Nicolas Pepe Arsenal Getty Images

Kehancuran Nicolas Pepe: Dari Rekor Transfer Arsenal Hingga Jadi Transfer Terburuk Liga Primer

Unai Emery menilai Nicolas Pepe sangat cemerlang ketika kedatangannya di Arsenal pada 2 Agustus 2019, mengatakan kepada wartawan: "Nicolas adalah winger berperingkat tinggi dan bertalenta yang diinginkan oleh banyak tim elite di Eropa. Mendatangkan pemain sayap kelas atas menjadi salah satu tujuan utama kami di bursa transfer ini dan saya senang dia bergabung. Dia akan menambah kecepatan, kekuatan dan kreativitas, dengan tujuan memberikan lebih banyak gol ke tim kami."

Ahli taktik asal Spanyol itu tampak tersenyum di luar, tetapi jauh di lubuk hatinya, dia memiliki keraguan serius mengenai apakah Pepe adalah orang yang tepat untuk memberi Meriam London kekuatan yang sangat dibutuhkan di sayap kanan. Kegagalan mantan pemain andalan Lille itu berkontribusi pada pemecatan Emery sekitar empat bulan kemudian, dan sejak itu ia mengakui bahwa Pepe bukanlah target utamanya.

"Saya menyukai seseorang yang mengetahui liga dan tidak perlu beradaptasi," ucap Emery kepada The Guardian pada Mei 2022. "[Wilfried] Zaha memenangkan pertandingan sendirian. Saya mengatakan kepada mereka: 'Ini adalah pemain yang saya tahu dan saya inginkan.' Saya bertemu Zaha dan dia ingin datang. Klub memutuskan bahwa Pepe adalah salah satu pemain masa depan. Saya berkata: 'Ya, tapi kami harus menang sekarang dan pemain ini memenangkan pertandingan.' Dia mengalahkan kami sendirian."

Arsenal tidak perlu membayar hampir £72 juta ($90 juta) yang mereka keluarkan untuk Pepe jika mereka ingin mengontrak Zaha dari Crystal Palace saat itu, dan dia siap untuk melangkah maju. Dan mereka dengan cepat dibuat menyesal telah berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan pemain asal Pantai Gading tersebut.

Masa kerja Pepe selama empat tahun di London utara berakhir awal bulan September ini ketika Arsenal sepakat untuk mengakhiri kontraknya setahun lebih awal. Mereka sudah lama menyerah pada pemain berusia 28 tahun itu, dengan Mikel Arteta juga gagal memoles berlian kasar yang bersinar di Ligue 1 bersama Lille itu.

Trabzonspor telah merekrut Pepe dengan status bebas transfer, dan dia bisa menikmati kehidupan baru di Turki. Namun, dapat dikatakan bahwa dia tidak akan pernah mendapatkan kesempatan lagi untuk mencapai level tertinggi setelah dicap sebagai kegagalan terbesar dalam sejarah Liga Primer.

  • Pepe-ArsenalGetty

    'Tak ada alasan'

    Pepe mendapatkan momennya pada musim pertamanya di Arsenal. Dia mencetak delapan gol dan membuat sepuluh assist - termasuk gol penentu kemenangan Pierre-Emerick Aubameyang di final Piala FA 2020.

    Dan pada akhir musim 2020/21, di mana Pepe mencatatkan 21 kontribusi gol dalam 41 penampilan di berbagai ajang, sepertinya ia mulai berkembang di bawah asuhan Arteta. Tetapi, bos Meriam London itu menegaaskan bahwa dia menginginkan lebih dari penyerang lincah tersebut.

    "Dia membutuhkan masa adaptasi tetapi itu sudah berlalu sekarang," ucap Arteta kepada wartawan pada April 2021. "Kami tidak bisa mengandalkan adaptasi lagi: sekarang ini soal performa. Dan dia bisa melakukannya."

    "Dia punya pemain yang mendukungnya, manajer yang mempercayainya, dia punya semua staf yang mau membantunya dan semua rekan satu tim yang sangat menyukainya karena dia adalah sosok yang sangat disukai, jadi tidak ada alasan."

