Lasse Gunther NxGn GFXGetty/Goal

Bayern Munich, Sambutlah Lasse Gunther! Si Pewaris Arjen Robben Nan Menjanjikan

Sore itu, di awal Oktober, mata para bek muda Tottenham Hotspur beralih ke asisten wasit, mengharap situasi bisa berbalik, tapi bendera tetap tidak diangkat.

Spurs mendapati mereka tertinggal 2-0 di awal-awal pertandingan kontra Bayern Munich dalam ajang UEFA Youth League, dengan gol kedua dicetak oleh pemain termuda kedua di lapangan - seorang pemain yang baru saja menunjukkan kecepatan aduhai agar membuyarkan perangkap offside sebelum melakukan cut-in untuk memaksimalkan kaki kirinya dan mendentumkan bola ke pojok atas gawang.

Pemain itu adalah Lasse Gunther, yang sebelumnya juga memenangkan tendangan bebas untuk melahirkan gol pembuka dalam kemenangan 4-1 Bayern di ibu kota Inggris. Berambut pirang, bermain di sisi kanan dan punya kecepatan, suporter Bavarian sekarang bisa mengatakan 'pewaris Arjen Robben sudah tiba!'

Artikel dilanjutkan di bawah ini

"Model peran saya lebih seperti Kylian Mbappe dan Kingsley Coman," ujar Gunther kepada Sport Bild dalam wawancara terkininya, meski dia mengakui telah mendengar perbandingan antara dirinya dengan Robben 

"Saya kita itu tidak akan membantu talenta apa pun, jika mereka dibandingkan dengan pemain kelas dunia di tahapan awal kariernya," ujar kepala akademi Bayern Jochen Sauer, kepada Goal dan SPOX. "Faktanya, gambaran pararel Lasse dengan Arjen sulit dihindari karena gaya bermainnya. Terutama karena Lasse sangat impresif dengan kecepatan dan dinamismenya. Dia sungguh luar biasa cepat untuk seusianya," katanya lagi.

Gunther bergabung dengan Bayern dari Augsburg di usia 13 tahun dan telah melalui empat musim untuk berada di berbagai jenjang usia tim juara Bundesliga Jerman ini. Di musim 2019/20, dia dipromosikan untuk bermain bagi tim U-19 kendati belum berumur 17 tahun sampai akhir Maret tahun ini.

Dia telah meningkat pesat untuk piawai menghadapi bek-bek yang terkadang dua tahun lebih tua darinya. Dia mencetak delapan gol dalam 21 laga kompetitif sepanjang musim ini.

"Dari sisi atletis, dia bisa memenangkan duel melawan bek-bek di tim U-19," kata Sauer. "Dia adalah finisher yang sangat bagus. Dia menembak dengan keras dan presisi dengan kedua kaki, kanan dan kiri," urainya.

Lasse Gunther GFXGetty/Goal

"Untuk bermain sepakbola dengan kecepatannya, dia harus lebih presisi dan fokus. Dia bisa belajar lebih dalam di tim U-19 karena dia lebih tangguh dari lawan-lawannya di sini. Dia tidak bisa hanya menempatkan bola di hadapan dia lalu berlari dari cengkraman para lawan.

Pemain ini memang masih mentah, namun klaim Sauer yang menyatakan dua kakinya sangat kua, membuat dia bisa lebih fleksibel dalam hal posisi bermain di lini depan ketika dikomparasi dengan Robben, yang hanya cakap mengoptimalkan kaki kiri. Performanya sepanjang beberapa musim ke belakang memunculkan harapan bahwa akademi Bayern telah siap untuk meledakkan nama-nama menjanjikan kelak.

Bukan sejak David Alaba membuat penampilan senior pada 2010 ketika dia merangkak dari sistem tim muda untuk menjadi pemain di tim utama secara reguler. Alphonso Davies secara teknis telah memainkan beberapa pertandingan pada tingkat kelompok usia sebelum membuat lompatan dalam 12 bulan terakhir, tapi bintang Canada ini tidak mendarat di Munich sampai dia berusia 18 tahun.

Musim ini bisa disebut sebagai titik balik. Joshua Zirkzee mencetak tiga gol dalam 170 menit pertama aksinya di Bundesliga sementara bek Bright Arrey-Mbi mendapat panggilan untuk bergabung dengan tim utama di kamp pelatihan musim dingin di Qatar saat pergantian tahun ini. Kedua pemain itu bermain bareng Gunther dalam kemenangan atas Tottenham, dan dengan gelandang Torben Rhein juga mendapatkan penilaian positif, ada keyakinan bahwa generasi emas produk muda Bayern bisa segera menggebrak.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

💯🔥⚽️ #ballin#heretocreate#predator

A post shared by Lasse Günther (@lasse_g11) on

Di tim muda ini, Gunther mungkin jadi idola dan dia boleh berbangga dengan kecepatan larinya yang mencapai 35km/jam, namun dia dengan senang hati menanti kesempatannya untuk unjuk gigi di tim utama. Dia mengatakan: "Anda bisa melihat rumor seperti apa yang ada di Bayern, tapi terlalu dini memikirkan tentang itu [debut di tim utama]. Perjalanan masih panjang."

Untuk saat ini, Gunther harus berkonsentrasi untuk melanjutkan perkembangannya di Bayern setelah penghentian sementara sepakbola akibat pandemi virus corona berakhir, sembari memastikan dia menyelesaikan pendidikannya di luar lapangan.

"Lasse adalah anak yang baik dari keluarga yang rendah hati," kata Sauer. "Dia sangat ambisius dan bergairah, yang juga telah ditunjukkan oleh fakta bahwa dia ingin lulus dari sekolah menengah," paparnya.

Seperti ada jaminan kualitas jika bicara tentang Gunther, apalagi saat melihat kecepatan super dia di lapangan. Berharap akan ada bek-bek lainnya yang mengejar-ngejar dia untuk tahun-tahun berikutnya seperti ketika dia membuat para defender Spurs pontang-panting.

Iklan