PeleGetty Images

Momen Terbaik Pele: 1000 Gol, Piala Dunia 1970, Dan Hentikan Perang Saudara!

Tak satu pun pemain yang berjasa lebih besar dalam mempopulerkan sepakbola sebagai The Beautiful Game selain Pele.

Sebagai satu-satunya pemain, baik pria maupun wanita, yang memenangkan tiga Piala Dunia, Pele juga menjadi ujung tombak salah satu klub terbaik sepanjang sejarah sepakbola.

Kematiannya meninggalkan lubang besar di hati para penggemar sepakbola, dan di bawah, GOAL mengenang beberapa momen terbaik dari sebuah karier yang akan abadi dalam buku-buku sejarah...

  • Pele 1958Getty Images

    Gol debut... dua kali!

    Pele melakoni debut profesionalnya pada 1956. Baru berusia 15 tahun, striker legendaris ini sudah tampil untuk Santos - yang baru resmi ia bela beberapa bulan sebelumnya menyusul trial sukses - saat melawan Corinthians Santo Andre.

    Pele mencetak gol dalam kemenangan 7-1, mengawali era keemasan di Santos yang berlangsung sampai 18 tahun. Gol tersebut bukan gol terbaiknya, karena Pele remaja 'cuma' melakukan tap-in terhadap bola muntah.

    Lalu, pada Juli 1957, Pele membuka keran gol internasionalnya - ke gawang Argentina pula! Saat itu, ia masih belum berstatus pemain utama Santos, tetapi berhasil membuat manajer Brasil Sylvio Pirillo terkesan di laga uji coba yang dihelat untuk menggalang dana bagi stadion baru Sao Paulo.

    Pele yang masih baby face berhasil mencetak gol di Maracana, menjadikan skor 2-1 untuk Tim Samba.

  • Pele 1958 World Cup Getty Images

    Lahirnya seorang superstar

    Pele memperkenalkan dirinya ke panggung sepakbola dunia di Piala Dunia 1958 Swedia. Setelah hanya tampil sekali di fase grup, ia meledak di perempat-final, di mana ia menjebol lini belakang Wales untuk mengamankan skor 1-0 dan kelolosan negaranya.

    Ledakan Pele semakin lantang terdengar di semi-final, ketika hat-tricknya membantu Brasil menaklukkan Prancis yang diperkuat penyerang mematikan Just Fontaine.

    Legendanya pun terpatri di sejarah sepakbola di babak final, saat ia mencetak brace untuk membantu Selecao menaklukkan tuan rumah Swedia dengan skor 5-2. Gol pertamanya di laga tersebut benar-benar tipikal gol Pele. Setelah menerima bola di kotak penalti, ia mencungkil bola melewati bek raksasa Swedia Bengt Gustavsson, sebelum melesakkannya ke pojok bawah gawang.

  • Pele Santos Getty Images

    Juara kontinental

    Di saat jadwal tur Pele yang begitu padat membuatnya tak bisa menjuarai Copa America bersama Brasil (ia hanya tampil di satu edisi, 1959, dan mendapat Sepatu Emas) ia mampu mencicipi kejayaan kontinental di level klub.

    Pada 1962, dengan skor sama kuat setelah dua leg di final Copa Libertadores kontra Penarol, Pele menggendong Santos menuju kemenangan di laga play-off yang dimainkan di panggung netral, Estadio Monumental. Ia mencetak brace untuk membawa Santos memenangi gelar Amerika Selatan pertama mereka.

    Setahun kemudian, Santos mempertahankan mahkota mereka dengan Pele mencetak gol di final kontra Boca Juniors.

    Kemenangan di dua partai ini mengamankan tempat Santos di Piala Interkontinental (setara Piala Dunia Antarklub) melawan raksasa-raksasa Eropa. Musuh-musuh Santos tumbang dengan mudah, pertama menghajar Benfica - Pele mencetak lima gol dalam dua leg - sebelum mengalahkan AC Milan.

  • Lima beruntun

    Throughout the 1960s Pele spearheaded Santos' greatest ever side, appropriately nicknamed Os Santasticos.

    Selama era 60-an, Pele menjadi ujung tombak tim terbaik Santos yang pernah ada. Mereka sampai dijuluki Os Santasticos.

    Pencapaian Tim Impian Santos tersebut seolah tiada akhir, dan Pele menjadi tumpuan mereka.

    Menjuarai lima gelar Serie A beruntun antara 1961 dan 1965 adalah salah satu pencapaian terbesar Santos, dengan Pele membawa pulang penghargaan top skor tiga kali.

    1962 juga menjadi tahun di mana anak asuh Lula memenangkan 'treble pertama di dunia'. Di tahun tersebut, Pele cs menjuarai Copa Libertadores, Campeonato Paulista, dan Taca Brasil.

