Juli lalu Arsenal membuat pengumuman transfer Gabriel Martinelli, hanya dua bulan setelah Goal mengungkapkan bahwa anak Brasil ini akan merapat ke Emirates Stadium.
The Gunners menebus penyerang 18 tahun itu dari Ituano senilai £6 juta. Dia meneken kontrak jangka panjang di London Utara.
Salah satu dari rising star di kancah sepakbola Brasil yang menikmati permulaan karier seniornya bersama Ituano, Martinelli pertama kali bermain dengan tim futsal Corinthians saat usianya baru sembilan tahun sebelum bergabung tim Serie D Ituano pada 2015. Dia meneken kontrak profesional pertamanya dua tahun kemudian.
Dia lalu melakoni debut senior pada Maret 2018, tampil dari bangku cadangan menghadapi Taboao da Serra di usia 16 tahun dan sembilan bulan, menjadi pemain termuda abad ini yang menjalani debut bagi Ituano.
Gol seniornya juga datang kala menghadapi Taboao da Serra, September 2018, dan dia dipromosikan ke tim senior secara permanen jelang musim 2019 Campeonato Paulista, kejuaraan di wilayah Sao Paulo.
Ituano mencapai perempat-final dan Martinelli mengakhiri kompetisi itu sebagai topskor klub, mengemas enam gol dalam perjalanan klub merebut tiket delapan besar. Setelah kompetisi, Martinelli didaulat sebagai Best Newcomer, Countryside Player of the Year dan terpilih masuk dalam Team of the Year.
Arsenal mungkin tidak mencermati turnamen semacam ini, namun bakat Martinelli telah diendus oleh beberapa klub top Eropa, bahkan sempat menjalani trial di Manchester United.
Real Madrid dan Barcelona juga mengamati situasinya, dengan tim terakhir mengundang sang penyerang muda untuk mengikuti sesi latihan dengan mereka di Spanyol.
Getty/Goal"Itu adalah salah satu pengalaman terbaik yang saya alami di sepakbola," tutur Martinelli.
"Selain menjadi salah satu tim terbesar di dunia, level latihannya sangat tinggi dan itu membuat saya berkembang pesat di sepakbola," jelasnya.
Arsenal yakin, Martinelli punya potensi untuk berada di level top, dengan kepala rekrutmen internasional Francis Cagigao menjadi dalang di balik terjadi kesepakatan transfer ini.
Sebuah sumber mengonfirmasi kepada Goal bahwa The Gunners telah memantau Martinelli secara ekstensif dalam beberapa bulan terakhir, sambil menyusun basis data terperinci tentang kualitasnya dari London Colney menggunakan analisis video.
Cagigao - dikenal punya koneksi kuat dengan kancah sepakbola Amerika Selatan - lalu terbang ke Brasil untuk melihat langsung penyerang berbakat ini lebih dari sekali sebelum melakukan finalisasi transfer.
Dalam hal atribut bermain, Martinelli adalah penyerang yang cepat, bisa bermain di kedua sisi lini penyerangan, bahkan cakap berperan sebagai penyerang sentral.
Tapi, posisi favoritnya adalah sebagai penyerang sayap kiri, di mana dia senang melakukan cut-inside lalu menggunakan kaki kanannya untuk mendentumkan bola atau membuat kreasi untuk memudahkan striker lain mencetak gol.
Untuk menggambarkan dirinya, sang remaja bertutur: "Saya bermain sebagai penyerang, tapi tidak perlu untuk maju. Saya menilai diri saya lebih ke gaya sepakbola modern, dengan kecepatan dan banyak pergerakan tanpa bola."
"Saya benar-benar menyukai Cristiano Ronaldo, karena saya juga tidak suka memainkan punggung saya untuk menahan bola di hadapan bek, sebagaimana dalam gaya sepakbola penyerang jaman dulu. Tapi jika saya diperlukan, saya juga tahu bagaimana bermain seperti itu," urainya.
Sang youngster memiliki insting gol yang cukup bagus. Goal memahami, Arsenal sangat terkesan dengan pola permainan yang ditunjukkannya ketika mengendalikan bola, terutama bagi seorang pemain di usianya.
Getty ImagesDia adalah seorang pendribel bola, sesuatu yang tidak dimiliki Arsenal di awal bursa transfer musim panas ini. Energinya juga menjadi daya tarik tersendiri bagi The Gunners, sebab dia mampu naik-turun lapangan dengan sangat mengesankan.
Meski pun Martinelli terbilang kompeten dengan kaki kirinya, area itu masih harus ditingkatkan olehnya. Kesukaannya bermain cut-inside menuju posisi menembak dengan kaki kanan ketika meninggalkan sisi lapangan adalah sesuatu yang harus diwaspadai para bek musuh. Ketika kaki kirinya mencapai level maksimal, fullback lawan akan selalu berusaha menjaganya tetap bermain melebar karena yakin sosok penyerang seperti dia akan selalu menghadirkan ancaman.
Lantaran usianya yang masih sangat muda, Martinelli bisa dikatakan belum sepenuhnya berkembang, jadi aspek fisik di ajang Liga Primer Inggris bisa menjadi masalah tersendiri baginya selama menjalani hari-hari pertama di Arsenal. Sulit memprediksi bagaimana pemain mana pun yang datang ke Inggris dari luar negeri akan berhasil karena ada banyak variabel yang harus diperhitungkan, terutama ketika mereka datang ke sini pada usia yang masih 'hijau'.
Namun Arsenal meyakini, Martinelli punya segala yang diperlukan untuk berada dalam situasi terbaiknya dan Goal mengetahui, ada kebahagiaan besar di Emirates atas kedatangan sang striker belia.
Arsenal telah bersikap jelas kepada Martinelli bahwa dia akan diberi kesempatan untuk membuktikan diri di hadapan Unai Emery demi bisa mengklaim satu tempat di tim utama selama pramusim kemarin. Situasinya mirip dengan Matteo Guendouzi saat menghadapi musim lalu. Seperti halnya gelandang Prancis ini, Martinelli sejauh ini telah memanfaatkan kesempatannya untuk mencuri hati sang manajer.
Dia mencetak satu gol selama berada di Amerika Serikat dan kurang beruntung karena tidak mencetak gol lagi. Dia telah unjuk kebolehan meski pun baru berusia 18 tahun, dia punya kepercayaan diri yang nyata dengan kemampuan yang dimilikinya dan menghadirkan kecepatan murni, sesuatu yang tak dimiliki Arsenal di skuat mereka.
Tidak mengherankan melihat Martinelli bisa terlibat secara reguler di fase grup Liga Europa, juga di tahapan awal ajang Carabao Cup dan tentu berpotensi hadir di bench saat laga Liga Primer. Di tanah kelahirannya, dia bisa melakukan lompatan besar, dan sekarang tinggal menanti kualitas sesungguhnya dia di ajang dengan level tertinggi dunia.


