Opini: Ardi Pramono Editor: Sandy Mariatna
Banyak liga mencoba menaikkan pamor dengan membeli pemain bintang dunia. Indonesia juga termasuk di dalamnya ketika mendatangkan pemain berlabel bintang seperti Michael Essien dan Carlton Cole. Namun, kita semua tahu seperti apa hasilnya.
Hal serupa terjadi di Tiongkok ketika pemain bintang Eropa berbondong-bondong ke Negeri Tirai Bambu. Akan tetapi, kehebohan itu cuma seumur jagung. Liga Tiongkok kembali menjadi liga medioker, tidak seperti namanya yang mengusung judul ‘Super Liga’. Setali tiga uang dengan para pemainnya seperti Oscar, Alex Teixeira, Jackson Martinez yang seperti hilang ditelan bumi.
Arab Saudi berpeluang mengulang kesalahan serupa jika tidak berhati-hati. Kedatangan rombongan bintang Eropa mungkin tidak akan terlalu banyak berpengaruh pada kualitas liga. Tidak ada gunanya menghadirkan dua atau tiga pemain jagoan jika kemudian pemain lain hanya berlevel medioker.
Lantas, apa yang harus dilakukan Saudi Pro League (SPL)? Yang paling penting saat ini adalah mempertahankan momentum dan membangun liga yang berkelanjutan.

.jpg?auto=webp&format=pjpg&width=3840&quality=60)

