Man City 2012 title winners GFXGetty/GOAL

Skuad Manchester City Juara 2012, Di Mana Mereka Sekarang?

Kesuksesan dramatis Manchester City meraih gelar 2012 mungkin tidak akan pernah bisa dilupakan begitu saja sebagai partai pamungkas paling ikonik dalam sejarah Liga Primer Inggris.

Membutuhkan kemenangan pada hari terakhir musim tersebut untuk mencegah rival sekota mereka, Manchester United memenangkan trofi, City malah tertinggal 2-1 dari QPR saat pertandingan sudah memasuki menit ke-90.

Gol penyeimbang Edin Dzeko memberi harapan bagi tim asuhan Roberto Mancini dan kemudian, dengan beberapa detik tersisa, Sergio Aguero mendapat satu peluang terakhir.

Memantapkan dirinya, Aguero mencetak gol penentu kemenangan pada menit ke-94 yang membuat Etihad Stadium mendadak 'meledak' dan pada akhirnya merayakan pesta juara.

Momen itu tidak akan pernah dilupakan dan, di City, para pemain pun tentu akan mengingatnya seumiur hidup.

Tapi di mana saja mereka sekarang? GOAL mencari tahu untuk Anda...

  • Joe Hart Manchester City Premier League 2014-15Getty

    GK: Joe Hart

    Masih berusia 25 tahun saat itu dan menjadi kiper utama City dan Inggris pada 2012, potensi Hart tampak begitu luar biasa terutama setelah memenangkan gelar Liga Primer pertamanya.

    Meski sukses membantu City meraih gelar lainnya dua tahun kemudian, Pep Guardiola menegaskan ia tidak akan lagi menjadi kiper nomor satu ketika mengambil alih tim pada 2016.

    Setelah beberapa kali dipinjamkan ke Torino, West Ham United, Burnley dan Tottenham Hotspur, ia akhirnya pindah ke Celtic dan membantu mereka menjuarai Liga Utama Skotlandia musim lalu.

  • Iklan
  • Pablo Zabaleta Manchester City Premier LeagueGetty

    RB: Pablo Zabaleta

    Pemain Argentina itu menghabiskan sebagian besar musim saat itu sebagai cadangan untuk Micah Richards, namun mampu menjadi pemain reguler menjelang akhir musim dan mencetak gol pembuka lawan QPR.

    Zabaleta kemudian menjadi favorit penggemar, dengan penampilannya yang penuh komitmen mengantarkan klub sukses meraih banyak trofi.

    Ia pergi pada 2017, setelah sembilan musim pengabdian, untuk bergabung dengan West Ham sebelum pensiun tiga tahun kemudian dan sekarang bekerja sebagai pandit TV.

  • Lescott Manchester City TatoGetty Images

    CB: Joleon Lescott

    Kenangan saat Lescott di City mungkin berbeda sebelum terciptanya gol Aguero, karena kesalahan sang bek yang membuat Djibril Cisse menyamakan kedudukan untuk QPR.

    Akan tetapi, ditentukan oleh momen seperti itu tidak adil, karena Lescott telah menjadi pemain yang konsisten untuk City selama lima musim.

    Setelah pensiun, Lescott kemudian kembali ke City untuk mengawasi perkembangan pemain pinjaman di luar negeri dan sekarang menjadi bagian dari staf pelatih Inggris U-21, Lee Carsley.

  • Vincent Kompany Manchester City 2018-19Getty Images

    CB: Vincent Kompany

    Anggota ketiga dari tim pemenang gelar ini yang memiliki patung di luar Etihad, Kompany adalah kapten klub untuk sebagian besar periode kesuksesan klub baru-baru ini.

    11 tahunnya di klub dimulai sebelum dibeli oleh Sheikh Mansour dan penampilan kandang terakhirnya membuatnya meneteskan air mata setelah mencetak gol jarak jauh yang membantu City mengalahkan Leicester City dalam perjalanan menuju gelar 2019.

