Peringatan: Artikel ini mengandung deskripsi eksplisit kekerasan yang dapat memicu tekanan emosional dan mental bagi pembaca.
PSSI-nya Brasil (CBF) telah mendiskusikan situasi Antony setelah mantan kekasihnya, Gabriela Cavallin, menuduhnya melakukan KDRT kepadanya.
CBF menyimpulkan bahwa Antony tidak akan mengikuti agenda jeda internasional September ini, dan mengonfirmasinya lewwat sebuah pernyataan.
Pernyataan tersebut berbunyi: "Mengingat fakta yang terungkap pada Senin (4/9) mengenai pemain #mufc Antony, yang harus diselidiki, dan demi melindungi terduga korban, sang pemain, tim nasional Brasil, dan CBF, pihak organisasi menginformasikan bahwa sang atlet terkait telah dikeluarkan dari tim nasional Brasil."
Cavallin mengungkap bahwa ia telah mengajukan laporan kepada kepolisian Sao Paulo dan Kepolosian Greater Manchester saat ia memberikan rincian serangan yang ia terima kepada UOL.
Korban berkata Antony menyerangnya beberapa kali antara Juni 2022 dan Mei 2023. Dalam salah satu insiden, Antony melempar kaca ke arahnya, membuatnya terluka sampai-sampai tulang di jarinya terlihat.
Ia juga merinci serangan yang Antony lakukan saat ia tengah mengandung. Ia mengklaim bahwa Antony menyerangnya saat mereka sedang di dalam mobil, mengancamnya akan melemparnya keluar dari mobil yang sedang berjalan, dan mengisyaratkan ancaman akan membunuhnya, bayi dalam kandungan, dan dirinya sendiri.
"Dia berkata kalau saya tidak bersama dirinya, maka saya tidak akan boleh bersama siapa pun," katanya kepada UOL. "Bahwa saya sedang mengandung anaknya. Saya harus bertahan bersamanya, jika tidak ia, saya, dan anak kami akan mati. Saya bilang padanya bahwa saya sedang hamil, bahwa ia membuat saya takut, membuat jantung saya berdegup. Saya gemetar ketakutan."
Antony menepis tuduhan ini Juni lalu, dengan berkata via Instagram: "Setelah mengajukan pernyataan saya ke kantor polisi di mana penyelidikan terkait nama saya sedang berjalan, saya ingin berbicara untuk pertama kalinya semenjak saya dituduh secara palsu telah melakukan penyerangan."
"Saya bungkam sampai saat ini supaya tak mengganggu proses penyelidikan, tetapi selama itu saya dan keluarga menderita dalam diam. Meski dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan yang teramat kurang mampu, saya tak pernah melalui situasi yang seperti ini, di mana tuduhan palsu menghasilkan penghakiman publik yang tidak adil dan terburu-buru."
"Setelah penyelidikan selesai, saya akan terbukti tidak bersalah. [Saya] yakin keadalian akan ditegakkan dan kerusakan terhadap citra saya akan berlalu. Terima kasih atas segala pesan dukungan di masa-masa yang sangat sulit ini."


