Mimpi buruk itu sudah berakhir bagi Darwin Nunez.
Setelah melalui 63 menit yang terasa panjang tak berujung, dia pun mencetak gol pertama untuk Liverpool saat bentrok dengan RB Leipzig di lanjutan laga pramusim. Penantian pun terbayar lunas.
Sebelum gol itu, narasi yang berkembang di jagat media sosial: Nunez tak segarang yang dibayangkan; bingung bagaimana cara mencetak gol karena tembakannya selalu mengarah ke langit; dan pemain rata-rata yang dibanderol terlampau tinggi yakni £85 juta.
Demikianlah, pemain-pemain yang memiliki nilai jual mahal, setiap langkahnya akan selalu jadi perhatian dan sorotan tak henti-hentinya menghampiri dia.
Dua laga pertama yang dilakoninya jauh panggang dari api. Saat laga uji coba kontra Manchester United di Bangkok, Nunez menyia-nyiakan peluang mencetak gol di depan mata lantaran tendangannya melayang tinggi di atas mistar.
Laga itu pun berakhir pahit karena Liverpool dibantai empat gol tanpa balas oleh pasukan Erik ten Hag.
Derita Nunez tak berhenti sampai di situ, karena dia sekali lagi tampil memble meski mengantar Liverpool menang atas Crystal Palace di Singapura.
Bagaimanapun, Nunez mulai menemukan sentuhannya di laga itu, dia mulai membangun pemahaman dengan rekan satu timnya. Dia tidak alpa dalam mempelajari setiap gerak-gerik kolega anyarnya di Liverpool.
Terbukti, angin segar pun berembus padanya. Nunez tak butuh waktu lama karena baru tiga menit diterjunkan saat jeda melawan Leipzig, Nunez menandainya dengan mencetak debut gol bagi tim barunya.
Mohamed Salah merupakan pengambil penalti reguler The Reds dan masih berada di lapangan ketika Luis Diaz memenangkan penalti.
Akan tetapi, alih-alih Sang Raja Mesir mengambil sepakan 12 pas, dia malah memberinya untuk Nunez, yang akhirnya bisa bernafas lega karena sepakan kerasnya tak mampu dibendung kedua tangan kiper Janis Blaswich.
Selain menghapus tekanan yang membebaninya belakangan ini, seketika aura kepercayaan diri Nunez terpancar.
Nunez tidak membuang-buang waktu untuk mencetak gol kedua dengan memaksimalkan umpan matang Trent Alexander-Arnold tiga menit berselang sebelum melengkapi hat-trick dia setelah mendapat servis asyik dari Harvey Elliot.
Nunez yang berapi-api seakan ingin menyumpal mulut-mulut para tukang bully dan mereka yang terus menyi-nyirinya sepanjang pramusim ini dengan mengemas gol keempat!
Bekerja sama dengan Fabio Carvalho, Nunez menutup laga kontra Leipzig dengan suguhan elegan: quat-trick! Seakan-akan gol tersebut membuat para kritikus seketika "masuk goa" berjamaah.
Di balik bully yang tak henti-hentinya mengarah padanya, Nunez terus bekerja dalam diam di bawah pengawasan ketat sang mentor Jurgen Klopp. Selama kurang dari dua pekan, striker 23 tahun itu terus mengamati dan mempelajari permainan yang "Liverpool banget", dan hubungan antara Nunez dan rekan-rekan baru masih terus dalam proses.
Namun yang paling penting saat ini, beban di pundaknya telah terangkat. Nunez sudah melakukan revans dari dua laga awal dengan membayarnya lewat sajian quat-trick.
Perjalanan Nunez di Liverpool masih panjang dan kompetisi sesungguhnya baru saja dimulai!