    Jiwa kepemimpinannya yang hebat membawanya kariernya ke dunia kepelatihan dan sekarnang ia menjadi manajer Burnley.

  • Gael Clichy Manchester City Premier League

    LB: Gael Clichy

    Seperti Nasri, Clichy dibeli dari Arsenal untuk membantu mengubah wajah klub menjadi tim pemenang gelar untuk pertama kalinya dalam 44 tahun.

    Sebagian besar kariernya di Manchester dihabiskan berebut tempat dengan Aleksandr Kolarov dan ia pergi pada 2017 setelah membuat 203 penampilan.

    Pemain berusia 36 tahun itu baru-baru ini menandatangani kontrak baru satu tahun dengan klub Swiss, Servette, yang dibelanya setelah memenangkan liga Turki bersama Basaksehir.

  • Samir Nasri Manchester CityGetty Images

    RW: Samir Nasri

    Selalu dianggap sebagai pemain yang sangat berbakat, Nasri menjadi sosok yang lebih menonjol di City ketika Manuel Pellegrini mengambil alih tim.

    Namun, dengan cepat pula ia tersisih sebagai pemain reguler di bawah penerus pelatih Argentina itu, Guardiola, dan ia sempat bermain untuk Sevilla, West Ham dan Anderlecht setelah meninggalkan Etihad.

    Tidak pernah jauh dari kontroversi, ia dijatuhi skorsing berat pada 2017 oleh UEFA setelah melanggar peraturan anti-doping, sebelum resmi pensiun pada 2021.

  • Gareth Barry

    CM: Gareth Barry

    Salah satu pahlawan City yang kerap terabaikan, Barry memainkan peran utama dalam membawa klub dari papan tengah menuju tangga juara.

    Ia pergi pada akhir musim berikutnya pada usia 32 tetapi bermain selama delapan musim lagi hingga pensiun pada Agustus 2020.

    Setelah bermain di Everton dan West Bromwich Albion, Barry memecahkan rekor penampilan terbanyak di Liga Primer dengan 653 penampilan, 134 di antaranya unutk City.

  • Yaya Toure Manchester City Premier League 09192015Getty

    CM: Yaya Toure

    Setelah frustrasi dalam usahanya menjadi starter reguler di Barcelona karena kemunculan Sergio Busquets, Toure benar-benar menunjukkan kemampuannya yang serba bisa saat pindah ke Etihad, menjadi lebih dari sekadar gelandang bertahan.

    Terlepas dari beberapa insiden di luar lapangan, seperti soal kue ulang tahun, ia adalah sosok yang sangat berpengaruh dalam delapan musim di City.

    Toure baru-baru ini lulus ujian lisensi UEFA 'A' dan telah dikaitkan dengan sejumlah klub Liga Primer saat ia berniat untuk menjalani dunia kepelatihan.

  • David Silva Manchester City v West Bromwich Albion 03212015AFP

    LW: David Silva

    Setelah 10 tahun di klub, sang gelandang pergi pada 2020 tetapi tidak diberi ucapan selamat tinggal yang layak, dan bahkan kesempatan untuk mengungkap patung yang dibangun untuk menghormatinya, karena pandemi virus corona.

    Silva, bagaimana pun, akan selamanya dikenang sebagai salah satu pemain terbaik City, setelah memenangkan 14 trofi, bersama dengan Piala Dunia dan Euro bersama Spanyol.

    Masih bermain di La Liga bersama Real Sociedad, sang playmaker yang kalem itu tidak menutupi keinginan dirinua untuk kembali ke kampung halamannya, Gran Canaria suatu hari nanti.

