Oleh Rizkaart Cendradiputra
- Emmanuel Petit sambangi Indonesia
- Jadi juara dunia 1998 dengan Prancis
- Datang untuk memperkenalkan BrainEye
SWN PRArticle continues below
Article continues below
Article continues below
Juara Piala Dunia FIFA 1998 bersama timnas Prancis Emmanuel Petit menunjukkan kepeduliannya terhadap kesadaran kesehatan otak dan keselamatan dari cedera kepala dalam olahraga dengan memberikan dukungan penuh terhadap BrainEye.
BrainEye merupakan perusahaan health-tech terkemuka asal Australia, yang bersiap meluncurkan teknologi inovatifnya di Indonesia. BrainEye akan menghadirkan solusi berbasis AI yang dapat digunakan melalui smartphone untuk menilai fungsi otak secara cepat dan akurat.
SWN PRDalam sesi peluncurannya di Pullman Hotel Thamrin, Jakarta, Senin (24/3) sore WIB, kehadiran BrainEye di Indonesia menjadi langkah maju dalam menyediakan pemantauan kesehatan otak secara real-time guna mendukung transformasi kesehatan digital dan komitmen Indonesia terhadap perawatan preventif.
Aplikasi BrainEye adalah alat skrining kesehatan otak yang terjangkau, cepat, dan akurat, tanpa memerlukan perangkat keras yang mahal. Dalam waktu kurang dari 40 detik, pengguna dapat memperoleh gambaran kesehatan otaknya serta tren perkembangan kondisi otak dari waktu ke waktu.
Dengan lebih dari 120.000 tes yang telah dilakukan di seluruh dunia, BrainEye adalah perangkat medis Kelas 1M yang tidak invasif. Berbeda dengan pesaingnya, teknologi BrainEye telah teruji dan divalidasi secara klinis terhadap perangkat medis standar emas.
Steven Barrett, Chief Operating Officer BrainEye mengutarakan alasannya memperluas target pasar ke Indonesia, yang dinilai punya peluang besar untuk memberikan dampak nyata.
"Misi BrainEye adalah merevolusi perawatan neurologis dan keselamatan olahraga dengan teknologi berbasis AI yang mudah diakses. Indonesia adalah pasar yang berkembang pesat dengan peningkatan kesadaran akan kesehatan otak, performa olahraga, dan layanan kesehatan digital. Kami melihat ini sebagai peluang besar untuk memberikan dampak nyata melalui kemitraan strategis—dengan Austrade, otoritas kesehatan Indonesia, dan organisasi olahraga," ujarnya
"Kami terus mengembangkan aplikasi ini, termasuk memperluas ke pasar baru. Dengan masuk ke Indonesia, kami tidak hanya menawarkan aplikasi kesehatan otak inovatif, tetapi juga berinvestasi dalam masa depan perawatan preventif, keselamatan atlet, dan aksesibilitas kesehatan digital di wilayah ini,” beber Steven.
Sementara itu Associate Professor Joanne Fielding, Chief Scientific Officer BrainEye, menjelaskan manfaat hadirnya BrainEye, yang dapat dirasakan semua pihak.
“BrainEye memungkinkan deteksi dan intervensi lebih awal—mengurangi beban penyakit, biaya perawatan kesehatan, dan ketergantungan jangka panjang. Manfaat BrainEye tidak hanya dirasakan oleh pasien. Bagi para caregiver, intervensi dini mengurangi beban perawatan pribadi. Tenaga medis mendapat manfaat dari berkurangnya tekanan pada sistem kesehatan yang sudah kewalahan," tuturnya.
"Sementara itu, masyarakat memperoleh keuntungan dari peningkatan produktivitas, penurunan kebutuhan perawatan jangka panjang, dan pengurangan biaya kesehatan publik. BrainEye adalah tentang menyediakan alat yang proaktif dan berbasis sains untuk semua orang.”
Getty Images SportEmmanuel Petit, legenda sepak bola pemenang Piala Dunia 1998 dan Brand Ambassador BrainEye, mengatakan hadirnya BrainEye bisa memberikan dampak positif terhadap industri sepakbola, terutama dalam penanganan cedera otak.
“Dalam sepak bola dan dalam kehidupan, melindungi otak adalah segalanya. Sepanjang karier saya, kemampuan mengambil keputusan dengan cepat adalah segalanya—saya harus berada dalam performa terbaik, baik di dalam maupun di luar lapangan. Dalam budaya sepak bola yang dinamis seperti di Indonesia, di mana olahraga ini berkembang pesat dan banyak talenta muda bermunculan di seluruh negeri, BrainEye memberikan alat bagi para atlet dan pelatih untuk mengambil keputusan yang lebih baik dan lebih aman," ungkap Petit.
"Saya bermitra dengan BrainEye karena saya percaya teknologi ini dapat membantu melindungi masa depan sepak bola Indonesia—dengan mendeteksi gegar otak sejak dini, mendukung pengembangan pemain muda, dan memastikan bahwa para pemain di semua level dapat berkembang tanpa mengorbankan kesehatan mereka,” imbuhnya.
Selain itu, peluncuran BrainEye di Indonesia mencerminkan penguatan kerja sama antara Australia dan Indonesia dalam bidang inovasi kesehatan, transformasi digital, dan investasi teknologi.
“The Australian Trade and Investment Commission dengan senang hati mendukung peluncuran produk perdana BrainEye di Indonesia. Salah satu fokus utama kami di Indonesia adalah mendukung kemitraan yang lebih erat antara Australia dan Indonesia di bidang kesehatan dan teknologi. Solusi kesehatan digital seperti BrainEye memberikan kontribusi positif terhadap ambisi Indonesia untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan, termasuk melalui digitalisasi,” ujar Lauren Adams, Australia’s Trade and Investment Commissioner.