AFC
AFCImpian Indonesia tampil di Piala Dunia kandas
Timnas Indonesia gagal lolos ke putaran final Piala Dunia 2026 setelah dalam dua pertandingan Grup B putaran empat kualifikasi zona Asia tidak berhasil meraih satu pun poin, karena dikalahkan Arab Saudi dan Irak. Kritikan pun dilontarkan masyarakat Indonesia atas kegagalan itu, termasuk menganggap kebijakan PSSI yang menaturalisasi sejumlah pemain diaspora sebagai sesuatu yang sia-sia. Tidak hanya PSSI dan Patrick Kluivert berserta staf pelatih yang menjadi sasaran kritikan, pemain ikut terkena getahnya. Hal itu diungkapkan Mauro Zijlstra.
AFCRuang ganti timnas senior sangat sunyi
Penyerang FC Volendam ini tampil di pertandingan terakhir melawan Irak ketika timnas senior dipaksa takluk 1-0. Zijlstra tampil sebagai starter, dan mendapat kesempatan bermain selama 56 menit. Itu menjadi penampilan pertama Zijlstra di kualifikasi Piala Dunia, meski hasil yang diperoleh tidak sesuai harapan.
“Ruang ganti terasa sangat sunyi. Beberapa pemain emosional. Semua orang berpikir: ini adalah kesempatan terakhir untuk lolos. Setelah itu, pelatih dan kapten mengucapkan beberapa patah kata. Semua orang saling berterima kasih atas keberhasilan mereka sejauh ini. Sekarang kami fokus pada Piala Asia 2027,” ujar Zijlstra dikutip ESPN.
Kemenkum RIPublik menyerbu media sosial pelatih dan pemain
Pemain berusia 20 tahun ini mengungkapkan, setelah gagal lolos ke Piala Dunia, mereka menghadapi banyak kritik. Tak sedikit kritikan yang disampaikan terlalu berlebihan.
“Kami menyadari [dua pertandingan] ini akan sulit, tetapi sayangnya, itu tidak berhasil. Kami semua berjuang bersama selama beberapa putaran. Saya bergabung agak terlambat. Bagi saya, itu hanya dua putaran terakhir ini,” kata Zijlstra.
“[Kritikan] Terutama ditujukan kepada para pelatih dan pengurus [PSSI]. Karena negara ini begitu besar, Anda juga menerima banyak pesan di media sosial. Itu tidak selalu menyenangkan. Di satu sisi, saya memahaminya, karena kami sangat dekat [ke Piala Dunia]. Di sisi lain, Indonesia belum pernah lolos.”
Merasa heran Arab Saudi dan Qatar jadi tuan rumah
Pertandingan putaran empat digelar di Arab Saudi dan Qatar yang sedang berjuang untuk lolos. Akhirnya kedua negara itu berhasil merebut tiket otomatis ke Piala Dunia.
“Itu agak aneh, mereka bisa memainkan semuanya di kandang. Bagi kami, semua orang harus diterbangkan, beberapa baru tiba satu atau dua hari sebelum pertandingan,” imbuh Zijlstra.
“Tidak ada yang tahu mengapa mereka diperbolehkan memainkan semuanya di kandang. Tetapi Anda harus mempersiapkan diri untuk itu, dan kami telah melakukan itu sebaik mungkin.”
Iklan