Ultimate Brazil Dream TeamGOAL

Tim Impian Brasil - Enggak Ada Ronaldinho, Tapi Pele & Ronaldo Masuk

Brasil bukan cuma merupakan tim paling dicintai berkat filosofi Jogo Bonito mereka, tapi karena mereka juga merupakan tim tersukses dalam sejarah Piala Dunia, memenangkan turnamen global empat tahunan ini lima kali - pada 1958, 1962, 1970, 1994, dan 2002.

Selecao adalah satu-satunya tim nasional yang bermain di semua edisi Piala Dunia tanpa sekalipun absen - dan satu-satunya tim yang telah juara di empat benua berbeda.

Dan mereka meraih segala kesuksesan tersebut dengan memainkan sepakbola maha indah yang dioperasikan oleh talenta-talenta individual terbaik.

Pele masih masuk perdebatan GOAT bersama Diego Maradona, Lionel Messi, dan sesekali Cristiano Ronaldo.

Ronaldinho dan Ronaldo di masa primanya pun tak jauh dari perdebatan itu dan masih ada nama-nama kelas wahid yang pernah bersinar bagi Brasil. Jujur, ini adalah seri Dream Team paling sulit untuk ditulis, mengingat berbagai legenda absolut yang pernah menari untuk Tim Samba.

Tapi, pada akhirnya, siapa saja yang termasuk ke dalam tim impian ultimate Brasil?

Mari kita lihat!

  • Claudio Taffarel Brazil World Cup 1994Getty Images

    GK: Claudio Taffarel

    Legenda Brasil tulen. Taffarel tampil lebih dari 100 kali untuk Brasil dan membantu mereka menjuarai Piala Dunia 1994. Antara 1988 dan 1998, kiper legendaris ini tampil di SEMBILAN turnamen besar internasional untuk Brasil.

    Selain kesuksesan di Piala Dunia 1994, ia juga memenangkan dua gelar Copa America plus medali perak Olimpiade 1988.

  • Iklan
  • Cafu Brazil World Cup 2002Getty Images

    RB: Cafu

    Penampil terbanyak Brasil. Cafu digadang-gadang sebagai salah satu bek kanan yang pernah ada.

    Dikenal berkat pergerakannya dinamisnya, kepemimpinannya, serta kecenderungannya untuk menyerang, ia mewakili Brasil dalam empat Piala Dunia antara 1994 dan 2006 dan merupakan satu-satunya pemain dalam sejarah yang tampil di tiga final Piala Dunia berturut-turut, memenangkannya pada 1994 dan 2002.

    Pada 2002, ia mengangkat trofi Piala Dunia sebagai kapten, mengabadikan namanya di buku sejarah Brasil.

  • Hideraldo Bellini Brazilian captain WC 1958Getty

    CB: Hilderaldo Bellini

    Peraih dua Piala Dunia beruntun pada 1958 dan 1962. Hilderaldo Bellini adalah kapten Brasil pertama yang mengangak trofi juara dunia itu pada 1958.

    Ia total bermain 51 kali untuk Selecao antara 1957 dan 1966,

    Fakta unik soal Bellini, ia seringkali dikreditkan sebagai pelopor tradisi mengangkat trofi ke udara setelah menjuarai suatu kompetisi.

    Awalnya ia melakukan ini agar fotografer bisa merekam gambar denganlebih jelas. Semakin populernya foto tersebut, gestur angkat trofi pun menjelma menjadi suatu tradisi.

  • Mauro Ramos Brazil

    CB: Mauro Ramos

    Mauro Ramos de Oliveira adalah salah satu bek tengah terbaik dalam sejarah Brasil, terutama dalam duel udara dan tekel.

    Ia cuma bermain 28 kali untuk Brasil antara 1948 dan 1965, menjadi bench player pada Piala DUnia 1954 dan 1958, sebelum mengapteni Selecao saat menjuarai Piala DUnia 1962.

    Ramos juga memenangkan Copa America bersama Brasil, pada 1949.

