Liverpool leaky defence GFX 2023-24GOAL

Kalau Pertahanan Liverpool 'Gitu-Gitu' Aja, JANGAN HARAP Jadi Penantang Gelar Liga Primer!

Danny Murphy jelas merupakan sosok yang lumayan murah hati - setidaknya ketika berbicara tentang Liverpool musim ini. Hasil imbang 2-2 di Brighton mungkin mengecewakan bagi sebagian pendukung, karena The Reds memberikan dua gol kepada Seagull secara cuma-cuma, termasuk gol penyeimbang dari bola mati saat waktu tersisa sepuluh menit.

Tetapi, mantan gelandang Liverpool Murphy dengan jelas memberikan penilainnya: The Reds yang bangkit bisa memenangkan Liga Primer musim ini. "Bagi Anda yang meragukan Jurgen Klopp dan tim Liverpool ini, meski bermain imbang, mereka berada dalam perburuan gelar juara," ucap Murphy kepada 'Match of the Day 2'. "Babak kedua, mereka seharusnya memenangkan pertandingan.

"[Ada] banyak hal positif: para gelandang datang dan mulai bekerja, [Alexis] Mac Allister dan [Dominik] Szoboszlai; para pemain depan bagus dan kompetitif di lapangan, artinya semua orang berusaha untuk mempertahankan posisi mereka di tim."

  • Dominik Szoboszlai Liverpool 2023-24Getty Images

    Jauh Lebih Baik Dari Yang Diharapkan

    Agar adil bagi Murphy, optimismenya bisa dimengerti sampai titik tertentu. Musim ini jelas dimulai jauh lebih baik dari musim lalu. Delapan pekan memasuki Liga Primer musim 2022/23, The Reds hanya memenangkan dua pertandingan dan duduk kesembilan di tabel dengan hanya sepuluh poin.

    Setahun kemudian, mereka duduk di urutan keempat, hanya tiga poin di belakang pemuncak klasemen kejutan Tottenham Hotspur - dan mereka telah menghadapi tim-tim seperti Spurs, Chelsea, Newcastle dan Brighton. Mereka, bahkan Gary Neville pun mengakui, bahwa The Reds "jauh lebih baik" dari perkiraan banyak orang.

    Mereka juga hanya kalah sekali, dan itu pun terjadi dalam situasi paling kontroversial di London utara. Memang benar, jika bukan karena wasit yang buruk melawan Spurs, Liverpool bisa saja tak terkalahkan dan berada di puncak klasemen.

    Meski begitu, kita tidak bisa menghindari kenyataan bahwa Klopp rela menerima perolehan 17 poin dari serangkaian pertandingan yang sulit.

  • Iklan
  • Virgil van Dijk Liverpool 2023-24Getty Images

    Cuma Satu Clean Sheet Dalam Delapan Laga

    Tetapi, keraguan yang menyelimuti Liverpool tidak serta merta hilang. Sangat terlihat jelas bahwa dari semua pekerjaan bagus yang dilakukan selama bursa transfer musim panas, Klopp masih belum menyelesaikan masalah pertahanan yang menyebabkan The Reds finis di posisi kelima musim lalu (mungkin karena ia tidak mendapatkan bek tengah dan gelandang bertahan yang sangat dia inginkan).

    The Reds kebobolan rata-rata 1,24 gol per pertandingan pada musim lalu; Angka musim ini tidak jauh lebih rendah (1,13), dan betapa rapuhnya pertahanan Liverpool dipertegas dengan mereka baru mencatatkan satu clean sheet sejauh ini, ketika meraih kemenangan 3-0 atas Aston Villa, yang terlihat sangat kompetitif meski skornya cukup telak.

    Memang benar, salah satu hal yang menonjol dari permainan Liverpool sejauh ini adalah betapa ketat dan serunya pertandingan mereka. Banyak dari pertandingan mereka yang sebenarnya bisa berjalan baik, dengan hasil imbang di Brighton adalah contoh sempurna.

    Tapi jangan ada yang lupa, mereka juga dua kali berhasil memenangkan pertandingan dengan sepuluh pemain, terutama di kandang Newcastle, dan berulang kali harus bangkit dari ketertinggalan untuk meraih poin: Liverpool kebobolan lebih dulu dalam lima dari delapan pertandingan liga sejauh ini.

