Getty Images SportAkhirnya Balik Ke Dunia Manajerial! Zinedine Zidane Bersiap Jadi Pelatih Prancis Setelah Piala Dunia 2026
Kembalinya Zidane mulai terbentuk saat Prancis bersiap untuk era baru
Kembalinya Zidane ke pinggir lapangan yang dinantikan akhirnya mungkin menjadi kenyataan. Seperti yang dilaporkan oleh AS, Prancis bermaksud menunjuk dia sebagai manajer tim nasional berikutnya setelah Deschamps menyelesaikan turnamen terakhirnya di Piala Dunia 2026. Selama berbulan-bulan Zidane telah mengisyaratkan bahwa dia siap untuk melatih lagi, dan Prancis telah menunggu saat yang tepat untuk membawanya pulang.
Waktu ini sejalan dengan kebutuhan Prancis untuk pembaruan. Kritik semakin lama semakin mengeluhkan penanganan Deschamps terhadap skuad akhir-akhir ini, dengan berargumen bahwa pendekatannya menjadi dapat diprediksi, konservatif dan terlalu bergantung pada eksperimen sebelumnya. Banyak yang merasa tim tersebut telah berhenti berkembang dalam area kunci seperti fleksibilitas taktik, variasi serangan dan rotasi skuad.
Kedatangan Zidane dipandang sebagai kesempatan untuk memberikan nuansa baru ke dalam tim yang kaya dengan bakat tetapi membutuhkan perspektif taktik yang segar.
AFPEra Deschamps
Kontrak Deschamps semakin mendekati akhir, menutup babak monumental dalam sepak bola Prancis. Diangkat pada tahun 2012 setelah Laurent Blanc, Deschamps membawa Prancis ke puncak yang mengukuhkan warisannya. Dia memandu bangsa tersebut ke final Euro 2016, meraih kejayaan Piala Dunia pada 2018, mencapai final Piala Dunia lainnya pada 2022, dan mempertahankan kompetisi yang konsisten selama lebih dari satu dekade memimpin.
Tapi masa jabatannya tidak luput dari titik rendah. Keluar dari babak 16 besar di Euro 2020, kekakuan taktis pada waktu tertentu, keputusan seleksi yang mengundang perhatian, dan pendekatan yang semakin repetitif meninggalkan kesan bahwa Prancis belum sepenuhnya memaksimalkan kumpulan bakat luar biasa mereka.
Resume Zidane menunjukkan arah baru untuk Les Blues
Tahun-tahun terakhir ini telah melihat kesepakatan yang berkembang di antara para kritikus: Prancis di bawah Deschamps menjadi dapat diprediksi. Analis berulang kali menunjuk ke masalah yang sama — rencana permainan yang konservatif, penyesuaian dalam pertandingan yang lambat, dan ketergantungan pada ide-ide yang pernah berhasil tetapi tidak lagi sesuai dengan skuad yang penuh dengan bakat dinamis dan berorientasi serangan. Dalam beberapa pertandingan, Prancis tampak seperti tim yang bermain di dalam diri mereka sendiri, dibatasi bukannya dibebaskan.
Para komentator berpendapat bahwa meskipun dengan Kylian Mbappe, dan bakat-bakat baru seperti Eduardo Camavinga dan Warren Zaire-Emery, Prancis sering bermain dengan kehati-hatian yang tidak perlu, menyerap tekanan daripada mendikte pertandingan.
Di sinilah profil Zidane sangat berbeda, karena ia memenangkan tiga gelar Liga Champions dalam tiga musim dan satu gelar La Liga di Madrid.
AFPMengapa Prancis masih akan merindukan Didier Deschamps
Bahkan dengan kegembiraan seputar kedatangan Zidane yang diharapkan, Prancis akan sangat merindukan Deschamps. Prancis akan merindukan ikatan pribadi unik yang dibangun Deschamps di dalam ruang ganti, sebuah koneksi yang berakar pada kepercayaan, kontinuitas, dan kepedulian yang tulus terhadap para pemainnya. Dia bukan hanya seorang ahli taktik; dia adalah kekuatan stabilisasi yang memahami cara mengelola kepribadian lintas generasi. Ketergantungannya pada para pemimpin berpengalaman seperti Hugo Lloris menciptakan budaya mentoring yang membantu pemain muda cepat beradaptasi di bawah tekanan sepak bola internasional.
Iklan

