Weah McKennie Dest GFXGetty/GOAL

Bersinar Atau Redup: Bintang Amerika Serikat Di Serie A - Timothy Weah Bersiap, Christian Pulisic & Yunus Musah Jadi Selanjutnya?

Selamat bertahun-tahun, bintang asal Amerika Serikat memusatkan perhatian pada dua liga Eropa yang disebut 'Big Five'. Jika ada bintang Amerika yang dikaitkan untuk hal-hal besar, kemungkinan mereka akan berakhir di Bundesliga atau Liga Primer. Jerman telah lama menjadi rumah yang bersedia menyambut bintang USMNT teratas, sementara Inggris selalu dipandang sebagai puncak olahraga, dan untuk alasan yang bagus pula negara itu dipilih.

Bagaimanapun, musim panas ini, arah angin mulai bergeser. Tampaknya bintang masa kini dan masa depan Amerika berbondong-bondong ke Italia. Musim lalu, kita menyaksikan 'Leeds Amerika Serikat'; musim panas ini kita melihat Serie USA.

Tim Weah diboyong oleh Juventus, di mana dia akan bergabung dengan Weston McKennie, setidaknya untuk saat ini. Sementara itu, Christian Pulisic dan Yunus Musah telah dikaitkan dengan kepindahan ke AC Milan. Nama-nama tersebut adalah empat starter kunci untuk USMNT, dan ada kemungkinan, di awal musim, keempatnya akan bermain di Serie A.

Liga Italia, secara tradisional, bukanlah yang paling ramah bagi orang Amerika, meskipun hal itu tampaknya berubah. Tapi, siapa saja bintang Amerika yang pernah menghiasi sepakbola Italia, dan bagaimana performa mereka? Berikut GOAL berikan ulasannya...

  • Bradley USMNT RomaGetty

    Michael Bradley

    Karier Bradley di Serie A agak singkat, karena hanya bermain di liga selama dua setengah tahun, tetapi dia benar-benar membuat dirinya disayang oleh para pendukung. Dia awalnya bergabung dengan Chievo pada tahun 2011, dan dengan cepat menjadi favorit penggemar, mendapat julukan Il Generale, atau The General. Kesuksesannya membuat Bradley naik tangga saat ia bergabung dengan Roma setelah hanya satu musim di Chievo.

    Gelandang ini selalu menjadi pemain andalan Roma, meski sempat mengelami beberapa cedera. Dia tampil dalam 46 pertandingan selama satu setengah tahun tugasnya di Roma sebelum memilih untuk kembali ke MLS bersama Toronto FC. Bradley tentunya memiliki bakat untuk bertahan di Serie A dan, selama berada di Italia, dia membuktikan bahwa dia memiliki kemampuan untuk bersaing di level tertinggi.

    Hasil? Bersinar!

  • Iklan
  • Onyewu Pirlo AC MIlanGetty

    Oguchi Onyewu

    Mantan bek tengah USMNT ini memiliki satu momen tak terlupakan di Italia, tetapi itu jelas tidak terjadi di lapangan. Onyewu terkenal melawan Zlatan Ibrahimovic selama latihan di AC Milan menjelang pertandingan melawan Bari. Menurut cerita, ikon Swedia tersebut sedikit sembrono dalam melakukan tekel, membuat pria asal Amerika itu memukul rusuknya, yang pada akhirnya retak.

    Itu menjadi momen terbesarnya di Italia, meskipun dia hanya membuat satu penampilan di Liga Champions untuk Rossoneri. Onyewu kemudian bermain di Liga Primer, La Liga, Championship dan MLS usai meninggalkan Italia. Dia sempat menjadi bintang di Belgian Pro League di awal kariernya.

    Hasil? Redup!

  • Sergino Dest AC Milan 2022-23Getty Images

    Sergino Dest

    Kami tidak akan berbasa-basi di sini: Karier singkat Dest di Serie A adalah sebuah bencana. Dipinjamkan ke AC Milan dari Barcelona, bek kanan ini tidak pernah menjadi pilihan utama di San Siro, dengan Rossoneri tidak dapat menemukan kegunaan dari Dest di klub. Ia hanya memainkan 14 pertandingan di berbagai ajang dan dikeluarkan dari skuad sepanjang paruh kedua musim karena Milan benar-benar menyerah padanya.

