Manusia Rp. 1,5 triliun, Darwin Nunez, lagi-lagi jadi bahan gunjingan fans seiring penampilan melempem dia saat Liverpool mengalahkan Rangers 2-0 di lanjutan fase grup Liga Champions.
Kegagalannya membuat gol di laga itu berarti dia sudah dua bulan absen menjebol gawang lawan!
Sejauh ini, sang striker memang terbilang gagal menampilkan performa terbaik bersama kubu Anfield kendati sempat menjalani debut menjanjikan saat mencetak gol dalam kemenangan 3-1 Liverpool atas Manchester City di Community Shield.
Kegemilangannya berlanjut ketika Nunez juga membuat gol dalam debutnya di laga Liga Primer Inggris kontra Fulham.
Haaland 'rusak' mental Nunez
Namun, sejak dua gol di dua laga pertamanya bagi Liverpool, Nunez malah mengoleksi kartu merah bukannya gol, sedangkan rekrutan besar lainnya di musim panas ini, Erling Haaland, tak berhenti mencetak gol buat Manchester City, di mana anak muda Norwegia itu sudah mengemas 14 gol hanya dalam delapan laga.
"Ini situasi sulit bagi Nunez, dan banderol harga yang harus dibayarkan Liverpool itu lho [Rp. 1,5 triliun], dan harga yang dibayarkan City untuk Haaland," kata eks bek Liverpool Jose Enrique kepada Lord Ping, membuat komparasi dua antara dua striker potensial itu.
Betapa tidak, Nunez yang dibebani ekspektasi besar lantaran banderol harganya yang selangit, tak kunjung bisa mengoyak gawang lawan, sementara Haaland yang jauh lebih murah terus ngegas memporakporandakan jala tim-tim musuh. Secara mental, bisa saja hal itu membuat Nunez minder.
Getty/GOAL"Haaland sedang terbang tinggi, Nunez tidak. Tentu itu mempengaruhi dia secara mental. Keadaan itu yang membuat dia tidak mendapatkan penampilan terbaiknya," lanjut Enrique.
Laga Rangers itu panggungnya Nunez, tapi...
Kunjungan ke markas Rangers Selasa (4/10) malam waktu setempat sebetulnya jadi momentum bagi Nunez untuk menemukan titik balik dia di Liverpool. Terlebih, ini adalah lawan yang berhasil dijinakkan sang striker sebelumnya.
2020 silam, Benfica dalam keadaan tertinggal 3-1 dari Rangers di Liga Europa, di mana Nunez kemudian jadi pembeda dalam pertandingan itu.
Setelah memberi servis pada rekan setimnya, Rafa Silva, untuk memperkecil defisit, Nunez lalu mencetak gol penyama di menit ke-91 untuk memastikan timnya memetik sebiji poin.
Namun malam tadi, Nunez sekali lagi gagal memanfaatkan kesempatan untuk membuat fans berdecak kagum meskipun para pemain Liverpool mengalirkan bola dengan sangat apik untuk menciptakan ruang bagi trisula The Reds.
Di babak pertama, Nunez punya empat peluang bersih untuk mencetak gol dan selalu on target di setiap kesempatan itu. Namun, dia tidak bisa apa-apa di hadapan kiper 40 tahun Allan McGregor. Miris!
Selepas jeda, permainan Nunez semakin tenggelam, dengan Mohamed Salah menggandakan kedudukan menyusul gol keren dari Trent Alexander-Arnold di paruh pertama.
Pada akhirnya, Nunez yang frustrasi di depan gawang hanya dipercaya main 80 menit oleh Klopp.
Evaluasi besar-besaran khusus untuk Nunez
Liverpool mesti melakukan evaluasi besar-besaran, bukan hanya dari aspek tim secara umum, tapi secara khusus mereka harus memikirkan bagaimana cara mengakomodasi bakat Nunez.
Alih-alih Klopp adalah penyuka sistem permainan dengan seorang false nine, Nunez yang notabene seorang striker No.9 murni tentu sulit menjalankan peran itu.
GETTY"Performa tim ini tidak membantu dan di bawah Klopp, Liverpool selalu memainkan seorang false nine dan dia jelas adalah seorang striker No.9 murni," nilai Enrique.
"Liverpool juga perlu menyesuaikan dengan dia. Ini adalah hal yang mengkhawatirkan, akan tetapi Liverpool ingin berjuang untuk segalanya dan pemain yang Anda datangkan untuk menggantikan [Sadio] Mane tidak mampu cemerlang," tandasnya.
PR Nunez semakin besar lantaran bukan hanya dari striker rival [Haaland] saja yang 'mengganggu' Nunez dari segi mental. Namun, kolega di tim juga bisa menjadi 'kendala' tersendiri bagi Nunez.
[Roberto] Firmino dan [Diogo] Jota sepatutnya akan bermain sebagai pilihan utama ketimbang Nunez saat ini," ulas Enrique.