  • Iklan
  • Aubameyang-Pepe-Lacazette-ArsenalGetty

    Sisi yang mengganggu

    Arsenal hanya mampu finis di urutan kedelapan di Liga Primer pada musim penuh pertama Arteta sebagai pelatih, dan hasilnya mereka gagal lolos ke kompetisi Eropa untuk pertama kalinya sejak 1994/95. Ahli taktik asal Spanyol itu berada di ambang kehancuran dan harus mengambil tindakan tegas untuk menginspirasi perubahan.

    Arteta merasa bahwa skuadnya ditahan oleh kelompok pengganggu, termasuk Pepe - menurut ESPN. Pemain internasional Pantai Gading itu membentuk kelompok dengan Aubameyang dan Alexandre Lacazette, yang terlihat jelas di tempat latihan.

    Laporan tersebut menyatakan bahwa ketiganya akan diam dan berbicara satu sama lain sebelum sesi latihan, namun tidak mengakui anggota staf yang tidak terlibat dengan tim senior. Auba akhirnya dihukum karena serangkaian tindakan indisipliner, dengan Arteta mencopotnya dari jabatan kapten klub pada Desember 2021.

    Tidak ada jalan kembali bagi penyerang Gabon itu, yang dibebaskan dari kontraknya 18 bulan lebih awal sebelum diizinkan bergabung dengan Barcelona pada hari terakhir bursa transfer musim dingin. Pada saat itu, Pepe sudah tidak lagi masuk dalam daftar pemain terbaik di Emirates.

    Bukayo Saka telah mendapatkan tempat utama di sayap kanan setelah serangkaian penampilan brilian, dengan Pepe harus puas dengan peran kecil dari bangku cadangan. Memang benar, mantan bintang Lille itu hanya tampil delapan kali sebagai starter sepanjang musim 2021/22, dan hanya mencetak tiga gol.

    Lebih buruk lagi bagi Pepe, Lacazette masuk ke kelompok bebas transfer di musim panas setelah gagal mencapai kontrak baru. Dua sekutunya telah tiada, dan dia kehilangan dukunugan dari Arteta.

  • Pepe-ArsenalGetty

    'Kami tidak bisa memahaminya'

    Pepe mendapat banyak poin buruk di Arsenal - yang paling menonjol adalah sundulannya yang gegabah terhadap Ezgjan Alioski saat bermain imbang 0-0 di markas Leeds pada November 2020. Dia akhirnya dikeluarkan dari lapangan setelah pemeriksaan VAR, dan mendapat amukan dari manajernya setelah laga.

    "Mengingat seberapa dini kami mengeluarkan Pepe, kami harus menerimanya," kata Arteta kepada wartawan. "Saya tidak pernah menyukai hasil imbang, namun dalam situasi seperti ini, ini adalah sebuah poin. Itu tidak dapat diterima." Pepe kemudian meminta maaf atas kejadian itu, dan mampu memperbaiki hubungannya dengan bos Meriam London tersebut.

    Tapi Arteta kurang memaafkan ketika menyangkut tingkat kinerjanya secara umum. Ketika Meriam London bertemu Leeds lagi di Emirates pada Mei 2022, dengan kemenangan mutlak diperlukan di tengah perjuangan mereka untuk finis empat besar, Pepe nyaris gagal sendirian.

    Dengan Arsenal pada akhirnya meraih kemenangan 2-1, Pepe mendapat peluang emas untuk mencetak gol melalui serangan balik dan kiper Leeds Illan Meslier keluar dari posisinya, tetapi ia bahkan gagal melepaskan tembakan. "Ketika Anda melihat dia melihat gawang kosong di depannya dan dia melakukan sentuhan ke belakang, kami tidak dapat memahaminya," kata Arteta usai laga.

    Meriam London berhasil mempertahankan tiga poin hari itu, tapi Arteta tahu sudah waktunya untuk melepaskan Pepe.

  • Nicolas-Pepe-NiceGetty

    Tidak ada perbaikan di Prancis

    Pepe banyak dikaitkan dengan kepindahannya dari Arsenal sepanjang bursa transfer musim panas 2022, dengan Nice akhirnya meminjamnya menjelang akhir Agustus. Dia mendorong untuk pindah setelah pembicaraan sulit mengenai waktu bermainnya dengan Arteta, yang tidak bisa memberikan apa yang dia inginkan.