    Dalam hal ini, Klopp dan para pemain pantas mendapatkan pujian yang besar, atas perubahan taktis dalam pertandingan dan semangat juang mereka yang mengagumkan. Jika musim lalu Liverpool tampak kalah dan tertinggal, musim ini mereka tampil yakin sepenuhnya akan kemampuan mereka membalikkan keadaan.

  • Mohamed Salah Liverpool 2023-24Getty Images

    Serangan Ampuh, Pertahanan Rapuh

    Dan itu bisa dijelaskan. Liverpool memiliki banyak pilihan di sisi serangan yang tak tertandingi tidak hanya di Inggris tetapi juga di Eropa. Setiap kali timnya kesulitan, Klopp biasanya memiliki dua pemain di antara Diogo Jota, Darwin Nunez, Luis Diaz dan Cody Gakpo yang menunggu untuk masuk - semuanya telah membuktikan diri mereka berpotensi menjadi pengubah permainan sejak tiba di Anfield - sementara Mohamed Salah tetap menjadi senjata pamungkas mereka.

    Namun, seperti yang diungkapkan Alan Shearer dalam kolomnya untuk BBC Sport, meski "The Reds menarik untuk disaksikan ketika menyerang, kita melihat lagi dalam hasil imbang mereka dengan Brighton bahwa mereka terlalu mudah kebobolan - ada sesuatu yang hilang di lini belakang."

    Sejujurnya, sulit untuk tidak setuju...

  • ENJOYED THIS STORY?

    Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

  • Alexis Mac Allister Liverpool 2023-24Getty Images

    "Jika Anda Salah, Anda Akan Dihukum"

    Kebobolan dua gol di Brighton benar-benar sebuah anugerah. Pada gol pertama, Virgil van Dijk menyulitkan Alexis Mac Allister dengan umpan tanggungnya, sehingga Simon Adigra dengan cepat menyerobot bola dan melepaskan tembakan ke gawang Alisson dari luar kotak penalti.

    Van Dijk kemudian mengakui bahwa ia telah membuat rekan satu timnya mendapat masalah dengan "bola yang berisiko", namun berpendapat bahwa kesalahan seperti ini bisa terjadi ketika Anda "bermain dari belakang". "Jika Anda melakukan kesalahan, Anda akan dihukum," ucap bek asal Belanda itu dalam wawakcaranya dengan Sky Sports. "Tetapi cara kami bangkit kembali adalah reaksi yang luar biasa."

    Dan tidak ada yang bisa membantah klaim itu. Reaksi fantastis Liverpool saat tertinggal seharusnya bisa membuat mereka memenangkan pertandingan, terutama ketika kita mempertimbangkan bahwa, setelah dua gol cepat Salah, upaya Ryan Gravenberch (yang tampil mengesankan setelah masuk sebagai pemain pengganti) membentur mistar ketika tampaknya bisa menjadi gol.

  • Alisson Joel Matip Liverpool 2023-24Getty Images

    Pertahanan Yang Rapuh Merusak Pekerjaan Yang Bagus

    Tetapi, alasan mengapa hal itu tidak terjadi adalah karena masalah besar Liverpool di lini belakang, "miskomunikasi" di pertahanan yang memungkinkan Lewis Dunk menyamakan kedudukan ketika tendangan bebas Seagull melewati dua bek Liverpool sebelum mencapai kapten Brighton di tepi kotak enam yard.

    "Saya kira Robbo [Andy Robertson] mendengar teriakan dan dia mengira itu Alisson," jelas Van Dijk. "Ini adalah miskomunikasi dan tidak boleh terjadi lagi. Tapi tak seorang pun ingin melakukan kesalahan."

    Masalahnya adalah, Liverpool membuat banyak kesalahan di lini pertahanan, sehingga merusak kerja bagus mereka, seperti yang terlihat dari gol bunuh diri Joel Matip di masa tambahan waktu melawan Tottenham.

    Matip itu tampil cukup baik setelah masuk ke dalam tim menyusul cederanya Ibrahima Konate, namun harapannya adalah pemain Prancis itu kembali ke starting XI setelah jeda internasional mengingat ia, setidaknya, tidak kalah dalam urusan kecepatan.

