Arsenal Manchester United Man City Premier League GFXGetty

Tim Terhebat Liga Primer Yang Pernah Ada: Dari 'Invicible' Arsenal Hingga 'Treble Winner' Manchester United!

Setelah menghancurkan Real Madrid di Liga Champions, sejarah telah menanti Manchester City. Tim luar biasa asuhan Pep Guardiola sekarang hanya berjarak tiga kemenangan dari treble. Gelar Liga Primer harus diselesaikan pada atau sebelum hari Minggu, ketika sang juara bertahan menyambut Chelsea di Etihad Stadium.

Manchester United bisa menjadi lawan yang sulit di final Piala FA, tapi The Cityzens tetap menjadi favorit untuk menghadapi derby yang ditunggu-tunggu di Wembley.

Hal yang sama berlaku untuk pertarungan mereka dengan Inter Milan di Istanbul. Pasukan Simone Inzaghi sedang dalam performa terbaik dan membanggakan rekor pertahanan yang sangat baik, tapi banyak pakar yang sudah memperkirakan bahwa City akan menyingkirkan tim Italia tersebut untuk merebut trofi Liga Champions pertama mereka.

Jika mereka melakukannya, dapat dipastikan bahwa mereka akan segera ditambahkan ke daftar tim terhebat di era Liga Primer oleh GOAL...

N.B. Tim telah di-ranking berdasarkan hasil mereka di semua kompetisi selama satu musim

  • Claudio Ranieri Premier League trophy 2015-16Getty

    12Leicester City 2015/16

    Dilly ding, dilly dong, ini keajaiban zaman modern Liecester City asuhan Claudio Ranieri! Orang dapat mencoba berargumen bahwa The Foxes tidak menempati peringkat sebagai salah satu tim terhebat dalam sejarah Liga Primer, mengingat mereka memenangkan gelar hanya dengan 81 poin dan melakukannya selama musim ketika hampir semua klub elite Inggris tampil buruk. Jelas, fakta bahwa Tottenham adalah tantangan utama Leicester untuk sebagian musim 2015/16 memberi tahu Anda semua yang perlu Anda ketahui tentang kualitas tim ini.

    Apakah tim asuhan Ranieri akan mengalahkan tim lain dalam daftar ini? Mungkin tidak, tapi demi Tuhan mereka pasti bakal mempersulit hidup mereka. Pertahanan Leicester sangat bagus, dengan kiper Kasper Schmeichel membuat ayahnya, Peter, sangat bangga di belakang empat bek tanpa kompromi yang dipimpin oleh Wes Morgan yang luar biasa.

    Tentu saja, hidup mereka dibuat jauh lebih mudah oleh gelandang sekaliber N'Golo Kante, yang menutup begitu banyak hal di depan mereka sampai-sampai banyak meme yang bertebaran terkait dirinya... Sementara itu, di depan Jamie Vardy benar-benar 'gacor', mendapat suplai bola manja dari Riyad Mahrez muda, yang terpilih sebagai Pemain Terbaik PFA tahun itu.

    Strategi Leicester mungkin tidak terlalu rumit, tapi sangat efektif. Mereka hanya kalah satu pertandingan selama paruh kedua musim dan berhasil menyegel gelar dengan tujuh clean sheet dalam sembilan pertandingan.

    Tentu saja, dongen 5000:1 ini lebih dari sekadar disiplin pertahanan The Foxes atau serangan balik tajam. Itu adalah kisah yang menghangatkan hati tentang kesuksesan tak terduga yang diharapkan oleh klub lain yang tak terhitung jumlahnya di seluruh dunia, karena itu membuktikan bahwa di era yang hampir sepenuhnya didominasi oleh uang, masih mungkin bagi tim yang dikelola dengan baik untuk tidak hanya bersaing dengan raksasa, tapi juga mengalahkan mereka.

    Jadi, meski memang ada tim yang lebih kuat dalam daftar ini, tidak ada, tidak satu pun, yang lebih melambangkan esensi olahraga selain mereka.

