat sakit tersebut. “Jelas pasti ada sesuatu yang salah,” ujarnya. “Namun yang penting mereka [tim medis] bisa membuatnya sadar kembali. Pertanyaannya kemudian adalah ‘Apa yang sebenarnya terjadi? Dan mengapa itu bisa kejadian?’
“Orang ini [Eriksen] menjalani semua tes dengan normal sampai 2019, jadi bagaimana Anda menjelaskan serangan jantung yang ia alami ini?” tanya sang profesor.
Mungkin Pensiun Dini
Serangan jantung biasanya akan membuat orang menjadi lebih berhati-hati dengan kondisi fisiknya. Bagi pesepakbola, pensiun dini merupakan hal yang mungkin akan diambil, tak terkecuali bagi Eriksen.
“Saya tidak tahu apakah dia akan kembali bermain sepakbola lagi,” masih kata Sharma.
“Tanpa berterus terang [tentang kondisinya sebelumnya], dia meninggal hari ini, meskipun hanya beberapa menit, tetapi dia benar-benar meninggal dan akankah medis profesional mengizinkannya meninggal lagi?
“Jawabannya adalah tidak."
Getty ImagesProfesor Sharma menambahkan bahwa terserah pemain dan klub untuk menilai risiko yang ada.
“Serangan jantungnya telah mengguncang seluruh dunia dan itulah yang terjadi. Bukan hanya mereka yang terpengaruh, tapi juga psikis banyak orang,” katanya.
“Kabar baiknya adalah dia akan hidup, kabar buruknya adalah dia akan berada di akhir kariernya, jadi apakah dia akan memainkan pertandingan sepakbola profesional lainnya, itu yang tidak bisa saya katakan.
“Di Inggris dia tidak akan bisa bermain. Kita akan sangat ketat tentang hal itu.”
Bukan Kasus Baru Di Sepakbola
Kolapsnya Eriksen mengingatkan kita pada eks gelandang Bolton Wanderers Fabrice Muamba, yang mengalami serangan jantung di babak perempat-final Piala FA melawan Tottenham Hotspur pada 2012, yang lantas memaksanya untuk mengakhiri karier.
Sosok kelahiran Republik Demokratik Kongo ini terkenang akan pengalamannya yang tidak menyenangkan setelah melihat Eriksen pingsan dan tak lupa mengapresiasi tim medis yang dengan cepat membantu bintang Inter Milan itu.
“Saya sedang menontonnya, dan itu terjadi, kemudian ponsel saya berbunyi tanpa henti dan saya hanya berkata, 'Oh tidak, jangan lagi, tolong'”, kata Muamba kepada Sky Sports News.
Getty Images"Ada perasaan yang tidak ingin saya hidupkan kembali. Itu adalah perasaan yang telah saya taruh di belakang, dan melihat seseorang mengalaminya, reaksi saya, ‘Semoga bisa ‘teratasi, dan apa pun lainnya yang terjadi akan jadi bonus.
"Bagi saya, mendengar kabar bahwa dia merespons proses pemulihannya dengan baik mungkin adalah berita terbaik dari Euro ini," imbuhnya.
Daftarnya tak berhenti pada Eriksen dan Muamba. Bintang internasional Belanda Daley Blind pernah mengalami masalah ini yang memaksanya untuk menjalani operasi dan kini masih bisa bermain di level tertinggi.
Ada pula yang tidak beruntung karena sampai meninggal di milenium baru, seperti Miklos Feher (Benfica), Antonio Puerta (Sevilla), Marc-Vivien Foe (Kamerun/Manchester City), Cheick Tiote (Beijing Enterprises), Dani Jarque (Espanyol) hingga Davide Astori (Fiorentina).
Bahkan belum lama ini, legenda tim nasional Indonesia Ricky Yacobi juga harus berpulang karena terkena serangan jantung saat bermain dengan rekan-rekannya di Jakarta.
