Mengapa Juventus Membidik Pierre Kalulu Dari AC Milan: Harga Hemat & Kemampuan Serba Bisa Yang Disukai Thiago Motta

Pierre Kalulu adalah bek dengan tinggi 182 cm, lahir pada tahun 2000, yang bisa bermain sebagai bek tengah atau bek kanan.

Ketika dia bergabung dengan AC Milan pada musim panas 2020, pemain asal Prancis itu bermain sebagai bek kanan, tetapi di bawah bimbingan Stefano Pioli ia menjelma menjadi bek tengah yang tangguh.

Faktanya, dengan Rossoneri, ia bermain 78 pertandingan dari total 112 laga sebagai bek di jantung pertahanan.

Rencana awal Bianconeri adalah mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk mencari bek baru, dengan lebih dari 30 juta Euro disiapkan untuk memboyong Todibo dari Nice.

Namun, setelah sang pemain lebih memilih untuk melanjutkan karir di Liga Primer Inggris, Giuntoli memutuskan untuk mengevaluasi kembali rencana klub dengan mencoba menginvestasikan dana lebih sedikit untuk bek baru.

Kalulu, yang kalah bersaing dengan Fikayo Tomori dan Strahinja Pavlovic di AC Milan, menjadi peluang yang cukup terbuka dan selisih dana yang dipersiapkan bisa dialihkan untuk menyuntik penyerang baru.

Salah satu hak prerogatif Thiago Motta, yang sudah terlihat jelas sejak musim-musim sebelumnya di Bologna, adalah melihat para pemain melakukan pendekatan terhadap peran-peran yang berbeda dan membuat diri mereka mudah beradaptasi dengan sistem permainan.

Dan justru dalam hal ini, Kalulu bisa menjadi andalan bagi pelatih asal Italia-Brasil tersebut: bek asal Prancis ini, pada kenyataannya, mampu menempati nyaris semua peran di lini pertahanan, mulai dari bek tengah, bek sayap kanan, bahkan beralih ke formasi tiga bek.

Hal lain yang muncul selama pramusim musim panas ini bagi Juventus adalah kebutuhan untuk mendapatkan pemain baru berkualitas di sisi kanan.

Sejauh ini, sebenarnya, selain Danilo - yang secara konsisten menjadi bek tengah dalam beberapa tahun terakhir - Gatti dan Cambiaso, yang biasanya dimainkan sebagai bek tengah dan bek kiri, telah beradaptasi.

Kedatangan Kalulu dengan demikian dapat menyelesaikan lebih banyak masalah di lini belakang Si Nyonya Tua, terutama dengan menghitung jumlah pertandingan yang akan dimainkan pada musim 2024/25.