  • Iklan
  • Roy Keane Manchester United 1993Getty

    11Manchester United 1993/94

    Pada Jumat sore di musim panas 1993, gelandang Nottingham Forest Roy Keane secara lisan menyetujui kesepakatan dengan manajer Blackburn Rovers Kenny Dalglish untuk pindah ke Ewood Park. Satu-satunya masalah adalah, kantor klub sudah tutup malam itu. Dalglish harus menunggu sampai hari Senin berikutnya agar Keane menandatangani kontraknya. Pada titik inilah bos Manchester United Sir Alex Ferguson mengambil kesempatan, dan secara efektif mengubah jalannya sejarah Liga Primer.

    Tentu saja, United memenangkan gelar di musim sebelumnya - kesuksesan papan atas pertama mereka selama 26 tahun - tetapi memecahkan rekor Inggris untuk merekrut Keane mengubah tim yang bagus menjadi tim yang hebat. Memang, dengan Keane bekerja bersama-sama dengan Paul Ince yang sama-sama agresif, setiap pertempuran lini tengah menjadi tak terelakkan, sementara lawan juga diobrak-abrik oleh Ryan Giggs dan Andrei Kanchelskis di sayap.

    Mark Hughes menghajar hampir setiap bek yang mengalami nasib sial untuk menjaganya, membuat Eric Cantona bebas untuk fokus hanya memberi sedikit kepanikan. Pemain Prancis itu berada di puncak kekuatannya selama musim 1993/94, mencetak 25 gol di berbagai ajang.

    Tentu saja, United juga dapat mengandalkan lima pemain di belakang dengan karakter dan kualitas langka yang akhirnya menjadi legenda seperti Peter Schmeichel dan Denis Irwin, jadi mudah untuk memahami bagaimana tim utama Ferguson benar-benar luar biasa akhirnya memenangkan liga dengan selisih delapan poin sebelum kemudian mengalahkan Chelsea di final Piala FA.

    Harus dikatakan bahwa United kecewa di Eropa, disingkirkan Galatasaray di Liga Champions setelah disambut di 'neraka' Istanbul, namun mereka akan memenangkan treble domestik jika mereka tidak dikalahkan oleh Aston Villa di final Piala Liga.

    Tetap saja, gelar ganda liga dan Piala FA adalah pencapaian yang luar biasa pada saat itu, dan pertanda akan datangnya tim yang akan naik ke level lain begitu Keane menjadi kapten pada tahun 1997.

  • Jurgen Klopp Liverpool 2019 Champions League trophyGetty

    10Liverpool 2018/19

    Hal ini jelas akan menimbulkan kontroversi. Tim Liverpool 2018/19 sebenarnya tidak memenangkan gelar Liga Primer. Tetapi, kami menilai tim di sini berdasarkan penampilan di semua kompetisi selama satu musim - dan hasil The Reds luar biasa. Sangat luar biasa.

    Perolehan poin terakhir (97), pada saat itu, tertinggi ketiga dalam sejarah Liga Primer. Mereka membanggakan dua dari tiga pemain yang berbagi Sepatu Emas, Mohamed Salah dan Sadio Mane, sementara pertahanan mereka yang dipimpin Virgil van Dijk menjaga 21 clean sheet, hanya kebobolan total 22 gol, menggarisbawahi betapa lengkapknya tim ini.

    Liverpool juga hanya kalah satu pertandingan liga - tiga lebih sedikit dari juara Manchester City - dan hanya kalah satu poin dari gelar, meski menyelesaikan musim dengan sembilan kemenangan beruntun.

    Namun, sementara pasukan Pep Guardiola berhasil bertarung dan memenangkan perebutan gelar, tidak ada orang lain di Eropa yang dapat hidup dengan mentalitas monster Jurgen Klopp, yang memenangkan Liga Champions - dengan comeback di semi-final menjadi yang paling luar biasa, dengan Liverpool membalikkan defisit 3-0 pada leg pertama melawan Barcelona pada malam yang paling terkenal di Anfield.

    Orang-orang dapat menunjukkan kurangnya gelar liga semau mereka, karena hanya penggemar sepakbola yang paling berprasangka yang dapat secara rasional mengklaim bahwa tim The Reds 2018/19 tidak boleh dianggap sebagai salah satu tim terhebat di era Liga Primer.