    Tak banyak yang bisa sekelas Ramos, tapi Lucio layak disebutkan di sini. Sebagai salah satu bek sentral paling agresif yang pernah ada, ia tampil 100 kali untuk Brasil antara 2000 dan 2011 dan menjuarai Piala Dunia 2002, Piala Konfederasi 2005 & 2009 bersama negaranya.

  • Roberto Carlos BrazilGetty Images

    LB: Roberto Carlos

    Bek kiri paling ikonik dalam sejarah sepakbola. Roberto Carlos sebenarnya memulai kariernya sebagai seorang penyerang (penggemar Winning Eleven mungkin tidak kaget) sebelum akhirnya menjadi bek kiri paling menyerang yang mungkin pernah ada.

    Pria dengan kaki kiri emas ini mencetak berbagai gol-gol tak masuk akal yang seolah melawan hukum fisika dalam sejarah sepakbola.

    Carlos tampil 125 kali untuk Brasil antara 1992 dan 2006, bermain di tiga Piala Dunia, mencapai final 1998 dan menjuarai edisi 2002.

  • Dunga Brazil World Cup 1994Getty Images

    CM: Dunga

    Carlos Caetano Bledorn Verri, atau akrab dikenal Dunga, mengapteni Brasil saat menjuarai Piala Dunia 1994 dan mencetak penalti ketiga timnya saat menang adu penalti melawan Italia di final.

    Ia mengapteni Brasil di Piala Dunia 1998, di mana ia berantem dengan rekan satu tim Bebeto di laga ronde pertama kontra Maroko. Meski ada ketegangan, Brasil mampu mencapai partai final, kalah 3-0 di tangan tuan rumah Prancis.

    Bersama legenda Spanyol Xavi, DUnga adalah satu dari dua pemain yang pernah bermain di final Piala Dunia, final Olimpiade, final Piala Konfederasi, dan final kejuaraan kontinental (Copa America, Euro, dsb).

    Ia tampil 91 kali untuk Brasil antara 1987 dan 1998 sebelum melatih mereka antara 2006 dan 2010.

    Paulo Roberto Falcao juga layak disebutkan di sini. Gelandang bertahan legendaris AS Roma ini memiliki karier yang kurang mentereng bagi timnas Brasil, hanya tampil 34 kali tanpa memenangkan satu gelar pun. Tapi ia menjadi bagian dari salah satu skuad terbaik yang gagal menjuarai Piala Dunia pada edisi 1982, saat Brasil ditumpas Paolo Rossi-nya Italia.

  • Garrincha BrazilGettyImages

    RM: Garrincha

    Didapuk sebagai salah satu pemain terbaik yang pernah ada, beberapa bahkan menyebutnya penggiring terbaik yang pernah ada, Manuel Francisco dos Santos atau yang akrab disapa Garrincha berperan kunci saat Brasil menjuarai Piala Dunia 1958 dan 1962.

    Terkhusus pada 1962, saat Pele cedera, Garrincha-lah yang memimpin Brasil menuju kejayaan Piala Dunia, mendominasi semua lawan sampai partai final.

    Ia menjadi pemain pertama yang memenangkan Bola Emas, Sepatu Emas, dan trofi Piala Dunia dalam satu turnamen.

    Sebuah statistik mencengangkan soal karier internasionalnya: tiap kali Garrincha dan Pele bermain untuk Brasil, mereka tak pernah kalah barang sekali pun!

    Ia tampil 50 kali untuk Selecao, mencetak 12 gol, dari posisi gelandang atau sayap kananantara 1955 dan 1966.

  • Rivaldo Brazil Copa America 1999Getty Images

    LM: Rivaldo

    Penggemar sepakbola akan mengenang Rivaldo sebagai salah satu pemain paling skillful di generasinya.

    Tendangan bebas berbelok dari posisi sulit, mencetak gol-gol salto, menendang gol jarak jauh, atau bahkan menciptakan gol bagi rekan satu timnya, Rivaldo mampu melakukan semua itu dengan mudah.

