AntonyGetty Images

Pesepakbola Dan Kekerasan Seksual Yang Tidak Ada Habisnya


Opini: Ardi Pramono | Editor: Sandy Mariatna


Belum reda kasus Mason Greenwood, kini Manchester United kembali direpotkan pada kasus Antony yang diduga melakukan kekerasan pada kekasihnya. Tetangga Setan Merah yaitu Manchester City juga pernah menghadapi hal serupa dalam diri Benjamin Mendy, yang membuatnya didepak dari tim, kendati pada akhirnya ia dibebaskan dari segala tuduhan pemerkosaan.

Sebelumnya, pada 2014 silam, eks City yang baru pindah ke Sunderland, Adam Johnson, terbukti meniduri gadis di bawah umur dan juga melakukan child grooming sehingga harus mendekam di penjara selama satu setengah tahun. Sejarah mencatat, kasus kekerasan seksual lain juga pernah menyeret nama-nama top seperti Cristiano Ronaldo, Dani Alves, Neymar Jr, dan seterusnya. Lalu ada masalah apa ini?

  • Cristiano Ronaldo SelfieGetty Images

    Pesepakbola Adalah Selebritas

    Ketika dua kasus pelecehan seksual besar terungkap ke publik yaitu kasus Harvey Weinstein dan Kevin Spacey mencuat, tiba-tiba banyak pihak buka suara tentang kekerasan seksual dan domestik yang mereka alami. Tindakan ini meningkatkan atensi publik pada kekerasan seksual.

    Para pesohor tidak bisa bersembunyi dari dosa masa lalunya. Di saat bersamaan hal ini juga berpengaruh di dunia sepakbola mengingat pesepakbola, apalagi bagi mereka yang berkarier di klub-klub top, pada dasarnya juga seorang selebritas.

  • Iklan
  • La dura protesta de los hinchas de Arsenal contra WengerGetty Images

    Bola Liar Me Too Movement

    Me Too Movement menjadi bola liar karena kemudian muncul asas “berpihak pada korban”. Dalam kacamata hukum, asas ini sangat tidak tepat karena seharusnya hukum tidak berpihak atau asas praduga tidak bersalah.

    Ketika pengadilan belum dimulai, ‘korban’ sudah didukung habis-habisan yang tentu saja menyebabkan bias hukum dalam skala besar. Tidak heran, jika ‘tersangka’ langsung divonis publik menjadi ‘terpidana’ jauh sebelum kasus diselesaikan lewat jalur hukum.

  • Benjamin Mendy 2023Getty

    Penumpang Gelap

    Isu berikutnya yang sering mengekor adalah adanya penumpang gelap. Banyak orang yang mencari kenyamanan dan popularitas lewat segala cara. Berdasarkan penelitian oleh Janna Anderson dan Lee Raine pada PEW Research Center, kebohongan adalah hal yang biasa dan orang berbohong dari waktu ke waktu.

    Alasan seseorang berbohong adalah untuk mencari kenyamanan dan juga kemudahan. Namun, empati dan standar moral pribadi sangat berpengaruh pada seberapa besar orang akan berbohong dan dalam tingkatan seperti apa.

    Tidak heran, banyak pihak yang ingin mendapat keuntungan dengan memeras pesepakbola yang lekat dengan citrakaya raya. Padahal, sang pemain juga punya kebutuhan untuk menjaga public image mereka, yang membuat kasus semacam ini semakin rumit

  • ENJOYED THIS STORY?

    Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

  • David Beckham Sir Alex Ferguson splitGetty/GOAL composite

    Fokus Pada Sepakbola

    Kehidupan pesepakbola saat ini memang sangat glamor dan mengundang perhatian publik. Hal ini jauh berbeda dengan beberapa tahun yang lalu. Semakin dekat pesepakbola dengan publik, semakin besar peluang mereka mendapat masalah.

    Pelatih-pelatih klasik seperti Arsene Wenger dan Sir Alex Ferguson selalu meminta para pemainnya untuk menghabiskan waktu di rumah dan jauh dari sorotan publik. Megabintang dunia seperti Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo juga dikenal sebagai orang rumahan.

    Tinggal di rumah untuk orang yang sudah memiliki segalanya bisa dipandang sebagai hal yang baik. Apabila berada di luar rumah dan bertemu dengan orang-orang yang bermasalah, mereka bisa merisikokan karier mereka. Padahal, karier sebagai pesepakbola profesional hanya punya umur yang sangat pendek.

    Ada juga pengaruh orang terdekat yang bisa punya peran kunci, seperti ayah Son Heung-min yang selalu mengingatkan kapten Tottenham Hotspur itu untuk tidak memiliki pacar hingga karier sepakbolanya selesai. Meski terdengar kejam, hal ini nyatanya membantu Son untuk fokus pada sepakbola dan menghindari masalah.

    Kehidupan pesepakbola yang bergelimang harta, popularitas,dan wanita memang harus diatur dengan baik agar tidak membawa masalah di kemudian waktu.


    Redaksi GOAL Indonesia menerima opini dari pembaca. Silakan kirim artikel disertai identitas diri ke alamat email kami: indonesia@goal.com.

0