Bek kidal Manchester United Luke Shaw mengungkapkan bahwa manajer Erik ten Hag selalu memberikan tuntutan yang harus dipenuhi oleh para pemain. Dengan begitu, tak ada penggawa yang akan berlagak 'sok-sokan', sebab patokan sang juru taktik adalah siapa yang mencapai standarnya, dia akan dimainkan.
Shaw membongkar filosofi ten Hag ini selepas mengantar The Red Devils mencapai babak final Piala FA usai menyingkirkan Brighton dalam drama adu penalti.
"Saya kira, kami sebagai pemain, kami tidak pernah bisa menerima begitu saja. Setiap hari, dengan manajer ini, Anda harus memberikan 100 persen saat pelatihan, karena dia menetapkan standar tinggi," ungkap Shaw.
"Jika Anda tidak memenuhi tuntutan itu, Anda tidak boleh bermain, bagaimanapun kondisi Anda," katanya lagi.
"Jadi bagi saya, saya tidak bisa menerima begitu saja. Namun, akhir musim tetap yang paling penting, itulah ketika Anda memenangkan banyak hal, dan kami ingin memenangkan trofi ini [Piala FA] jadi kami memberikan segalanya," urainya.
Perihal transformasi berperan sebagai bek sentral di bawah ten Hag, Shaw bicara blak-blakan bagaimana perasaan dia sebenarnya.
"Tentu, itu tidak mudah. Bermain di posisi itu, sedikit berbeda. Namun, ketika bermain berpasangan [dua bek sentral], itu jauh lebih berbeda. Jujur saja," sambung Shaw.
"Tetapi, kapanpun saya bermain di sana, saya benar-benar menikmatinya dan tentu kami mempersiapkan beberapa hari. Sang manajer bicara pada saya mengenai itu dan Victor [Lindelof], sebab menghadapi tim seperti Brighton cukup sulit, banyak sekali taktik, terkadang saya harus bertahan di tengah lapangan dengan mengikuti mereka," tandas bek Inggris itu.


