Robert Lewandowski mengakui bahwa tiki-taka a la Barcelona sudah ketinggalan zaman dan mengajak agar Blaugrana meninggalkan gaya bermain tersebut.
Barca meraih puncak kejayaan pada era pertengahan 2000-an dan awal 2010-an dengan gaya umpan-umpan pendek plus pergerakan yang jitu, menciptakan permainan indah nan mengalir yang memanjakan mata.
Kendati demikian, mereka sudah hampir satu dekade tak menjuarai Liga Champions Eropa, dan cengkeraman mereka terhadap sepakbola Spanyol mengendur perlahan-lahan, terakhir memenangi La Liga pada musim 2018/19 atau empat musim lalu.
Situasi minim prestasi ini selaras dengan perkembangan sepakbola dunia, di mana tim-tim mulai menggunakan taktik-taktik dengan identitas yang lebih kaku dan direct serta mengandalkan pemain dengan kemampuan fisik mumpuni.
Saat ini Barcelona tengah berusaha bangkit dari badai krisis finansial yang menderu beberapa waktu lalu, dan dalam prosesnya ingin menemukan kembali identitas permainan mereka.
Lewandowski, striker andalan Barca yang direkrut dari Bayern Munich pada musim panas 2022, mengaku bahwa proses kebangkitan ini butuh waktu dan semua pihak terlibat mesti memiliki "mindset yang tepat", termasuk keinginan untuk beradaptasi.
.jpg?format=pjpg&quality=60&auto=webp&width=380)
"Saya tahu bahwa DNA Barcelona adalah untuk memainkan sepakbola indah, tapi kami juga harus menyadari fakta bahwa sepakbola sudah berubah," ucap Lewy dilansir Marca.
"Contohnya saja, cara bermain Barcelona 10 tahun yang lalu mungkin sudah tidak mujarab untuk dipakai di sepakbola zaman sekarang."
"Kami harus beradaptasi dengan [perubahan] sepakbola dan memberikan yang terbaik yang kami miliki."
Saat ini Barcelona memimpin klasemen La Liga dengan keunggulan sembilan poin dari Real Madrid di peringkat kedua. Sayangnya, nasib mereka di Eropa belum membaik sepeninggal Lionel Messi pada 2021. Mereka dua kali berturut-turut gagal lolos dari fase grup Liga Champions, dan bahkan tereliminasi di babak gugur Liga Europa.
.jpeg?auto=webp&format=pjpg&width=3840&quality=60)

