Setelah kekalahan mengejutkan dari Irlandia di laga sebelumnya, Portugal tampil ngotot seolah ingin menebus kesalahan di Dublin. Baru tujuh menit berjalan, kegelisahan publik Estadio do Dragao lenyap ketika tendangan bebas Bruno Fernandes ditepis ke tiang oleh kiper Armenia Henry Avagyan, dan Renato Veiga menyundul bola muntah ke gawang kosong. Namun Estadio do Dragao sempat terdiam saat Eduard Spertsyan menyamakan kedudukan di menit ke-18.
Tak lama setelah para suporter memberikan tepuk tangan selama satu menit untuk mengenang Diogo Jota, Goncalo Ramos memanfaatkan back pass buruk Artur Serobyan untuk mengembalikan keunggulan tuan rumah. Hanya 90 detik berselang, Joao Neves melepaskan sepakan first-time indah dari tepi kotak penalti. Harapan Armenia untuk bangkit kemudian benar-benar terkubur ketika Neves melengkungkan perekik brilian dari jarak 25 meter, sebelum Fernandes menambah gol dari titik putih di masa tambahan babak pertama setelah Ruben Dias dijatuhkan di kotak penalti.
Dominasi Portugal makin menggila setelah jeda. Fernandes menuntaskan peluang di menit ke-51 usai kerja keras Ramos, sebelum mencetak hat-trick lewat penalti keduanya setelah Carlos Forbs dilanggar. Armenia, yang merupakan tim peringkat 104 dunia, tak mampu lagi mengimbangi, dan Neves melengkapi hat-tricknya juga dengan sepakan akrobatik sembilan menit jelang bubaran. Francisco Conceicao tak ingin ketinggalan pesta gol dan menutup skor menjadi 9-1 di penghujung laga.
GOAL menilai rating para pemain Portugal yang melumat Armenia 9-1 di Estadio do Dragao...




