De Zerbi Guardiola GFXGOAL

Roberto De Zerbi Kandidat Tepat Sebagai Suksesor Pep Guardiola Di Manchester City - Bos Brighton Yang Brilian Juga Seorang Inovator & Perfeksionis

Hampir satu tahun yang lalu Roberto De Zerbi mengunjungi Etihad Stadium untuk pertama kalinya. Dia tiba di bawah tekanan setelah mendapatkan dua poin dari empat laga pertamanya setelah menggantikan Graham Potter, yang direkrut oleh Chelsea karena rekor luar biasanya bersama Seagulls. De Zerbi telah dikritik oleh Graeme Souness karena berganti tujuh pekerjaan dalam sembilan tahun dan tidak memiliki pengalaman di Liga Primer, menuduh ahli taktik asal Italia itu hanya tahu tentang Brighton lewat Google.

Tim Brighton asuhannya kembali mengalami kekalahan di tangan Manchester City, tapi setelah kekalahan itu, De Zerbi mendapat pujian dari Pep Guardiola.

"Pertandingan ini merupakan salah satu pertandingan tersulit yang kami hadapi karena mereka memainkan gaya yang tidak biasa kami lakukan, menurut saya ada beberapa tim yang tidak terbiasa melakukannya," ucap Guardiola. "Cara mereka [Brighton] bermain luar biasa. Saya mengagumi Roberto dan cara mereka bermain. Kami merasakannya, para pemain mengetahuinya, betapa sulitnya itu."

Guardiola mempunyai kebiasaan memuji lawan-lawannya secara berlebihan setelah pertandingan, namun kali ini dia tidak melebih-lebihkan sedikit pun dan dia telah melihat bukti apa yang akan datang dari pelatih paling berbakat dan berpikiran maju ini. Brighton membantai Chelsea asuhan Potter 4-1 di pertandingan berikutnya dan nyaris tidak menoleh ke belakang, naik ke posisi keenam di Liga Primer dan lolos ke Eropa untuk pertama kalinya.

Hasilnya, nilai De Zerbi meroket dan hanya masalah waktu sebelum dia juga diburu oleh klub yang lebih besar. Dan ada kemungkinan klub tersebut adalah The Cityzens, yang mungkin harus mencari pengganti Guardiola dalam dua tahun ke depan karena kontraknya akan habis pada 2025.

Saat De Zerbi bersiap menghadapi City akhir pekan ini, GOAL menjelaskan mengapa pelatih asal Italia itu adalah sosok yang ideal untuk mengambil alih kendali Guardiola di Manchester kapan pun dia memilih untuk mundur...

  • Pep Guardiola Barcelona UCL trophyGetty Images

    Terinspirasi Barcelona-nya Guardiola

    De Zerbi pastinya akan sangat senang mengikuti jejak Guardiola di City karena kiprah pelatih asal Spanyol itu bersama Barcelona adalah hal yang meyakinkannya untuk terjun ke dunia kepelatihan ketika ia mengakhiri kariernya sebagai gelandang.

    Saat De Zerbi menjalani tahun-tahun terakhirnya bersama Avellino dan kemudian klub Rumania, Cluj, Guardiola memimpin Barca yang memukau, meraih tiga gelar La Liga dan dua Liga Champions sambil memainkan gaya menarik yang belum pernah terlihat sebelumnya.

    "Saya menjadi pelatih seperti Guardiola karena saya mencintai Barcelona-nya," ucap De Zerbi Mei lalu. "Saya banyak mempelajarinya, saya tidak menirunya, tapi saya memodifikasinya ketika saya mulai menjadi pelatih, sebelum saya selesai menjadi pemain. Pep masih nomor satu."

    De Zerbi mengambil langkah pertamanya sebagai pelatih kepala bersama Palermo pada September 2016, tepat ketika Guardiola memulai tugasnya di City. Dia hanya bertahan tiga bulan di pekerjaan pertamanya dan kemudian direkrut Benevento, mewarisi tim yang selalu kalah di setiap pertandingan musim ini.

    De Zerbi membuat sejarah yang mengecewakan saat ia mengalami kekalahan 14 berturut-turut, awal musim terburuk di lima liga top Eropa selama 87 tahun.

    Namun segalanya segera berubah dan meskipun ia tidak dapat terhindar dari degradasi, ia memastikan mereka mengakhiri musim dengan cara yang bermartabat dengan enam kemenangan. Itu sudah cukup untuk memberinya pekerjaan di Sassuolo dan di sanalah De Zerbi benar-benar membangun reputasinya, dengan gaya permainan yang mendebarkan dan finis delapan besar berturut-turut di Serie A.

  • Iklan
  • Guardiola De ZerbiGetty

    Pep Adopsi Ide De Zerbi

    Brighton, yang membuat iri seluruh Eropa dalam hal rekrutmen pemain, tertarik pada pelatih asal Italia itu dan setelah satu musim menangani Seagulls, semua orang, bahkan Souness, yakin dengan kualitas De Zerbi sebagai pelatih. Namun, Guardiola melangkah lebih jauh ketika ia angkat topi kepada De Zerbi jelang kunjungan City ke Brighton pada bulan Mei, tepat setelah mereka meraih gelar Liga Primer.

