Ada perbedaan genting dari gaya kepelatihan Chelsea di bawah Thomas Tuchel dan Graham Potter, yang membuat permainan The Blues kini jadi lebih garang.
Satu kelemahan tim ketika ditangani Tuchel, justru menjadi kekuatan di bawah kendali Potter. Apa itu? Gelandang Chelsea Ruben Loftus-Cheek buka-bukaan mengenai hal itu setelah kemenangan 3-0 atas AC Milan di Liga Champions.
"Penampilan fantastis dari kami, energi langsung dari awal. Kami bertahan dan menderita di beberapa kesempatan dalam laga, akan tetapi kami bisa melewatinya," kata Loftus-Cheek selepas laga Milan.
"Ada suasana hati yang sangat bagus di ruang ganti," lanjutnya.
"Kami sangat buas terhadap peluang-peluang yang kami miliki, itulah perbedaannya [dengan Chelsea polesan Tuchel]. Kami melalui banyak pertandingan di mana kami bermain bagus, tapi kami tak mampu menyelesaikannya [peluang]. Malam ini, kami berhasil memaksimalkan setiap kans kami," tandas sang gelandang.
Sebagaimana diketahui, di masa akhir era Tuchel, Chelsea kesulitan mencetak gol, situasi yang membuat owner Todd Boehly kemudian mendatangkan Raheem Sterling dan Pierre-Emerick Aubameyang.
Sejak rezim Potter berjalan, Chelsea telah mencetak lima gol dalam tiga pertandingan.
Klub London Barat belum terkalahkan di tangan Potter dan akan melanjutkan performa cemerlangnya ketika menghadapi laga tricky kontra Wolves akhir pekan ini. Chelsea akan memaksimalkan dua pemain kunci mereka yakni Aubameyang dan Reece James.
Keduanya suskes mencetak gol secara back-to-back untuk membantu penyerangan, juga pertahanan Chelsea.




