Parma 2001/02Getty Images

Mengenang Skuad Parma Juara Coppa Italia 2002, Siapa Saja?

Parma pernah memiliki skuad legendaris yang berisikan Gianluigi Buffon, Fabio Cannavaro, hingga Lilian Thuram di akhir era 90-an.

Sayangnya kegemilangan mereka perlahan sirna di era milenia baru, namun mereka tetap menorehkan satu prestasi penting dengan menaklukkan Juventus di final Coppa Italia 2002 yang digelar dalam dua leg.

Siapa saja anggota skuad Parma kala itu? GOAL menyajikan daftarnya.

  • Claudio Taffarel Parma Serie A 01011993Getty Images

    Kiper - Claudio Taffarel

    Juara Piala Dunia 1994 bersama Brasil ini membela Parma dua kali: pertama pada 1990-1993 dan saat mengakhiri kariernya antara 2001-2003.

    Ia cuma mengemas 14 penampilan di masa bakti keduanya, dengan dua di antaranya hadir di dua leg final Coppa Italia 2002.

    Kini Taffarel menjabat sebagai pelatih kiper tim nasional Brasil dan, atas permintaan Alisson Becker, juga menjabat pelatih kiper Liverpool.

  • Iklan
  • Luigi SartorGrazia Neri

    Bek - Luigi Sartor

    Parma menjadi klub terakhir di mana Sartor menikmati kesuksesan berarti, dan pada musim 2001/02 ia cabut ke AS Roma.

    Ia tidak menikmati kesuksesan yang sama di ibukota atau klub manapun setelahnya.

    Sartor ditahan pada 19 Desember 2011 atas keterlibatannya dalam skandal pengaturan skor di Italia, dan dilarang mengikuti aktivitas sepakbola selama lima tahun pada 18 Juni 2012.

    Pada Februari 2021, ia menjadi tahanan rumah setelah diduga menanam marijuana.

  • Nestor Sensini ParmaGetty

    Bek - Roberto Sensini

    Sensini langsung hijrah ke Lazio begitu memenangkan Piala UEFA (kini Liga Europa) pada 1999, sebelum kembali ke haribaan Parma setahun kemudian.

    Meski memenangkan Coppa Italia, masa bakti keduanya di I Crociati hanya bertahan selama dua musim. Ia lalu hijrah ke Udinese dan menyelesaikan karier bermainnya di sana.

    Setelah gantung sepatu, ia menukangi beberapa klub termasuk Udinese, Newell's Old Boys, hingga Colon.

  • Antonio Benarrivo Parma

    Bek - Antonio Benarrivo

    Benarrivo didapuk sebagai salah satu bek sayap menyerang terbaik pada era 90-an.

    Dibeli dari Padova pada 1991, pria Italia itu menemani Parma menaklukkan Eropa sebelum hancur lebur di awal 2000-an.

    Meski tak pernah memenangkan Scudetto, Benarrivo menghadirkan dua Piala UEFA, satu Piala Super Eropa, dan Cup Winners' Cup.

    Ia baru cabut dari Parma pada 2004 dengan gantung sepatu.

  • Aimo DianaGetty Images

    Bek Sayap Kanan - Aimo Diana

    Meski diturunkan di final Coppa Italia 2002, Diana tak pernah benar-benar mampu menembus tim utama Parma.

    Namanya baru bersinar ketika membela Sampdoria antara 2003-2006 dan membawa mereka lolos ke Piala UEFA di tahun keduanya.

    Kini ia menukangi klub Serie C, Reggiana.

  • Sabri LamouchiEl Jaish SC

    Gelandang - Sabri Lamouchi

    Setelah memangkan Liga Prancis bersama AS Monaco pada musim 1999/00, Lamouchi hijrah ke Parma dan langsung memenangkan Coppa Italia, ia lalu menyebrang ke Inter Milan selama dua musim (2003-2005).

    Belum lama ini, ia mundur dari jabatannya sebagai manajer klub Qatar, Al-Duhail.

  • Matias Almeyda ParmaGetty

    Gelandang - Matias Almeyda

    Pria berjulukan El Pelado (si botak, meski ia sering berambut gondrong) menghabiskan sebagain besar kariernya bersama di River Plate dan Italia, membela empat klub di sana.