  • Pep Guardiola Manchester City 2021-22 Premier League title celebrationsGetty

    9Manchester City 2021/22

    Tim Manchester City terkuat asuhan Pep Guardiola? Tentu saja tidak. Tapi, bisa dibilang salah satu karyanya yang paling luar biasa.

    Memang, City telah menambahkan Jack Grealish ke skuadnya dengan biaya rekor transfer Inggris £100 juta, tetapi mantan pemain Aston Villa itu tidak memberikan kontribusi apa pun untuk kesuksesan tim pada musim 2021/22, seperti yang dia akui sendiri.

    Raheem Sterling juga jelas terpuruk, yang membuatnya dijual ke Chelsea pada akhir musim, sementara Gabriel Jesus juga dilepas ke arsenal setelah terbukti lebih efektif sebagai seorang winger daripada pemain No.9.

    Dan itu membawa kita ke hal yang sangat mengesankan tentang tim City ini - mereka berhasil memenangkan liga tanpa striker murni. Setelah kepergian emosional Sergio Aguero, rencananya adalah merekrut Harry Kane yang multi talenta sebelum musim dimulai, tetapi pemilik Spurs Daniel Levy untuk menjual asetnya yang paling berharga - meskipun pemain internasional Inggris tersebut melakukan mogok kerja di awal musim.

    Diperkirakan bahwa City mungkin akan mencari striker lain, tapi Guardiola malah beralasan dia bisa melakukannya tanpa striker murni dan, hebatnya, dia benar. Berkat industri dan inovasi dari jajaran gelandang serang mereka yang berkualitas, City naik ke puncak pada bulan Desember dan bertahan di sana hingga akhir musim - meskipun ada tekanan kuat dari Liverpool.

    Memang, pemain seperti Kevin De Bruyne, Bernardo Silva, Phil Foden, Mahrez, Ilkay Gundogan dan bahkan Rodri tampil dengan gol-gol besar selama perebutan gelar. Juga harus dicatat bahwa penggunaan Joao Cancelo oleh Guardiola sebagai gelandang terbukti merupakan keputusan cemerlang, dengan bek sayap asal Portugal itu memainkan peran penting dalam mempertahankan mahkota Liga Primer mereka.

    Impian City di Liga Champions pupus oleh keruntuhan yang memilukan - dan masih sulit dipercaya - di Santiago Bernabeu, tetapi itu membuat kemenangan gelar domestik mereka semakin terpuji, mengingat mereka berhasil pulih dari pukulan dahsyat itu - dan bangkit dari ketertinggalan dua gol di matchday terakhir melawan Villa - untuk memastikan gelar dengan hanya keunggulan satu poin dari Liverpool.

    Dari perspektif taktis dan psikologis, musim 2021/22 adalah mahakarya dari Manchester City.

  • Antonio Conte crown Chelsea Premier League 2016-17Getty

    8Chelsea 2016/17

    Antonio Conte cukup tepat mengatasi beberapa kritik atas sifat buruknya selama masa kerjanya di Spurs, tapi dia bukan manajer kelas dunia pertama yang gagal di London utara dan dia sepertinya tidak akan menjadi yang terakhir - tentu saja saat Levy tetap memimpin.

    Selain itu, tidak ada yang menodai apa yang dicapai sang manajer selama musim perdananya di Chelsea, musim 2016/17. The Blues keluar dari bencana yang membuat mereka finis di urutan kesepuluh di Liga Primer musim sebelumnya - dan itu persis posisi yang sama yang mereka alami dalam enam pertandingan memasuki musim baru, setelah kekalahan beruntun dari rival empat besar mereka, Liverpool dan Arsenal.

    Pada titik inilah Conte membuat perubahan taktis paling signifikan dalam sejarah Liga Primer, dengan keputusannya untuk beralih ke 3-4-3 yang mengubah Chelsea menjadi pemenang gelar yang tidak terduga.

    Tiba-tiba, David Luiz tampak jauh lebih nyaman di pusat pertahanan, dengan dukungan dua bek tengah juga membebaskannya untuk memiliki pengaruh yang lebih besar dalam membangun permainan dari belakang, sementara Victor Moses membuktikan kemampuannya sebagai bek sayap.