    "Perhatikan apa yang saya katakan. Saya cukup yakin apa yang saya katakan benar, menurut saya Roberto adalah salah satu manajer paling berpengaruh dalam 20 tahun terakhir," kata Guardiola.

    "Tidak ada tim yang bermain dengan cara mereka bermain. Ini unik. Saya merasa ketika dia tiba, dampak yang dia berikan di Liga Primer akan luar biasa - saya tidak menyangka mereka akan melakukannya dalam waktu sesingkat ini."

    Pep, dalam salah satu perubahan peran yang besar, mengatakan dia telah dipengaruhi oleh De Zerbi saat dia mempersiapkan diri untuk final Piala FA dan Liga Champions. Ia bahkan menyamakannya dengan koki berbintang Michelin.

    "Dia menciptakan 20 atau 25 peluang per pertandingan, jauh lebih banyak dibandingkan kebanyakan lawannya, dia memonopoli bola dengan cara yang sudah lama tidak dilakukannya. Salah satu tim yang saya coba pelajari banyak darinya," tambahnya.

    "Ini unik, seperti restoran berbintang Michelin yang unik. Di Catalan ada El Bulli dengan Ferran Adria, juru masak terbaik selama bertahun-tahun dan dia mengubah masakannya. Brighton bermain dengan sesuatu yang istimewa. Cara mereka bergerak dan itu luar biasa, untuk mempersiapkan dua final adalah tantangan besar."

  • Alexis Mac Allister Roberto De Zerbi Brighton 2022-23Getty

    Lebih Banyak Gol Dibandingkan City Musim Ini

    Brighton-nya De Zerbi adalah satu-satunya tim di Liga Primer yang bisa mendekati City dalam statistik tertentu. Sejak ia mengambil alih klub pada September 2022, Seagulls memiliki statistik penguasaan bola terbaik kedua dengan 61,6 persen, hanya tertinggal dari City sebesar 63,8 persen. Mereka juga berada di belakang City dalam hal 'sembilan operan atau lebih', dengan 843 operan dibandingkan 1018 yang dilakukan City dan merupakan tim dengan jumlah umpan panjang paling sedikit di liga.

    Brighton telah mencetak 82 gol sejak De Zerbi mengambil alih, hanya tertinggal dari 88 gol City dan 90 gol Arsenal. Musim ini, Brighton memimpin daftar pencetak gol terbanyak di Liga Primer dengan 21 gol dari delapan pertandingan, empat lebih banyak dari The Cityzens.

    Dan mereka mengunjungi Etihad pada saat City sedang kesulitan. Mereka hanya melepaskan empat tembakan saat kalah 1-0 dari Arsenal sebelum jeda internasional, jumlah terendah dalam satu pertandingan Liga Primer selama 13 tahun. Brighton, sementara itu, melepaskan 14 tembakan saat bermain imbang 2-2 dengan Liverpool.

    Ada argumen yang menyatakan bahwa De Zerbi adalah pelatih yang lebih menarik dibandingkan Guardiola, meski kurang sukses. Dan jika dia mampu bermain seperti ini bersama Brighton, bayangkan saya apa yang bisa dia lakukan dengan bakat dan kekuatan finansial yang dimiliki City.

  • ENJOYED THIS STORY?

    Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

  • 20230514 Roberto De Zerbi(C)Getty Images

    "Pekerjaan Saya Adalah 'Passion' Saya"

    Ada kesamaan lain antara De Zerbi dan Guardiola di luar gaya permainan mereka dan itu adalah obsesi mereka terhadap permainan ini. Saat menjadi pelatih Barca, Guardiola pernah melewatkan pertunjukan tari putrinya demi duduk di ruangan kecil yang gelap dan menonton video lawan tim berikutnya. Laga yang ia persiapkan bukanlah partai fase gugur Liga Champions atau El Clasico melawan Real Madrid. Itu melawan Levante.

    De Zerbi, yang istrinya masih tinggal di Italia dan putrinya sedang kuliah di London, tinggal sendirian di Sussex dan dapat memenuhi hasrat sepakbolanya tanpa batasan. Ketika dia pulang dari seharian bekerja di tempat latihan Brighton, dia memilih untuk menonton sepakbola di TV bersama asisten pelatihnya.

    "Sepakbola adalah hobi, pekerjaan, gairah, itulah hidup saya," katanya kepada Daily Mail. "Masalahnya adalah ketika tidak ada pertandingan. Saya suka menghabiskan waktu dengan asisten saya menonton Liga Champions, dan bagi kami merupakan suatu kehormatan bermain di Liga Europa musim ini karena jika Anda hidup untuk sepakbola dan bisa bermain di Liga Europa tengah pekan, ini suatu kehormatan, kesenangan. Saya pikir saya sangat beruntung dalam hidup karena pekerjaan saya adalah gairah saya. Saya menikmati pekerjaan ini."

