Gelaran MotoGP 2022 yang dilangsungkan di Mandalika, Lombok, Indonesia menarik perhatian dunia karena ‘dibantu’ oleh seorang pawang hujan.
Dalam hal ini, sang pawang dihadirkan untuk memindahkan hujan yang mengguyur sirkuit tersebut sebagaimana jalannya MotoGP sempat tertunda.
Yang dipakai jasanya di arena kemarin adalah Rara Isti Wulandari, yang mengaku dibayar hingga ratusan juta rupiah oleh pemerintah guna melancarkan acara.
Lantas apakah jasa seperti itu juga digunakan di sepakbola? Goal coba menjelaskannya di sini!
Keterlibatan Pawang Hujan
Getty ImagesSi pengendali cuaca rupanya juga kerap dipakai jasanya di beberapa event olahraga, termasuk sepakbola.
Salah satu contoh yang diketahui adalah gelaran Piala Dunia U-20 pada 2011 lalu, di mana waktu itu tuan rumah Kolombia menghadirkan pawang hujan untuk melancarkan acara closing ceremony.
Biaya untuk menutup acara tersebut menyentuh angka $2,5 juta (Rp35,86 miliar), selagi $2.000 (sekitar Rp28,7 juta) dialokasikan untuk sang pawang.
Tentunya jumlah itu jauh berbeda dengan yang diterima Rara dari Indonesia!
Kontroversi
Getty ImagesBanyak dari kita yang mungkin tidak percaya dengan ‘keahlian’ pawang hujan, dan hal tersebut juga sempat menjadi perdebatan di Kolombia sana.
Media setempat, seperti dikutip dari BBC, meragukan penggunaan jasa pawang di turnamen FIFA, dengan mereka bahkan mengkritik pemerintah yang dinilai percaya klenik.
Menurut mereka, pemerintah seharusnya menyewa jasa pawang jika itu memang manjur mengingat pada 2011 lalu bencana bajir merenggut total 477 jiwa dan 2,6 juta orang di sana terkena imbas.
Jadi, percayakah kalian dengan pawang hujan?