    Eden Hazard, Diego Costa dan Pedro juga berkembang sebagai trio penyerang, sementara itu juga jelas membantu memiliki Kante di lini tengah, dengan mantan pemain Leicester tersebut membuktikan kekuatannya dalam mengunci gelar Liga Primer keduanya berturut-turut.

    Jelas, tidak adanya jadwal di kompetisi Eropa sangat membantu (seperti yang sering terjadi dalam kasus Conte), tetapi perubahan formasi tidak diragukan lagi menjadi kuncinya, menginspirasi rekor yang menyamai rekor 13 kemenangan beruntun yang akhirnya membawa Chelsea memenangkan gelar dengan 93 poin - hanya selisih dua dari rekor yang ada pada saat itu.

    Impian gelar ganda Conte pupus oleh kekalahan 2-1 dari Arsenal di final Piala FA, tetapi, seperti yang dikatakan Ranieri kepada Gazzetta dello Sport: "TIdak mudah mendapatkannya pada percobaan pertama, tetapi Antonio lulus ujiannya di Inggris dengan debutnya yang gemilang di sepakbola Liga Primer."

  • Alex Ferguson 2000Getty

    7Manchester United 1999/2000

    Jelas, ini kurang lebih adalah tim yang sama yang memenangkan treble musim sebelumnya (lebih lanjut nanti), tetapi kecemerlangan mereka di musim 1999/2000 dapat dijamin untuk disebut sebagai musim Liga Primer yang fantastis.

    Harapan United unutuk memenangkan Piala Eropa kedua berturut-turut diakhiri oleh Real Madrid di babak perempat-final, dengan Raul mencetak dua gol dalam kemenangan 3-2 di Old Trafford, sementara mereka bahkan tidak mendapat kesempatan untuk mempertahankan mahkota Piala FA mereka, setelah Setan Merah dipaksa untuk tampil di Piala Dunia Antarklub di Brasil untuk meningkatkan harapan Inggris menjadi tuan rumah Piala Dunia 2006.

    Namun, United tidak mengecewakan di Liga Primer, memenangkan gelar dengan 91 poin (rekor Liga Primer untuk musim dengan 38 pertandingan) setelah mengakhiri musim dengan 11 kemenangan beruntun.

    Secara defisit, harus dikatakan, mereka tidak terlalu bagus - kebobolan 45 gol - dan itu terutama karena perjuangan Ferguson untuk mencari pengganti Peter Schemichel yang legendaris. Mark Bosnich mengecewakan sekembalinya ke Old Trafford dan, semakin sedikit yang dibicarakan tentang Massimo taibi, akan semakin baik.

    Namun, lini tengah United luar biasa (David Beckham, Keane, Paul Scholes dan Giggs) dan menakutkan di depan, dengan Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solskjaer memberikan dukungan yang lebih dari mampu untuk Dwight Yorke dan Andy Cole.

    Tidak ada yang bisa hidup dengan mereka - seperti yang digarisbawahi oleh margin kemenangan 18 poin yang memecahkan rekor yang baru saja diungguli oleh Manchester City (lebih banyak tentang itu nanti juga!)

    Setelah merebut gelar dengan kemenangan atas Soton pada 22 April, Fergie dengan bangga berkata: "Saya pikir ini adalah tim Manchester United terbaik yang pernah kami miliki!"

  • Jose Mourinho Chelsea 2005Getty

    6Chelsea 2004/05

    Jose Mourinho mengatakan bahwa dia "istimewa" dalam konferensi pers pertamanya sebagai manajer Chelsea - dan dia membuktikan itu pada musim perdananya di Inggris.

    Strategi menyerang khusus tim ini sering diabaikan secara tidak adil. Mereka mungkin tidak mencetak banyak gol (72), tetapi Frank Lampard menyumbang 19 gol dari lini tengah, sementara kecepatan Arjen Robben dan Damien Duff membuat The Blues mematikan. Dan sudah jelas, Didier Drogba benar-benar membuat dunia gempar di musim pertamanya di Stamford Bridge, Eidur Gudjohnson tampi luar biasa, dengan pemain asal Islandia itu membuktikan kelasnya sebagai penghubung yang sangat elegan dan efektif.

