Tampaknya cukup sederhana secara teori, tapi tak ada aturan di sepakbola yang memunculkan lebih banyak perdebatan dan kontroversi ketimbang hukum offside.
Contoh baik dari kontroversi pernah muncul pada akhir musim Inggris 2016/17, di mana Chelsea tidak senang dengan cara Alexis Sanchez membuat Arsenal unggul di final Piala FA.
Pada kesempatan itu, Sanchez mencetak gol dengan menyontek bola di kotak penalti meski di dekatnya ada Aaron Ramsey yang berada dalam posisi offside. Karena Ramsey dinilai tidak ikut campur, gol tersebut sah.
Itu hanyalah salah satu contoh bagaimana aturan tersebut mendapat sorotan, tapi apa yang sebenarnya dikatakan oleh Laws of the Game tentang penegakannya?
Berikut adalah panduan bagi Anda tentang aturan offside yang berlaku saat ini menurut Asosiasi Sepakbola dan ketentuan FIFA.
Apa Pengertian Dari Offside?
Getty ImagesMenurut Law 11, yang menjelaskan tentang offside, dan tertuang dalam IFAB Laws of the Game 2021/22, Anda berada dalam posisi offside ketika Anda berada di area lawan dan setiap bagian dari kepala, tubuh, atau kaki Anda lebih dekat ke garis gawang musuh ketimbang bola dan lawan kedua terakhir.
Salah satu dari dua lawan tersebut hampir selalu penjaga gawang. Jadi biasanya jika bola atau salah satu lawan tidak berada di antara Anda dan garis gawang, Anda akan berada dalam posisi offside. Anda tidak offside jika Anda sejajar dengan lawan kedua terakhir (biasanya bek atau kiper).
Namun itu bukanlah pelanggaran jika Anda sekadar berada dalam posisi offside - Anda bisa berdiri offside kapan pun Anda mau tanpa wasit perlu meniup peluit.
Offside baru bisa menjadi pelanggaran karena sejumlah alasan berbeda, dan di sinilah kebingungan dimulai dan kontroversi bisa muncul.
Yang pertama, menjadi yang paling umum dan jelas, adalah ketika Anda menerima atau memainkan bola dalam posisi offside ketika bola itu dimainkan oleh rekan satu tim kepada Anda.
Offside juga bisa menjadi pelanggaran ketika Anda mengganggu lawan. Anda dapat melakukannya dengan empat cara:
- mengganggu permainan lawan atau memainkan bola dengan menghalangi pandangannya
- menantang lawan untuk merebut bola
- mencoba memainkan bola ketika ini berdampak pada lawan
- membuat tindakan nyata yang mempengaruhi kemampuan lawan untuk memainkan bola
Terakhir, Anda juga offside jika Anda berdiri dalam posisi offside saat rekan satu tim memainkan bola dan bola memantul atau membelok ke tiang, mistar gawang atau lawan Anda atau sengaja diselamatkan dan memantul ke Anda.
Kapan Offside Dianggap Tidak Pelanggaran?

Seperti yang disebutkan, Anda dapat berdiri dalam posisi offside dan tidak dianggap melakukan pelanggaran jika Anda tidak mengganggu permainan, mengganggu lawan atau mendapatkan keuntungan dari rebound, penyelamatan, atau defleksi.
Juga tidak ada pelanggaran jika Anda berdiri dalam posisi offside dan Anda menerima bola ketika lawan dengan sengaja memainkannya, atau jika Anda menerima bola langsung dari tendangan gawang, tendangan sudut, atau lemparan ke dalam tim Anda.
Anda tidak bisa dinyatakan offside jika Anda berada di garis tengah lapangan sendiri saat bola dimainkan - bahkan jika Anda telah mencapai setengah lapangan lawan pada saat Anda menerimanya - jadi tidak ada pelanggaran juga di sana.
Apa Hukuman Bagi Yang Terjebak Offside?

Ketika pelanggaran offside terjadi, tim bertahan diberikan tendangan bebas tidak langsung. Itu diambil di titik mana pun ketika pemain terperangkap offside saat memainkan bola, mengganggu permainan atau lawan atau mendapatkan keuntungan.
Pemain tidak dihukum dengan kartu atau disiplin lain terkait pelanggaran offside, tidak peduli berapa banyak mereka melakukannya.
Jadi, Di Mana Kontroversinya?

Meski itu adalah salah satu aturan sepakbola paling mendasar, keputusan offside terus menjadi pusat perdebatan dan kontroversi.
Masalahnya, aspek-aspek tertentu dari aturan itu tidak hitam dan putih melainkan melibatkan tingkat subjektivitas. Meskipun ada beberapa masalah ketika pemain offside secara langsung mengganggu permainan, apa sebenarnya yang dimaksud dengan ‘mengganggu lawan’ tergantung pada keputusan wasit.
Seperti disebutkan di atas, contohnya adalah di final Piala FA 2017, ketika Alexis Sanchez menyontek bola di belakang pertahanan dan Aaron Ramsey, yang terjebak dalam posisi offside, jelas bergerak ke arahnya hanya untuk kemudian mundur dan membiarkan Sanchez berlari dan mencetak gol.
Chelsea dapat berargumen bahwa Ramsey telah melakukan pelanggaran offside dengan "jelas-jelas berusaha memainkan bola ketika ini berimbas pada lawan" atas dasar bahwa ia bergerak ke arah bola yang mengalihkan perhatian para pemain bertahan dan penjaga gawang mereka.
Namun, wasit bisa bergeming, bahwa selagi Ramsey bergerak ke arah bola, tindakannya tidak memengaruhi kemampuan The Blues untuk menghentikan Sanchez mencetak gol dan itu adalah kesalahan mereka sendiri.
Tidak ada jawaban yang pasti benar atau salah dan bagi sebagian orang, itu berarti bahwa aturan tersebut perlu disederhanakan atau dibuat lebih jelas. "Aturan offside itu gila," kata Gary Cahill setelah pertandingan.
Namun, untuk masa mendatang, offside tampaknya akan terus ada dalam bentuk dan penegakannya saat ini sekalipun sekarang sudah ada VAR yang bisa diandalkan.