    Tentu saja, fakta bahwa Matip telah bermain begitu banyak dan menunjukkan masalah yang berulang kali muncul di musim panas: kurangnya pilihan Liverpool di pertahanan.

    Klopp dan pihak klub tentu saja menyadari masalah ini. Upaya bersama telah dilakukan untuk merekrut bek tengah selama musim panas - terutama yang bisa bermain di sisi kiri - tetapi tidak ada yang datang, dan selalu ada ketakutan bahwa Liverpool akan membayar harga karena gagal memperkuat barisan belakang mereka.

    Tentu saja, tidak mengejutkan mendengar klaim agen Piero Hincapie pekan lalu bahwa The Reds sedang mempertimbangkan untuk merekrut pemain andalan Bayer Leverkusen itu pada bulan Januari.

  • endo wataru liverpool(C)Getty Images

    Kalau Bukan Endo, Apakah Andre Jawabannya?

    Ada juga pembicaraan tentang terlambatnya transfer gelandang Fluminense, Andre. Liverpool sangat ingin mendatangkan pemain asal Brasil itu pada musim panas, namun klubnya tidak rela melepas salah satu pemain terpenting mereka di tengah musim Serie A Brasileiro.

    Tentu saja, kebutuhan akan pemain No.6 tetap mendesak, dengan masalah cedera Thiago Alcantara yang terus berlanjut dan Stefan Bajcetic juga berjuang untuk kembali ke kondisi terbaiknya.

    Perjalanan ke Brighton tampaknya "dibuat untuk Endo", seperti yang ditulis mantan striker Liverpool John Aldridge di kolomnya untuk Liverpool Echo, namun Klopp malah memilih untuk menurunkan Mac Allister sekali lagi sebagai gelandang bertahan - yang bukan posisi terbaiknya.

    Mengingat Harvey Elliott yang merupakan tipikal gelandang serang secara mengejutkan menjadi starter di Amex, Liverpool sekali lagi kekurangan keseimbangan yang tepat di lini tengah, terutama dalam hal melindungi empat bek mereka yang rapuh.

    Memang benar, bukan suatu kebetulan jika Liverpool melakukan banyak pelanggaran musim ini (total 99 pelanggaran, paling banyak keempat di Liga Primer), begitu pula dengan keputusasaan mereka dalam mencoba menguasai permainan dan mematikan serangan balik. Tetapi pada kenyataannya, semua agresi yang salah sasaran itu justru memberikan tekanan pada pertahanan mereka.

    "Kami memberikan terlalu banyak bola mati," ucap Klopp. "Sulit untuk mempertahankan semuanya, kami mempertahankan semuanya, tapi satu saja sudah cukup."

  • Jurgen Klopp Liverpool 2023-24Getty

    Liverpool Butuh Rice Atau Rodri

    Bagaimana Liverpool bisa tampil dengan Declan Rice atau Rodri, tipe gelandang bertahan yang akan mengembalikan soliditas tim asuhan Klopp seperti yang mereka tunjukkan ketika Fabinho bermain di level terbaiknya. Faktanya, menyaksikan pertemuan Arsenal dengan Manchester City pekan lalu, mustahil untuk tidak terkejut dengan kontrasnya pertandingan Brighton vs Liverpool sebelumnya.

    City, yang kehilangan Rodri, pemain terpenting mereka, dan Kevin De Bruyne, talenta paling kreatif mereka, mencoba berusaha keras untuk mendapatkan hasil imbang. Arsenal, dengan Jorginho yang mendikte tempo permainan, dan Rice berlari bebas di sampingnya, mencoba menciptakan sesuatu. Hasil akhirnya adalah pertandingan yang ketat dan menegangkan yang hanya ditentukan oleh gol Gabriel Martinelli di empat menit terakhir.

    Sementara itu, di Amex, kekacauan terjadi, ketika dua tim yang terbuka saling bertarung dalam pertemuan yang menegangkan. Dan itulah ketakutan yang masih melekat pada Liverpool, yang unggul dalam kegembiraan dan jaminan gol musim ini - tetapi di sisi lainnya sangat mengkhawatirkan.

    Saat ini, mereka benar-benar terlihat seperti tim yang paling menghibur di Liga Primer - hanya saja bukan pemenangnya.

0