    Namun, tidak ada perdebatan bahwa pemecah rekor Chelsea dengan 85 poin terutama dengan pertahanan solid yang pernah ada di sepakbola Inggris. Ya, mereka dilindungi dengan sempurna oleh Claude Makelele, tetapi Paolo Ferreira dan Ricardo Carvalho membuat pertahanan mereka semakin kuat. William Gallas cemerlang di sisi kiri, John Terry adalah raksasa di jantung pertahanan dan Petr Cech terbukti sangat membuat lawan frustrasi.

    Memang, Chelsea hanya kebobolan 15 gol selama musim yang luar biasa ini - sebuah rekor yang tak seorang pun percaya akan dikalahkan.

    Mou masih kecewa dengan kenyataan bahwa harapan Chelsea juga untuk memenangkan Liga Champions digagalkan oleh gol 'hantu' Luis Garcia di Anfield, tetapi dia tetap sangat bangga dengan mahakarya 'pertahanan' ini.

  • Liverpool 2019-20 Premier League championsGetty

    5Liverpool 2019/20

    Musim yang tiada duanya, seperti yang ditunjukkan oleh Liverpool ketika memenangkan Liga Primer lebih awal dari juara sebelumnya. Dengan Alisson di bawah mistar, Van Dijk mengatur pertahanan dan trio Mane-Salah-Firmino menjadi salah satu tiga penyerang terbaik dalam sejarah, The Reds asuhan Klopp secara efektif menyelesaikan gelar pada bulan Februari, setelah rekor tak terkalahkan yang menakjubkan dengan 26 kemenangan dalam 27 laga!

    Kekalahan yang mengejutkan di Watford menghancurkan harapan mereka untuk tidak terkalahkan sepanjang musim dan kemudian, setelah itu, pandemi Covid-19 melanda, memaksa penangguhan permainan yang bahkan mendorong seruan klub saingan agar seluruh musim dinyatakan batal.

    Beruntung bagi Liverpool, sepakbola akhirnya dilanjutkan di sebagian besar Liga Eropa utama, dan mereka melanjutkan itu untuk menyegel gelar papan atas pertama sejak 1990 - pada bulan Juni, dengan sisa tujuh pertandingan yang memecahkan rekor. Ada orang yang percaya kesuksesan mereka yang terlambat harus memiliki tanda khusus karena pandemi namun, sebenarnya, jeda itu lebih merugikan Liverpool. Sebelum kompetisi dihentikan, mereka berada di jalur untuk menghancurkan batas 100 poin, tapi mereka gagal setelah kalah dalam dua dari tujuh pertandingan terakhir.

    Bukan berarti kehilangan sedikit sejarah membuat perbedaan bagi Liverpool, yang juga tersingkir di babak 16 besar Liga Champions setelah dibekuk Atletico Madrid di Anfield. Baik Klopp dan kaptennya, Jordan Henderson, tampak emosional setelah menyegel gelar liga yang dominan secara historis dan lama tertunda yang sangat berarti bagi semua orang yang terhubung dengan klub.

    "Saya sangat senang untuk semuanya, para penggemar dan kota ini," kata Henderson sambil menangis kepada Sky Sports. "Ini adalah momen lain dalam hidup kami yang tidak akan pernah kami lupakan."

  • Cristiano Ronaldo Manchester United 2008 Champions League finalGetty

    4Manchester United 2007/08

    Ada argumen yang dibuat bahwa musim 2007/08 adalah tim United terbaik Ferguson. Mereka mungkin tidak memenangkan treble, tetapi mereka menaklukan Inggris dan Eropa, dan dengan semangat menyerang yang membuat pria asal Skotlandia itu terkenal.

    Sangat sulit untuk menemukan kelemahan di starting XI mereka, selain mungkin Wes Brown di bek kanan. Tapi, dia memainkan perannya dalam kesuksesan Setan Merah, bahkan menyumbang assist di final Liga Champions.