    "Dia telah mencoba segalanya, sikapnya dan apa adanya, sungguh fenomenal. Anda hanya perlu bertemu orang tersebut karena Anda mencintainya apa adanya," kata manajer Arsenal itu setelah perginya Pepe. "Tetapi dalam hal keputusan yang harus Anda ambil di lapangan, sayap yang Anda pilih, kami membuat keputusan-keputusan lain dan jelas itu berdampak pada peluang dia untuk membuktikan kualitasnya."

    Keputusan Arteta dengan cepat dibenarkan, karena Pepe menjalani debut yang buruk untuk klub barunya. Nice menderita kekalahan 3-0 di kandang melawan Marseille, dan Lucien Favre mengkritik pemain pinjaman Arsenal itu setelah pertandingan.

    "Dia sudah lama tidak bermain di Inggris. Dia sudah menjalani pramusim bersama Arenal, tetapi dia belum memainkan satu pertandingan pun," ucap manajer Nice saat itu. "Dia kurang memiliki ritme, intensitas dalam penempatannya, tekanannya, dan pemulihan bolanya, karena semua orang harus melakukan itu. Tidak ada pengecualian. Jika satu atau dua pemain tidak melakukan tugasnya, keseluruhan tim berada dalam masalah. Semua orang harus melakukannya pada saat yang sama, semua orang harus bertahan untuk merebut kembali bola."

    Pepe tidak pernah berhasil meningkat, kareka ia melewatkan total 20 pertandingan karena cedera pada musim 2022/23. Nice hanya bisa finis kesembilan di Ligue 1, dan tidak mengherankan mereka tidak berusaha untuk mengontrak Pepe secara permanen mengingat jumlah golnya yang biasa-biasa saja, yakni enam gol dari 17 penampilan.

    Namun, di pertengahan musim, dia memiliki keberanian untuk memberikan komentar menohok kepada Arsenal dan Arteta. "Saya tidak tahu apa yang diinginkan Arsenal. Saya masih punya banyak teman di sana. Saya bisa saja menjadi penting bagi klub, tapi itu adalah pilihan pelatih," ucap Pepe pada konferensi persnya Januari lalu.

  • Nicolas Pepe Arsenal 2021Getty Images

    Gayanya melebihi wataknya

    Arsenal tentu saja tidak melewatkan Pepe musim lalu, karena mereka kembali muncul sebagai penantang gelar Liga Primer sambil memainkan gaya sepakbola yang mengalir bebas dan menarik yang belum pernah terlihat sejak tahun-tahun puncak era Arsene Wenger.

    Dengan Saka dan Gabriel Martinelli di sayap, dan pemain-pemain seperti Leandro Trossard, Reiss Nelson dan Emile Smith Rowe siap memberikan dukungan ekstra di sepertiga akhir, Meriam London berada di posisi yang tepat untuk menikmati musim yang lebih kuat kali ini. Pepe bahkan tidak menjadi perhatian ketika Arteta menyusun rencana pramusimnya.

    Dilaporkan bahwa Besiktas menyatakan minatnya pada Pepe setelah dia kembali ke Arsenal dari Nice, dan dia juga dikaitkan dengan kepindahan ke Arab Saudi. Namun pada akhirnya, tidak ada satu pun klub di luar sana yang mau mengeluarkan biaya transfer untuk penyerang Pantai Gading tersebut.

    Arsenal tidak peduli untuk percaya lagi padanya. Mereka hanya ingin menyingkirkan orang terakhir yang tersisa dari abu kegagalan Emery sebagai pelatih.

    Pepe memang meninggalkan beberapa kenangan indah bagi pendukung Arsenal, dengan banyak dari 21 golnya masuk dalam kategori 'screamer'. Dia selalu berbahaya dari bola mati, memiliki kecepatan dan terampil saat menguasai bola untuk mempermalukan pemain bertahan yang bahkan berpengalaman sekalipun. Total 27 assist dari 112 pertandingan menunjukkan bahwa ia juga sangat terukur saat memberi umpan.

    Namun pada akhirnya, Pepe selalu mengutamakan gaya daripada karakter, dan tidak pernah memiliki mental kelas atas yang dibutuhkan untuk sukses di klub sebesar Arsenal.