- Ronaldo masuk dalam starting XI terburuk Piala Dunia 2022
- Dipecat Man United dan performa berantakan di Qatar kian melengkapi derita Ronaldo
- Perdebatan GOAT disebut selesai seiring Messi juara Piala Dunia
APA YANG TERJADI? Cristiano Ronaldo bergabung dalam starting XI terburuk Piala Dunia 2022, bersama Lautaro Martinez, bagian dari skuad Argentina yang sukses mendulang kejayaan di Qatar.
Kapten Portugal berusia 37 tahun itu mengakhiri turnamen dengan mimpi buruk. Dia menunjukkan reaksi geram ketika diganti dalam kekalahan 2-1 dari Korea Selatan dan ditepikan dalam kemenangan 6-1 atas Swiss di fase 16 besar, dengan penggantinya Goncalo Ramos sukses mengemas hat-trick.
Kesengsaraan Ronaldo di Qatar datang setelah dia dipecat Manchester United November lalu. Sang penyerang veteran menghiasi sejumlah tajuk utama di bulan itu karena mengkritik owner Man United Glazer dan manajer Erik ten Hag dalam wawancara kontroversialnya dengan Piers Morgan.
Ronaldo terpilih dalam kesebelasan terburuk di Piala Dunia versi Sofascore, dengan dirinya mendapatkan rating 6,64 -- itu adalah peringkat terburuk kelima di tim yang malang tersebut dengan hanya Bartosz Bereszynski [6,42], Lautaro Martinez [6,35], Eduoardo Mendy [6,3] dan Mathew Leckie [6,28] yang berperingkat lebih rendah.
STARTING XI TERBURUK PIALA DUNIA 2022 VERSI SOFASCORE:
Formasi 4-4-2
Mendy (Senegal);
Dest (United States), Glik (Poland), Diallo (Senegal), Bereszynski (Poland);
Leckie (Australia), Hwang (South Korea), Irvine (Australia), Vargas (Switzerland);
Ronaldo (Portugal) and Martinez (Argentina).
DALAM FOTO:
Getty
Getty
Getty ImagesGAMBARAN BESAR: Tim terburuk yang dirilis Sofascore ini tentu menjadi pukulan telak terbaru dalam karier Ronaldo. Peraih lima Ballon d'Or itu kesulitan menemukan performa terbaiknya sejak musim panas ini, mencetak hanya satu gol di Liga Primer Inggris sebelum dibuang Man United dan gagal menjalani kampanye mengesankan selama di Qatar.
Kontras dengan rival GOAT-nya, Lionel Messi, yang menandai 2022 dengan beberapa performa cemerlang di PSG dan terbaru adalah bagaimana dia melengkapi karier sepakbolanya dengan menjuarai Piala Dunia. Pencapaian ini diyakini telah mengakhiri perdebatan GOAT dengan sendirinya.
