Sir Jim Ratcliffe Terlihat Ragu Tapi Rival Manchester United Akan Senang: Pemenang & Pecundang Dari Keputusan Setan Merah Pertahankan Erik Ten Hag

Sir Jim Ratcliffe telah menunjukkan sikap kejamnya selama beberapa bulan terakhir dengan menerapkan serangkaian tindakan pemotongan biaya yang parah di Old Trafford. Akibatnya, hampir bisa dipastikan bahwa miliarder Inggris itu akan segera membuang jasa seorang manajer yang pernah mengalami musim buruk di United.

Namun peninjauan tersebut memakan waktu lebih lama dari perkiraan siapa pun. Penantian keputusan masa depan Ten Hag sudah memasuki minggu ketiga sebelum pengumuman resmi akhirnya disampaikan. INEOS percaya bahwa proses menyeluruh seperti itu adalah sebuah keharusan, namun, benar atau salah, penundaan ini hanya memberikan kesan bahwa Ratcliffe & Co. membiarkan Ten Hag menunggu sementara mereka mencoba - dan gagal - menemukan manajer yang lebih baik untuk mengambil alih.

Banyak pemegang tiket musiman yang mengalami sembilan kekalahan kandang yang menyamai rekor musim lalu juga akan terkejut bahwa INEOS menghabiskan begitu banyak waktu memikirkan manfaat mempertahankan Ten Hag - dan masih membuat keputusan yang salah di mata mereka.

Jangan salah: cara menangani masalah ini telah membuat para pemilik baru United terlihat sangat lemah dan ragu-ragu. Para penggemar yang berharap kedatangan Ratcliffe akan menandai dimulainya era baru kesuksesan kini khawatir akan pengambilan keputusan yang sama suramnya.

Ten Hag dikatakan "senang" dengan hasil peninjauan tersebut - dan mengapa dia tidak senang? Di akhir musim terburuk United di Liga Primer, dia tampak seperti orang mati yang berjalan. Bahkan, sebuah surat kabar Inggris yang terkenal mengklaim bahwa keputusan telah diambil untuk memecat manajer tersebut.

Tapi, sejarah tampaknya terulang kembali. Kemenangan di Piala FA pada tahun 1990 menyelamatkan pekerjaan Sir Alex Ferguson. Kini hal serupa juga dilakukan Ten Hag, yang tidak hanya bertahan namun juga akan diberikan kontrak baru untuk memantapkan posisinya di Old Trafford - yang mewakili salah satu perubahan haluan manajerial luar biasa yang pernah kita lihat dalam beberapa tahun terakhir.

Lagipula Jadon Sancho mungkin tidak ingin kembali ke Old Trafford. Mengubah masa pinjamannya di Borussia Dortmund menjadi transfer permanen jelas selalu menjadi impian, mengingat kembalinya dia ke Signal Iduna Park membantunya menemukan kembali sesuatu yang mendekati performa terbaiknya. Namun, sudah pasti tidak ada peluang baginya untuk kembali ke Manchester setelah Ten Hag dipastikan menjadi pelatih untuk satu musim lagi.

Selain secara terbuka menuduh sang manajer menjadikannya "kambing hitam" atas penampilan buruk United, ia juga secara efektif menyebutnya sebagai pembohong. Mengingat saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa sikap Sancho untuk meminta maaf atas pernyataannya telah melunak, tampaknya kariernya di United kini telah berakhir.

Bertahannya Ten Hag jelas menjadi kabar baik bagi Alejandro Garnacho dan Kobbie Mainoo, dua pemuda yang berkembang pesat sejak diberi kesempatan membuktikan diri di level tertinggi oleh bos United. Tapi, saat ini tidak ada pemain yang lebih bahagia dari Antony. Kariernya di Old Trafford mungkin terselamatkan setelah musim buruk yang hanya menghasilkan satu gol dan satu assist dalam 29 penampilan Liga Primer.

Tentu saja Ten Hag berkepentingan untuk memberikan kesempatan lagi kepada pemain Brasil itu. Antony adalah penyerang yang ia rasa harus diambil dari mantan klubnya Ajax (bukan Mohammed Kudus!) dan penampilan buruk sang pemain sayap serta biaya transfer sebesar £82 juta telah lama digunakan sebagai peluru untuk mengalahkan Ten Hag.

Mengingat tidak ada klub lain yang bersedia membayar sepertiga dari biaya tersebut untuk Antony musim panas ini, kini tampaknya ia akan mendapatkan kesempatan tak terduga.

Pekerjaan di United tampaknya siap diisi Gareth Southgate. Thomas Tuchel telah menolaknya, minat klub terhadap Mauricio Pochettino telah mendingin dan tidak ada manajer lain yang muncul sebagai pesaing serius untuk mengambil alih posisi tersebut.

Tetapi, karena alasan tersebut, United telah memutuskan untuk tetap menggunakan Ten Hag, yang berarti ada kemungkinan besar bahwa tidak akan ada lowongan di klub elite jika/ketika Southgate memutuskan untuk mundur sebagai bos Inggris musim panas ini.

Cukup mengejutkan bahwa berita Ten Hag disambut baik oleh para pendukung rival lama United. Ten Hag mungkin telah memenangkan dua piala dalam dua musim sejak tiba di Inggris, namun penampilan United di Liga Primer musim lalu membuat para pendukung City, Liverpool, dan Arsenal tidak percaya bahwa ia mampu membawa Setan Merah kembali ke kejayaannya.

Di arera pertahanan, Ten Hag jelas terhambat oleh cedera musim lalu - tapi dia tidak sendirian dalam hal itu. Banyak rekan-rekannya harus bermain tanpa pemain kunci untuk jangka waktu yang lama di musim ini dan bernasib jauh lebih baik di liga.

Selain itu, hal yang paling mengkhawatirkan tentang hasil-hasil United adalah kurangnya strategi yang koheren atau bukti kemajuan dalam permainan mereka. Mungkin kemenangan atas City di Wembley akan menjadi titik balik - namun mudah dimengerti mengapa orang lain memandangnya sebagai sebuah anomali.

Apapun kebenarannya, United asuhan Ten Hag harus mulai bekerja keras musim depan. Jika tidak, dia bisa saja dipecat sebelum musim berakhir.