  • Pele fansGetty Images

    Menghentikan perang saudara?

    Dengan mengorbitnya kebintangan Pele, Santos mulai memprioritaskan tur internasional yang mendatangkan banyak cuan dibanding memenangkan trofi. Sebuah konsep aneh jika dilihat memakai sudut pandang modern.

    Di salah satu tur keliling dunia ini, Os Santasticos mengunjungi Nigeria saat negara tersebut tengah diselimuti perang saudara yang brutal dengan negara pecahan, Biafra.

    Saat Pele dkk. tiba di Lagos, legendanya adalah bahwa baku tembak berhenti sampai 48 jam, supaya kedua belah pihak yang terlibat konflik bisa menonton Super Eagles - julukan timnas Nigeria - bertarung melawan Santos di laga yang berakhir 2-2. Tentu saja Pele yang mencetak kedua gol tersebut.

    Hampir 60 tahun kemudian, kebenaran kisah ini masih menjadi perdebatan. Beberapa mengklaim bahwa peperangan sudah ditunda sejak dua pekan sebelumnya, sementara beberapa lainnya bahkan mengingat ada suara tembakan di luar stadion.

    Pele sendiri tak ingat apa yang terjadi, dan itu tak mengherankan mengingat ia tampil sampai 100 kali per tahun bersama Santos di era tur keliling dunia.

  • Pele 1000 goalsGetty Images

    1.000 gol!

    Gara-gara jadwal turnya yang begitu padat dan adu argumen terkait definisi 'laga kompetitif', jumlah gol Pele selalu menjadi perdebatan.

    Namun, pada 19 November 1969, suporter Santos dan Vasco da Gama bersama-sama memberi tepuk tangan berdiri untuk Pele setelah ia mencetak gol yang diakui sebagia gol ke-1.000 di karier profesionalnya. Hebatnya, Pele belum berumur 30 tahun saat meraih milestone ini, dan itu menjadi konteks untuk memahami betapa kemampuannya menjebol gawang lawan sungguh di luar nalar.

    Perkiraan jumlah gol yang ia cetak bermacam-macam, tetapi 2015 lalu, Pele sendiri mengklaim ia mencetak 1.283 gol.

  • Abadi di Piala Dunia

    Kiprah Pele di Piala Dunia 1970 penuh drama dan intrik sampai-sampai dibikin film panjang pun pantas. Setelah cedera menodai medali kemenangannya di 1962 dan Brasil gagal di 1966, rasanya ia masih punya urusan yang belum selesai di panggung global.

    Namun, saat itu ia hampir saja tidak tampil sama sekali. Setelah dihajar dan ditendangi oleh para pemain bertahan yang mencoba menghentikannya di edisi sebelumnya, Pele bersumpah tak mau bermain di Piala Dunia lagi, tetapi berubah pikiran di 1969 dan membantu Selecao lolos ke turnamen utama yang dihelat di Meksiko.

    Sebuah momen yang terasa insignifikan berbuah Pele melahirkan penampilan yang mendefinisikan legasinya untuk sepakbola.

    Terlalu banyak momen ikonik untuk disebutkan di sini: pertempuran melawan Bobby Moore, nyaris mencetak gol dari tengah lapangan melawan Cekoslowakia, dummy luar biasa yang mempermalukan kiper Uruguay, tetapi pada akhirnya Piala Dunia mendapat satu adegan yang jauh lebih ikonik dibanding hal-hal di atas.

    Di final kontra Italia, Pele melompat tinggi di tiang jauh, menanduk crossing Rivellino dan langsung melompat ke pelukan Jairzinho. Foto tersebut mengabadikan pemain terhebat yang pernah menendang bola di Piala Dunia, dengan Brasil mengamankan kemenangan dengan skor 4-1.

  • Pele New York CosmosGetty Images

    Hidup di Amerika

    Pele menyelesaikan kariernya dengan menyalakan sumbu ledakan sepakbola Amerika. Ia awalnya ragu mau hijrah ke New York Cosmos, karena betapa kuatnya rasa yang ia miliki untuk Santos, yang masih ia bela di laga-laga eksibisi di awal 1970-an.

    Namun pada akhirnya Pele mantap meneken kontrak bernilai tinggi dengan tujuan membangkitkan Liga Sepakbola Amerika Utara (NASL).

    Ia sukses mencapainya dalam jangka pendek, dengan nama-nama seperti Carlos Alberto, Bobby Moore, dan Johan Cruyff menyusulnya di penghujung karier masing-masing.

    Di lapangan, transfer tersebut juga memberi dampak positif untuk tim barunya setelah mereka menjuarai Soccer Bowl 1977. Tak lama kemudian, petualangan Pele di Amerika dan karier sepakbolanya berakhir dengan sempurna, dalam bentuk pertandingan perpisahan antara Cosmos dan Santos.

0