Arsenal menelan kekalahan 2-1 yang mengecewakan dari Bournemouth karena gol kemenangan kontroversial Evanilson memastikan klub London utara itu akan menghadapi pertarungan Liga Champions dengan Paris Saint-Germain tanpa kemenangan dalam tiga pertandingan terakhir mereka.
Dengan PSG melakukan sepuluh perubahan pada starting XI mereka menjelang penentuan semi-final, Kamis (8/5) dini hari WIB, Mikel Arteta melakukan hal yang sebaliknya, karena dia memilih untuk menurunkan semua pemain andalannya sejak awal demi meladeni tim asuhan Andoni Iraola yang sedang mengejar tiket Eropa. Sebuah langkah berisiko yang akhirnya tidak membuahkan hasil.
Memang, salah satu nama bintang itulah yang membuat perbedaan di babak pertama, dengan Declan Rice, yang sebelumnya melepaskan dua tembakan melebar, memastikan dia tidak akan menyia-nyiakan peluang ketiga saat dia mengecoh Kepa Arrizabalaga setelah menerima umpan terobosan cantik Martin Odegaard untuk mengubah kedudukan menjadi 1-0.
Sesaat sebelum gol, Evanilson menyundul peluang emas yang melambung di atas mistar gawang, dan The Cherries memiliki serangkaian peluang lebih lanjut sebelum turun minum, yakni Justin Kluivert dan Evanilson sama-sama nyaris mencetak gol, dengan David Raya hampir memberi pemain Brasil itu gol lewat umpan lemah dari belakang.
Tim tamu terus mengancam di babak kedua, dan mereka akan mendapatkan hadiahnya. Segera setelah Bukayo Saka melepaskan tembakan melengkung yang melebar tipis, Antoine Semenyo melepaskan lemparan panjang yang gagal diantisipasi The Gunners, sehingga Dean Huijsen yang praktis tak terkawal menyundul bola melewati Raya, dan masuk ke gawang.
Keadaan segera memburuk bagi Arsenal saat bola mati lainnya menjadi kehancuran mereka. Tendangan sudut dari kiri dibelokkan ke arah Evanilson, dan penyerang Bournemouth itu dengan cerdik berada di sisi gawang, lalu membelokkan bola masuk ke gawang. Pemeriksaan VAR yang panjang dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi handball dalam prosesnya, tetapi pada akhirnya berpihak pada anak asuh Iraola.
Sejak saat itu, Arsenal tidak pernah terlihat benar-benar mampu bangkit, dan The Gunners menuju Paris, yang akan menjadi salah satu malam terbesar dalam sejarah klub, tanpa kemenangan untuk meningkatkan moral yang sangat diharapkan Arteta.
GOAL menilai pemain Arsenal dari Stadion Emirates...
.jpg?auto=webp&format=pjpg&width=3840&quality=60)