    Peraih Ballon d'Or 1999 ini bermain 74 kali dan mencetak 35 gol untuk Brasil.

    Ia membantu Brasil mencapai final Piala Dunia 1998 sebelum menciptakan lini depan mematikan bersama Ronaldo dan Ronaldinho untuk menjuarai Piala Dunia 2002, mencetak lima gol dalam tujuh laga Brasil di turnamen itu.

    Bekas bintang Barcelona ini menang tipis atas Ronaldinho untuk masuk ke XI kami.

  • Pele World CupGetty

    FW: Pele

    Pemain terbaik Brasil sepanjang masa alias GOAT-nya Brasil. Pele adalah salah satu sosok olahragawan paling populer dan paling sukses dalam sejarah sepakbola.

    Penyerang legendaris ini melakoni debutnya bagi timnas senior di usia yang baru 16 tahun.

    Ia menjuarai Piala Dunia 1958, 1962, dan 1970 untuk menjadi satu-satunya pemain yang pernah ada yang mampu menjuarai tiga Piala Dunia.

    Pele merupakan topskor sepanjang masa Brasil, mencetak 77 gol hanya dalam 92 laga.

    Sering bermain sebagai penyerang, Pele sebenarnya adalah pesepakbola komplet yang piawai menggiring, playmaking, menciptakan assist, serta memiliki visi umpan yang tiada dua.

  • Ronaldo Brazil World Cup 2002Getty Images

    FW: Ronaldo

    Seperti Pele, Ronaldo juga memulai kariernya di timnas Brasil di usia yang sangat muda. O Fenomeno baru berusia 17 tahun saat dipanggil masuk skuad Brasil di Piala Dunia 1994.

    Tapi baru di Piala Dunia 1998 dan 2002 nama Ronaldo dibubuhkan ke dalam buku sejarah sepakbola dengan tinta emas, terutama pada 2002 saat ia menciptakan trio mematikan bareng Ronaldinho dan Rivaldo, membantu Brasil juara Piala Dunia di mana ia mencetak dua gol di final dan memenangkan Sepatu Emas.

    Rekornya (yang kini sudah dipecahkan Miroslav Klose) mencetak 15 gol di Piala Dunia ia torehkan pada 2006 saat usianya baru mencapai 30 tahun.

    Ronaldo adalah kasus "Andaikan saja..." di sepakbola. Tak terbayangkan apa saja hal-hal yang bisa ia lakukan dalam kariernya andai saja ia tak pernah cedera dan mengalami masalah kebugaran.

    Sulit untuk memilih Ronaldo dan Zico, karena nama kedua itu adalah legenda absolut sepakbola, yang tampil di tiga Piala Dunia (1978, 1982, dan 1986) tapi sekali pun juara, meski skuad Brasil di Piala Dunia 1982 didapuk sebagai salah satu timnas terbaik yang pernah ada.

  • Romario Brazil gallery picGetty

    FW: Romario

    Siapa lagi yang layak mengisi spot terakhir di XI terbaik Brasil sepanjang masa jika bukan Romario?

    Striker subur yang dikenal berkat kemampuan finishing-nya yang luar biasa, Romario telah mencetak 750 gol lebih sepanjang kariernya dan 55 darinya ia lesakkan untuk Brasil antara 1987 dan 2005.

    Ia menjadi bintang utama Brasil saat menjuarai Piala Dunia 1994 dan meraih Bola Emas.

    Romario bekerja sama dengan Bebeto di Piala Dunia edisi itu dan mencetak lima gol.

    Ia merupakan pemain terakhir yang memenangkan Bola Emas dan Piala Dunia di turnamen yang sama.

    Meski merupakan dua rival abadi dengan kepribadian dan perjalanan hidup yang sepenuhnya bertolak belakang, Romario berpartisipasi dalam selebrasi ikonik 'timang bayi' Bebeto melawan Belanda setelah istri Bebeto melahirkan anak ketiga mereka beberapa hari sebelum pertandingan tersebut.