  • Roberto De ZerbiGetty

    Selalu Berjuang Untuk Kesempurnaan

    Kesamaan lainnya dengan GUardiola adalah pencarian kesempurnaan yang tiada henti. Pelatih asal Spanyol itu kerap mengungkapkan kekecewaannya terhadap City meskipun meraih kemenangan. Ambil contoh kemenangan comeback 4-2 atas Tottenham musim lalu, yang akan membuat sebagian besar manajer memuji semangat dan daya juang tim. Sebaliknya, Guardiola malah melontarkan omelan, dengan mengatakan bahwa dia tidak ingin City menjadi "tim bunga bahagia" dan mengarahkan kepada para pemain, staf dan penggemar.

    De Zerbi memiliki kecenderungan yang sama. Dia mengkritik penampilan timnya setelah kemenangan 4-1 di Everton musim lalu dan setelah menghajar Bournemouth 3-1 bulan lalu, menyebut pertandingan terakhir itu sebagai "salah satu pertandingan terburuk di masa saya."

    Pemain yang bekerja dengannya juga merasa demikian. Jason Steele berbicara tentang De Zerbi: "Dia penuh semangat, selalu bekerja, selalu berusaha menjadi lebih baik, selalu belajar, dan itu menular. Cara saya memandang sepakbola sekarang baik saat bermain atau menonton TV sangat berbeda dengan yang biasa saya lihat dua, tiga atau empat tahun lalu. Saya melihat olahraga yang sangat berbeda sekarang hanya melalui apa yang telah dia ajarkan kepada kami."

    Bandingkan pandangan Steele tentang De Zerbi dengan Erling Haaland yang berbicara tentang Guardiola, mengatakan bermain di bawah arahan eks bos Bayern Munich itu telah membuatnya merasa "lebih berpengalaman". Bintang asal Norwegia itu juga menyebut pelatihnya sebagai "orang yang suka hal-hal detail". Dia mengatakan kepada The Telegraph: "Ketika saya berbicara dengannya sebelum menandatangani kontrak di sini, dia berkata, 'Saya tidak peduli apa yang Anda lakukan, lakukan apa pun yang Anda inginkan. Namun ketika Anda melihat saya di lapangan [latihan], Anda harus fokus. Jika tidak, saya akan menghancurkanmu!'. Seperti itulah dia dan City sebagai sebuah tim, dan sebagai klub. Itu sebabnya mereka begitu sukses."

    Jika The Cityzens ingin mempertahankan kesuksesan yang mereka raih di bawah asuhan Guardiola ketika dia pergi, mereka akan membutuhkan seorang manajer yang dapat menyamai intensitas dan tuntutannya. Roberto Mancini dan Manuel Pellegrini meraih gelar, tetapi mereka tidak bisa mendekati intensitas tersebut. Namun, De Zerbi tampaknya memilikinya.

  • Roberto De Zerbi BrightonGetty

    "Saya Bukan Pelatih Besar"

    Tentu saja, De Zerbi masih memiliki beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan sebelum dia siap untuk menggantikan Guardiola. Sebagai permulaan, di masih harus membuktikan banyak hal di panggung Eropa. Brighton hanya meraih satu poin dari pertandingan grup Liga Europa melawan AEK Athens dan Marseille, sementara ia hanya meraih dua poin dalam enam pertandingan Liga Champions saat menangani Shakhtar Donetsk.

    Ahli taktik asal Italia tersebut sangat menyadari hal ini, dan berkomentar setelah hasil imbang melawan Marseille bulan lalu: "Saya bukan pelatih besar. Saya tidak terbiasa bermain di kompetisi ini." Hasrat City untuk menjuarai Liga Champions belum terpuaskan oleh kemenangan musim lalu dan ketika menunjukan pengganti Guardiola, mereka harus yakin bahwa dia bisa bersaing di kompetisi top Eropa.

    Agar De Zerbi dapat meningkatkan pengalamannya di panggung Eropa, Brighton harus lolos dari grup dan tampil di fase gugur. Dan untuk melakukan itu dia mungkin perlu menjadi lebih pragmatis dan meredam kecenderungan menyerang timnya.

    Terlepas dari semua bakat menyerangnya, City adalah tim yang sangat sedikit kebobolan dan memiliki rekor pertahanan terbaik di Inggris musim lalu. Pasukan Guardiola hanya kebobolan enam gol musim ini sementara Brighton kemasukan 16 gol, termasuk enam gol dalam satu pertandingan di Aston Villa.

    Juga tidak ada jaminan bahwa Guardiola tidak akan ingin memperbarui kontraknya sebelum tahun 2025 atau tim papan atas lainnya mungkin akan merekrut De Zerbi sebelum manajer City itu mundur. Tetapi, tidak ada keraguan bahwa jika City sedang mencari penggantinya, ahli taktik asal Italia itu akan berada di urutan terdepan.

0