Ketika diumumkan bahwa Bundesliga akan menjadi kompetisi pertama dari lima liga top Eropa yang melanjutkan gelaran sepak bola, yang sebelumnya terhenti karena pandemi virus corona, mereka berjanji untuk memberikan harapan bagi masa depan sepak bola.
Tidak hanya akan menampilkn berbagai adaptasi yang harus dilakukan pemain profesional setelah pandemi, tetapi juga memunculkan pemain muda berbakat yang tampaknya akan menjadi bintang besar di dekade berikutnya.
Dari Erling Haaland, Jadon Sancho, Alphonso Davies, Kai Havertz hingga yang lainnya, liga teratas Jerman saat ini memang tidak perlu diragukan lagi dalam mengembangkan potensi pemain muda untuk dijadikan bintang di masa depan.
Bagaimanapun, di pertandingan putaran pertama setelah liga kembali bergulir, dengan tujuan membantu klub memperebutkan finis di empat besar dan lolos ke Liga Champions, Bayer Leverkusen memberikan debut penuh kepada pemain termuda mereka dan yag termuda ketiga dalam sejarah liga.
Itulah yang sebenarnya terjadi, setelah Florian Wirtz masuk dalam starting line-up Leverkusen untuk kemenangan 4-1 atas Werder Bremen, Senin (18/5/2020).
Berusia 17 tahun 15 hari, gelandang serang itu mengalahkan rekor klub yang dipegang Havertz sebagai pemain termuda yang melakoni debut di Bundesliga. Wirtz hanya berada di bawah Nuri Sahin saat di Borussia Dortmund dan Yann Aurel Bisseck bersama Koln dalam daftar debutan paling junior.
Dia bergabung dengan Harvey Elliot dari Liverpool dan Rayan Cherki dari Olympique Lyon sebagai satu-satunya pemain yang lahir pada tahun 2003 atau lebih yang baru bermain di salah satu dari lima liga top Eropa.
Terlepas dari kurangnya pengalaman, Wirtz menunjukkan dengan performanya yang bagus dilapangan, dan jika Havertz ingin terus ditempatkan sebagai false nine, maka remaja tersebut kemungkinan akan diberi lebih banyak waktu bermain karena telah menuju laga terakhir musim lalu.
“Dia penting bagi kami,” kata bos Leverkusen Peter Bosz saat pertandingan selesai. “Dia bermain bagus sejak awal, memegang bola dan bermain bagus serta mencoba kedepan.”
Getty Images“Itu sesuatu yang istimewa ketika Anda melakukan debut, terutama saat Anda berusia 17 tahun, tapi dia tidak gugup. Secara keseluruhan itu adalah penampilan yang bagus.”
Mungkin tidak mengherankan bahwa Bosz, yang sebelumnya bekerja dengan sejumlah pemain muda berbakat di Ajax dan Dortmund, tertarik untuk memasukkan Wirtz ke skuadnya.
Bosz bergabung dengan CEO Leverkusen Fernando Carro, direktur peaksana Rudi Voller dan direktur olahraga Simon Rolfes ke dalam BayArena pada awal tahun saat mereka membahas rencana mereka untuk bursa transfer Januari.
Mereka memutuskan bahwa akan memboyong Wirtz, yang telah lama disebut-sebut sebagai salah satu pemain muda terbaik di Jerman.
Satu-satunya masalah adalah, mereka mempertaruhkan hubungan dengan klub Wirtz yakni Koln dan sesama rival Rhineland, Borussia Monchengladbach, dengan ketiga tim tersebut telah membuat kesepakatan pada tahun 2001 bahwa mereka tidak akan mencoba untuk merekrut pemain muda dari satu sama lain untuk membantu memastikan ada beberapa klub kuat di wilayah tersebut.
Wirtz telah berada di Koln sejak usia enam tahun. Ia awalnya memulai pendidikan sepak bola di tim junior Grun-Weiss Brauweiler dan selama satu dekade terakhir telah naik pangkat untuk menjadikannya sebagai salah satu harapan besar baru di sepak bola Jerman.
Dia membantu Koln U-17 memenangkan gelar nasional pada 2019 setelah mereka mengalahkan Dortmund di final, meskipun Wirtz menderita cedera ligamen lutut selama musim panas kemarin, yang membuatnya absen pada beberapa pekan awal musim lalu.
