Skuad Brighton tidak serta merta menentang penunjukannya. Tetapi beberapa pemain meragukannya, karena mereka belum pernah mendengar tentang De Zerbi, seperti yang diakui Adam Lallana dan kini malu pernah berpikir seperti itu. Namun, mantan gelandang Liverpool itu mengklaim bahwa ia adalah pemain Brighton pertama yang memahami apa sebenarnya yang coba dilakukan oleh sang pengganti Potter, an dengan demikian memainkan peran kunci dalam rekan satu timnya yang merangkul pendekatan baru dari sang manajer anyar.
"Bahkan meski ia tidak berbicara bahasa Inggris dengan baik, dan saya tidak bisa berbicara bahasa Italia, kami memahami satu sama lain hanya dengan saling memandang," kata Lallana kepada Gazzetta. "Awalnya sulit bagi kami, karena Potter telah meninggalkan kami saat kami berada di urutan keempat: kami semua sedih dan sama sekali tidak menyukai perubahan. Tapi saya tahu kami harus terus maju, bahwa kami harus terus seperti itu, juga karena ada banyak pertandingan penting yang harus segera kami mainkan."
"Dan saya ingat bagaimana De Zerbi langsung ingin menyampaikan sesuatu ke grup, bagaimana ia ingin semuanya berubah dengan cepat, dan menyampaikan hasrat dan cinta yang ia miliki untuk sepakbola. Butuh sedikit waktu, tapi saya pikir kami bisa beradaptasi dengan sangat, sangat cepat, dengan pikiran terbuka dan kemauan untuk mendengar apa yang ia katakan."
"Kami mulai melihat bahwa hal-hal berjalan sesuai keinginannya karena caranya sebagai pribadi, hubungan ibarat ayah dan anak yang ia bentuk dengan para pemain. Saya ingat mengatakan kepadanya untuk memberi tahu saya apa yang ia inginkan, bahwa saya siap menjelaskannya kepada rekan-rekan setim mengapa mereka harus mengikutinya. Dan saya melakukannya: saya menjelaskan bahwa ini akan sulit pada awalnya, tetapi kami akan melihat hasilnya dan kami akan sukses."