Akademi Tottenham telah menghasilkan sejumlah nama terkenal di era Liga Primer, dari Ledley King dan Peter Crouch hingga Danny Rose dan Andros Townsend, dan yang terbaru, Kyle Walker-Peters dan Harry Winks. Semua pemain tersebut kemudian menikmati karier yang hebat di level klub dan internasional, tetapi aset Spurs yang paling berharga ditemukan pada tahun 2009, ketika Harry Kane memulai perjalanan sepakbola profesionalnya.
Kane menghabiskan 14 tahun bersama klub London utara tersebut, selama waktu itu ia berhasil melampaui legenda Jimmy Greaves di puncak daftar pencetak gol sepanjang masa mereka, sekaligus menjadi kapten Inggris. Spurs muncul sebagai penantang gelar dan finalis Liga Champions dengan Kane sebagai pemimpin lini depan, tetapi ketika penyerang produktif itu akhirnya hengkang ke Bayern Munich dalam kesepakatan besar senilai €100 juta (£84 juta/$108 juta), ia melakukannya tanpa satu pun trofi atas namanya.
Faktanya, Tottenham belum memenangkan apa pun sejak kemenangan Piala Liga 2008 di bawah asuhan Juande Ramos. Era Kane meninggalkan kesan mendalam bagi para pendukung tentang 'apa yang mungkin terjadi', dan Spurs sangat membutuhkan sosok inspiratif lain dengan bakat untuk membuat orang-orang percaya lagi.
Muncullah Mikey Moore: penyerang berusia 16 tahun dengan potensi yang tampaknya tak terbatas yang sudah berusaha keras untuk mendapatkan pengakuan di tim senior.