    Dest akan pindah ke klub lain musim panas ini, setelah menghabiskan satu tahun di Milan.

    Hasil? Redup!

  • Busio Venezia 2022Getty

    Gianluca Busio

    Mantan bintang Sporting KC ini adalah rekrutan terbesar dalam sejarah Venezia saat ia pindah dengan biaya rekor klub. Namun, waktunya di Italia naik turun.

    Dia membuat 29 penampilan di musim debutnya, mencetak satu gol melawan Cagliari, tetapi Venezia terdegradasi dari kasta tertinggi. Dia masih belum menjadi pemain andalan pada 2022/23, memainkan total 28 pertandingan di Serie B. Ini masih awal untuk Busio, yang baru berusia 21 tahun, tetapi pengalamannya di Italia sejauh ini agak sulit.

    Hasil? Redup! (sejauh ini)

  • Lalas PadovaGetty

    Alexi Lalas

    Lalas bermain di Serie A di era yang berbeda, karena bintang USMNT ini benar-benar pelopor dalam hal pemain Amerika bermain di Eropa.

    Setelah menjadi terkenal selama Piala Dunia 1994, Lalas berjuang bersama Padova. Dia mencetak dua gol untuk tim Serie A tersebut, termasuk satu gol melawan AC Milan, saat Padova finis di urutan ke-14 pada musim pertamanya, sebelum memenangkan play-off degradasi pada Juni 1995.

    Dia akhirnya kembali ke MLS pada tahun berikutnya, tetapi tetap di Paldova dengan status pinjaman sampai MLS dimulai Februari tahun 1996.

    Hasil? Bersinar!

  • Bryan Reynolds RomaGetty

    Bryan Reynolds

    Bek sayap ini pindah ke Roma pada Februari 2021 setelah membintangi FC Dallas. Kepindahannya tersebut sepertinya menegaskan statusnya sebagai bintang masa depan USMNT, saat ia berangkat ke Italia dengan euforia yang luar biasa di Amerika Serikat.

    Tapi, kariernya di Italia tidak dimulai dengan baik. Setelah hanya melakoni delapan penampilan di musim perdananya di klub, dia dipinjamkan ke FC Kortrijk pada Januari 2022. Dia kembali musim panas tahun itu dan, jelas masih tidak masuk ke dalam rencana Jose Mourinho, dia dipinjamkan ke Belgia sekali lagi, kali ini bersama Westerlo.

    Reynolds bersinar selama masa pinjaman di sana tetapi, setidaknya sejauh ini, dia belum memberikan pengaruh apa pun di Serie A.

    Hasil? Redup!

  • Tanner TessmannVenezia FC

    Tanner Tessmann

    Anggota skuad lain dari revolusi Amerika di Venezia. Tessmann muncul sebagai bintang baru FC Dallas, membuat hanya 28 penampilan untuk klub MLS sebelum Venezia merekrutnya. Dia tampil 20 kali di Serie A di satu-satunya musim klub di papan atas, dan menjadi pemain reguler untuk klub di Serie B musim lalu.

    Dia bernasib lebih baik dari Busio, memainkan peran lebih besar dari kompatriotnya, dan seperti Busio, gelandang berusia 21 tahun ini masih harus berkembang.

    Hasil? Bersinar!

  • McKennie JuventusGetty Images

    Weston McKennie

    Nilainya sedikit menurun karena dipinjamkan ke Leeds, tetapi Anda tidak dapat menyangkal bahwa McKennie memiliki beberapa momen bagus di Juventus sebelum pindah.

    Dia bergabung dari Schalke pada tahun 2020, awalnya dengan status pinjaman, dan dengan cepat menjadi pemain kunci di Juve. Musim pertamanya itu adalah yang terbaiknya di Turin, saat ia mencetak lima gol dalam 31 pertandingan, termasuk dua gol melawan Barcelona dan Milan. Selain itu, ia memberi assist untuk Dejan Kulusevski dalam kemenangan Bianconeri di final Coppa Italia melawan Atalanta saat ia memenangkan trofi pertamanya bersama klub.

    Secara total, McKennie telah membuat 96 penampilan untuk Juve dengan catatan 13 gol.

    Hasil? Bersinar!

0