  • Carlos Tevez Manchester City 2012Getty

    CF: Carlos Tevez

    Bahkan untuk sosok kontroversial seperti Tevez, musim 2011/12 adalah sesuatu yang luar biasa, dengan mantan penyerang Manchester United itu mogok pada pertengahan musim menyusul perselisihan dengan Mancini setelah diduga menolak masuk sebagai pemain pengganti dalam kekalahan di Liga Champions dari Bayern Munchen.

    Ia kembali pada Februari dan membantu tim untuk mencapai prestasi terbaik, namun pada akhirnya pindah ke Juventus setelah menjalani semusim lainnya di Etihad.

    Tevez akhirnya pensiun pada usia 37 tahun dan sekarang menjalani peran pertamanya sebagai pelatih di tim Argentina, Rosario Central.

  • Sergio Aguero Manchester City 2012Getty Images

    CF: Sergio Aguero

    Meski pun golnya melawan QPR akan menjadi yang paling ikonik dalam kariernya, musim debutnya waktu itu hanyalah awal bagi seorang striker yang akan menjadi legenda klub.

    'Kun' menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa City dengan 260 gol, memecahkan rekor Eric Brook yang dibuat pada 1939, dan menjadi pemain asing dengan rekor gol terbanyak dalam sejarak Liga Primer.

    Setelah 10 tahun dan 14 trofi, termasuk lima gelar liga, ia bergabung dengan Barcelona tetapi tidak lama kemudian pensiun karena penyakit jantung.

  • Mario Balotelli Manchester City Why Always MeGetty

    Sub: Mario Balotelli

    Mancini memiliki keyakinan besar pada pemain Italia itu ketika merekrut sang striker pada 2010, tapi Balotelli tidak pernah menunjukkan potensinya secara nyata. Memang, bisa dikatakan bahwa umpannya untuk gol penentu gelar Aguero adalah satu-satunya assist dalam kariernya di City.

    Balotelli bergabung dengan AC Milan pada musim berikutnya dan sejak itu bermain di Liverpool, Nice, Marseille, Brescia dan Monza, sedangkan penampilan internasional terakhirnya terjadi pada Juli 2018.

    "Saya pikir itu adalah kesalahan terbesar saya, meninggalkan City," kata Balotelli, yang sekarang bersama klub Turki, Adana Demirspor, pada Maret 2022. "Sekarang saya lebih tua, saya tahu bahwa saya seharusnya tidak pergi pada waktu itu."

  • Edin Dzeko Manchester CityGetty

    Sub: Edin Dzeko

    Pemain asal Bosnia itu memberi City harapan dengan gol penyeimbang di menit akhir melawan QPR dan ia tetap menjadi pahlawan besar di klub, dengan namanya masih sering dinyanyikan di Etihad.

    Didatangkan dari Wolfsburg, ia mencetak 72 gol dalam 189 penampilan sebelum bergabung dengan AS Roma dan kemudian pindah ke Inter Milan.

    Ketika City kekurangan striker belakangan ini, potensi kembalinya muncul meski diperdebatkan dan kendati banyak fans senang ia bisa kembali, Guardiola menutup kans itu karena tidak mau mengontrak pemain yang sudah berusia 30 tahun lebih ketika ia pergi secara permanen pada 2016.

  • Nigel de Jong Manchester CityGetty Images

    Sub: Nigel de Jong

    Sepanjang musim pertama City memenangkan gelar Liga Primer, Mancini memainkan De Jong sebagai pemain pengganti ketika mereka membutuhkan perubahan permainan, karena saat ia masuk maka memungkinkan Yaya Toure untuk bermain lebih jauh ke depan.

    Tetapi menjadi jelas bahwa ia bukan bagian dari rencana jangka manajer asal Italia itu dan ia dijual ke AC Milan sebelum menikmati masa-masa di LA Galaxy, Galatasaray, Mainz dan klub-klub di Qatar.

    Setelah pensiun pada 2021, De Jong sekarang bekerja sebagai pandit TV selain juga memiliki bisnis mobil mewah, yang ia mulai di Hamburg sebelum ia pindah ke City.