Menyusul insiden pada 24 Oktober, di mana Mamadou Sakho diduga mencengkeram kerah Der Zakarian dan menjatuhkannya ke tanah, pemain internasional Prancis tersebut lantas diskors dari tim.
Klub Ligue 1 itu kini memastikan bahwa setelah beberapa hari melakukan pertimbangan, kedua pihak sepakat untuk berpisah. Pasca-kepergiannya dari klub, pemain berusia 33 tahun itu mengungkapkan uneg-unegnya di media sosial.
"Anda harus pergi ketika rasa hormat tidak lagi diberikan. Menyusul insiden yang terjadi minggu lalu di pusat pelatihan dan saya menolak semua tanggung jawab, saya telah memutuskan pada hari ini, 02/11/2023 untuk mengakhiri kolaborasi saya dengan Montpellier Herault Sports Club," tulisnya di Instagram.
"Saya menghabiskan dua tahun di klub keluarga ini di mana saya dengan senang hati berbagi pengalaman saya di level tertinggi dengan rekan satu tim dan “adik laki-laki” saya dari pusat pelatihan.
“Pada saat yang sama, saya berterima kasih atas dukungan mereka serta staf medis tanpa melupakan para suporter yang mengapresiasi waktu saya di klub.
"Terima kasih juga kepada direktur olahraga Bruno Carotti atas kesetiaannya kepada saya sepanjang petualangan saya di Montpellier.
“Akhirnya, saya ingin menyampaikan terima kasih khusus kepada presiden, Laurent Nicollin, yang seperti mendiang ayahnya sebelumnya, mengepalai MHSC dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang saya hormati.
"Kami bertemu sebagai laki-laki, kami pergi sebagai laki-laki. Selamat akhir musim."
Sejak bergabung dengan Montpellier pada Juli 2021, mantan pemain internasional Prancis itu telah memainkan 49 pertandingan, meski hanya enam di antaranya yang terjadi setelah kedatangan Der Zakarian pada Februari.
Sebelumnya di Liverpool, Sakho juga bermasalah dengan indisipliner. Sang bek dipulangkan dari tur pramusim tim di Amerika Serikat pada Juli 2016 dan kemudian bergabung dengan Crystal Palace.
.jpg?auto=webp&format=pjpg&width=3840&quality=60)