    Dan selain itu, lima pemain di belakang lainnya sangat brilian. Edwin van der Sar adalah penjaga gawang yang benar-benar hebat, Patrice Evra menjadi bek sayap modern yang luar biasa dan duo Rio Ferdinand-Nemanja Vidic sangat terhubung. Tiga lini tengah Michael Carrick, Scholes dan Giggs juga seimbang, dan untuk trio lini serang, Setan Merah punya semuanya.

    Terinspirasi oleh Roma tanpa striker di era Luciano Spalletti, Fergie menyusun lini serang tanpa No.9. Carlos Tevez, Wayne Rooney dan Cristiano Ronaldo semuanya serba bisa dan semuanya luar biasa, dengan yang terakhir hampir tidak dapat dikritik di musim itu dan berhasil memenangkan Ballon d'Or pertamanya, yang pantas didapatkan setelah mencetak 42 gol dalam 49 pertandingan di semua kompetisi.

    Setan Merah hanya memenangkan gelar Liga Primer dengan selisih dua poin dari tim Chelsea asuhan Avram Grant dan bisa dibilang sedikit beruntung melawan tim yang sama di Moskwa, dengan kapten The Blues Terry menyia-nyiakan kesempatan untuk memenangkan adu penalti.

    Tetapi, semua tim hebat membutuhkan sedikit keberuntungan - dan mereka jelas merupakan tim yang hebat. "Saya pikir ada sedikit takdir tentang itu," kata Fergie sesudahnya. "Saya senang untuk semua orang. Ini pencapaian yang luar biasa. Kami pantas mendapatkannya." Tidak ada argumen yang perlu diperdebatkan soal itu.

  • Pep Guardiola Manchester City 2017-18Getty

    3Manchester City 2017/18

    Keabsahan pemecah rekor Manchester City jelas dipertanyakan, dengan pengeluaran tinggi, klub yang didukung negara ini telah didakwa lebih dari 11 pelanggaran Financial Fair Play (FFP) Liga Primer antara tahun 2009 dan 2018, dan kita semua masih menunggu keputusan akhir.

    Namun, apapun yang terjadi, yang dapat kami katakan dengan pasti adalah bahwa tim asuhan Pep Guardiola memainkan sepakbola yang fantastis, mungkin permainan Inggris terbaik yang pernah ada. Dengan Fernandinho yang menjadi pertahanan pertama di depan empat bek, De Bruyne dan David Silva melakukan sihir di lini tengah, sementara Sterling dan Leroy Sane berkreasi dari sisi sayap dengan Aguero menjadi ujung tombak.

    Tetapi, apa yang benar-benar membedakan City dari semua rival mereka adalah tingkat kedalaman skuad yang belum pernah terlihat sebelumnya di Inggris, atau bisa dibilang di tempat lain di dunia ini. Gabjes, Bernardo Silva dan Gundogan bahkan tidak dijamin starter!

    Hasil bersihnya adalah City menjadi tim Liga Primer pertama dengan margin kemenangan 19 poin. Satu-satunya kejutan adalah City gagal mengubah dominasi domestik mereka yang belum pernah terjadi sebelumnya menjadi kesuksesan di Eropa, dan itu karena rival Inggris mereka, dengan Liverpool mengalahkan mereka di kandang dang tandang pada perempat-final Liga Champions.

    Tapi, banyak penggemar dan pakar akan berpendapat bahwa skuad pemenang gelar pertama Guardiola di Etihad adalah yang terbaik, karena gaya dan konsistensi mereka. Sang manajer juga berpendapat bahwa hasil 100 poin mereka "akan bertahan lama".

    Sebenarnya rekor tersebut kemungkinan besar akan tetap bersama City selamanya - kecuali Liga Primer akhirnya memutuskan sebaliknya...

  • Arsenal Invincibles 15052004Getty Images

    2Arsenal 2003/04

    Ah 'The Invicibles', karya seni menakjubkan Arsene Wenger di Arsenal. Karena jangan sampai ada yang lupa, Meriam London tak hanya terkalahkan di Liga Primer, permainan mereka juga menyenangkan untuk dilihat, terutama karena keindahan, keanggunan dan interaksi antara Thierry Henry, Dennis Bergkamp dan Robert Pires.