    Ia mengawali kariernya di Serie A bersama Lazio, sebelum hijrah ke Parma pada 2000/01, dan lalu menyebrang ke Inter Milan (2002-2004) dan Brescia selama semusim.

    Meski memenangkan Coppa Italia 2002 bersama Parma, Lazio menjadi perantauan tersukses pria Argentina ini di Italia.

    Di sana ia memenangkan Piala Super UEFA 1999, sebelum mengawinkan gelar Serie A dengan Coppa Italia pada musim 1999/20.

  • Hidetoshi Nakata Parma 2001Getty

    Gelandang - Hidetoshi Nakata

    Gelandang legendaris Jepang ini mulai merantau ke Italia pada 1998 saat ia membela Perugia.

    Ia menjadi bagian skuad AS Roma yang menjuarai Serie A 2000/01 sebelum hijrah ke Parma selama tiga tahun dan memenangkan satu Coppa Italia.

    Nakata mengakhiri kariernya di Liga Primer Inggris pada 2005/06, sebagai pemain pinjaman dari Fiorentina yang berseragam Bolton Wanderers.

  • Jenilson angelo de Souza

    Bek Sayap Kiri - Junior

    Jenilson Angelo de Souza, atau dikenal sebagai Junior, menghabiskan awal kariernya di Brasil sebelum hijrah ke Italia dengan membela Parma dan Siena antara 2000 hingga 2004.

    Ia mengemas 19 caps bersama Tim Samba, dan mencetak sebiji gol ke gawang Kosta RIka saat ia menjuarai Piala Dunia 2002.

  • ONLY GERMANY Johan Micoud Parma CalcioImago Images

    Gelandang Serang - Johan Micoud

    Spesialis bola mati asal Prancis ini hanya 'mampir' di Parma selama dua musim (2000-2002) sebelum hijrah ke Werder Bremen selama empat tahun dan lalu kembali ke Bordeaux untuk mengakhiri kariernya.

  • Marco di Vaio ParmaGetty Images

    Striker - Marco Di Vaio

    Musim 2001/02 adalah musim di mana Di Vaio sedang sangar-sangarnya. Ia mengemas 20 gol di Serie A, hanya kalah dari David Trezeguet, Dario Hubner, dan Christian Vieri.

    Ketajaman itu membuat Juventus terpikat dan memboyongnya seharga €7 juta.

    Setelah melanglang buana hingga LaLiga dan Ligue 1, ia baru bisa menemukan ketajamannya kembali saat bergabung dengan Bologna pada 2008/09, mencetak 24 gol di Serie A dan finis kedua di tangga topskor.

    Setelah mengakhiri kariernya di Montreal Impact pada 2014, Di Vaio kembali ke Bologna dalam peran manajemen.

  • Alain Boghossian ParmaGetty

    Alain Boghossian

    Boghossian merupakan bagian dari skuad Prancis yang menjuarai Piala Dunia 1998, dan bagian dari skuad legendaris Parma yang menjuarai Piala UEFA 1999.

    Ia hengkang dari Parma pada penghujung 2001/02 untuk bergabung dengan Espanyol, di mana ia mengakhiri karier bermainnya.

    Kini Boghossian menjabat sebagai asisten pelatih Les Bleus.

  • Hakan Sukur TurkeyGetty

    Hakan Sukur

    Dua bulan setelah bermain di leg pertama final Coppa Italia 2002, Sukur mencetak sejarah yang akan selalu dikenang insan sepakbola di seluruh dunia: golnya ke gawang Lee Woon-jae 10,8 detik setelah sepakmula laga perebutan tempat ketiga Piala Dunia 2002 antara Korea Selatan versus Turki menjadi gol tercepat sepanjang sejarah kompetisi tersebut, dengan The Crescent-Stars menang 3-2.

    Berstatus legenda di negara asalnya, usaha Sukur untuk merantau selalu berakhir dengan kegagalan. Di Inter Milan, Parma, Torino, hingga Blackburn Rovers, ketajaman topskor sepanjang masa Galatasaray dan Turki itu seolah sirna.

    Tetapi rakyat Turki tak akan peduli. Golnya menaruh The Crescent-Stars dalam buku sejarah dunia sebagai tim terbaik ketiga pada perhelatan sepakbola antarnegara empat tahunan edisi 2002 itu.