Dia hanya perlu sedikit waktu untuk berkembang, dengan mencetak delapan gol dalam 10 penampilan untuk Koln U-17, termasuk hat-trick yang menjadikan penampilan terakhirnya melawan Wuppertal.
Dapat dimengerti bahwa itu adalah permainan yang akan diingat, dengan video dirinya membuka skor lewawt tendangan jarak jauh yang melesat ke gawang hanya dalam waktu lima detik, itu membantu timnya untuk mengunci kemenangan 10-0, membuat klub viral di negara tersebut.
Sementara Wirtz telah mulai dikenal oleh publik, ternyata tim-tim besar top Eropa juga melirik pemain muda tersebut, yang bersiap untuk memanfaatkan kontrak aneh yang dimiliki remaja itu.
Begitu seorang pemain di Jerman mencapai level U-16, mereka akan ditawari kontrak tiga tahun, yang mencakup klausul di mana satu tahun tambahan dapat dinegosiasikan dengan persyaratan yang lebih menguntungkan.
Wirtz, yang orang tuanya bertindak sebagai agen, menolak kesepakatan itu, dan malah bersikeras bahwa kontraknya hanya dua tahun saja dan tidak termasuk klausul.
Itu terjadi pada musim panas 2018, dan yang tidak luput dari perhatian di Cologne adalah, bahwa pada saat yang sama saudara perempuan Wirtz, yang juga pemain internasional Jerman U-19 Juliane, meninggalkan Koln ke Leverkusen.
Banyak spekulasi terus bermunculan, tetapi dengan hanya enam bulan dari kontrak Wirtz yang tersisa pada Januari 2020, klub-klub dari Jerman mulai mendekati pemain dengan harapan dapat mendatangkan pemain dengan status bebas transfer pada musim panas lalu.
“Anak itu punya bakat besar,. Dia bisa saja pergi ke Liverpool, Bayern Munich atau Dortmund. Semua orang menginginkan anak itu,” kata pelatih muda Leverkusen, Patrick Helmes kepada Sport1 setelah kedatangn Wirtz. “Apa yang dia miliki adalah hal-hal yang tidak bisa Anda pelajari.”
Direktur olahraga Leverkusen Rolfes, mengatakan kepada GOAL dan SPOX tentang minat lama mereka, dengan mengatakan: “Saya telah mengenal pemain itu sejak dia berusia 14 tahun. Kemungkinan itu muncul secara mengejutkan karena kontraknya telah habis, jadi kami mencobanya.”
“Saya tahu banyak klub yang tertarik. Jadi kami pikir sebelum dia pergi ke tempat lain, mari kita coba untuk membuatnya datang ke sini dan tinggal dekat dengan rumah.”
Getty/Goal*Statistik Mei 2020
Mengingat kesepakatan lama mereka, kontrak itu membuat Koln marah. Leverkusen berpendapat bahwa terdapat perbedaan kontrak Wirtz dengan pemain lain seusianya, dengan dia sebenarnya lebih profesional daripada pemain muda lain. Koln yang menerima bayaran yang dapat diabaikan sebagai kompensasi untuk pemain yang dijuluki ‘pemain terbaik yang datang ke akademi tim dalam 30 tahun’, dibuat tercengang.
Sebagai pujian, Wirtz tidak membiarkan kontroversi seputar transfer itu mempengaruhinya. Dalam empat pertandingan pertamanya untuk Leverkusen U-19, dia mencetak dua gol dan memberikan tiga assist sebelum corona menghentikan semua aktivitas sepak bola.
Namun, kemampuan pemuda tersebut cukup jelas bagi Bosz untuk mempercainya naik ke jajaran senior dua bulan kemudian.
“Kami menunjukkan Florian dalam pembicaraan kami, bahwa dari perspektif olahraga dia akan mendapat manfaat saat berada di sini,” tulis legenda Jerman Voller untuk Kicker, Januari lalu. “Di masa lalu kami telah memberi panyak pemain muda seperti Havertz, Julian Brandt dan Benjamin Henrich kesempatan debut lebih awal, dan bahkan bermain di Liga Champions.”
Leverkusen saat ini menempatkan posisi mereka hanya selisih satu poin dari tempat Liga Champions menjelang pertemuan har Sabtu dengan tim urutan ketiga Gladbach, di mana Wirtz kemungkinan akan diberi kesempatan lagi untuk menunjukkan kualitasnya di lapangan dan membuat klub lain menyesali kehilangan salah satu prospek muda yang paling cemerlang di Jerman.