    Perlu diingat juga, bahwa Arsenal telah memasuki musim 2003/04 dengan lesu karena pada musim sebelumnya mereka finis di urutan kedua di belakang Manchester United setelah unggul delapan poin, yang memicu cemoohan.

    Bagaimanapun, apa yang terjadi selanjutnya, adalah pertunjukan yang benar-benar luar biasa, terima kasih diberikan untuk duet Patrick Vieira dan Gilberto Silva di lini tengah, dan pasukan Ferguson terlempar dari pertarungan gelar pada bulan Maret karena tekad besar yang dimiliki tim asuhan Wenger ketika bermain.

    Bahkan setelah meraih gelar dengan memuaskan di kandang rival London mereka, Tottenham, dengan hasil imbang 2-2, Arsenal menolak untuk mengalah, dengan aman menyapu empat laga terakhir untuk mengukir sejarah.

    Wenger memang memiliki satu penyesalan besar: tersingkirnya Arsenal di perempat-final Liga Champions, yang terjadi setelah kekalahan mengejutkan 2-1 di kandang dari Chelsea. Dan trofi itu tidak dapat disangkal seharusnya bisa mereka menangkan, mengingat sebagian besar tim besar tradisional Eropa tersingkir, sehingga final dimainkan antara Monaco dan Porto.

    Namun, Wenger tetap berpendapat bahwa musim mereka di liga tanpa cela adalah pencapaian yang lebih besar, sebenarnya yang "terhebat" dalam karier manajerialnya. "Itu selalu menjadi impian saya untuk melewati seluruh musim tanpa kekalahan," jelasnya. "Karena tidak banyak yang bisa dilakukan orang untuk mengalahkan itu."

    Dan dia benar. Ini adalah prestasi yang masih belum bisa ditandingi, dan mungkin tidak akan pernah ada.

  • Ole Gunnar Solskjaer Manchester United Bayern Munich 1999 Champions LeagueGetty

    1Manchester United 1998/99

    Standar yang digunakan unutuk mengukur kesuksesan di Inggris. Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa pemenang treble Manchester United bukanlah tim terbaik yang pernah ada di papan atas, tetapi mereka memiliki banyak pemain yang akan menantang tempat di Starting XI Terbaik Liga Primer Sepanjang Masa, termasuk Keane, Bechkam, Giggs, Peter Schmeichel, Scholes dan Irwin.

    Dan, pada akhirnya, pencapaian mereka yang belum terjadi sebelumnya membuktikan itu. Mereka tidak hanya memenangkan gelar liga, Piala FA dan Liga Champions; mereka melakukan semuanya dengan cara yang paling mendebarkan. Memang, ada semangat 'tidak pernah mati' dan kemudian ada level karakter yang terus terang gila dan keras kepala seperti Ferguson yang membuat United lolos dalam tiga kompetisi berbeda.

    Mereka tidak terkalahkan di liga setelah Natal dan memenangkan gelar dengan unggul satu poin dari Arsenal pada hari terakhir, setelah bangkit dari ketertinggalan untuk mengalahkan Tottenham di Old Trafford yang riuh.

    Jika dibandingkan, kemenangan di final Piala FA atas Newcastle relatif seperti final pada umumnya, tetapi itu terjadi setelah comeback dramatis di menit-menit terakhir melawan Liverpool di babak keempat dan kemudian, pertemuan yang benar-benar epik dengan Arsenal di semi-final, yang hanya diselesaikan dengan solo gol Giggs di pertandingan ulang.

    Luar biasa, bahkan lebih mendebarkan ketika melawan Bayern Munich di Camp Nou, saat Setan Merah memenangkan Liga Champions pertama mereka di bawah asuhan Ferguson dengn dua gol di masa injury time, dari Sheringham dan Solskjaer.

    Seseorang jelas dapat berdebat tentang kualitas era dan lawan ketika harus menentukan tim terhebat dalam sejarah Liga Primer, tetapi pemenang treble Manchester United tahun 1999, ASTAGA!