Getty Images SportRivalitas El Clasico memanas di dalam dan luar lapangan
There was a konfrontasi antara Yamal dan pemain Los Blancos selama El Clasico terbaru yang terjadi setelah komentar kontroversial sebelum pertandingan yang dibuat oleh wonderkid Spanyol tersebut. Selama siaran Twitch Kings League, winger Barcelona itu menuduh Madrid "mencuri dan mengeluh" tentang kepemimpinan, yang membuat marah skuad Madrid. Setelah Madrid memenangkan pertandingan 2-1, beberapa pemain menghadapi Yamal, yang dilaporkan mengejek mereka saat mereka meninggalkan lapangan. Di media sosial, bintang Madrid Jude Bellingham memposting gambar dirinya merayakan dan pesan yang berbunyi, "Bicara itu murah. HALA MADRID SIEMPRE!!!". Dalam postingan Instagram terpisah yang menjadi viral, Yamal mengatakan kepada pemain Madrid, "SAMPAI JUMPA DI PINTU TEROWONGAN". Pemain internasional Spanyol Dani Carvajal juga menghadapi Yamal selama insiden tersebut, meskipun pelatih La Roja kemudian meremehkan kejadian itu.
Pertemuan El Clasico terakhir antara Real Madrid dan Barcelona tak hanya panas di atas lapangan, tapi juga diwarnai adu mulut dan sindiran antar pemain. Lamine Yamal menjadi sorotan setelah membuat komentar kontroversial di Twitch Kings League, menuding Los Blancos “suka mencuri dan mengeluh” soal keputusan wasit.
Pernyataan itu praktis memicu kemarahan kubu Real Madrid, dan setelah El Real menang 2-1, beberapa pemain mereka langsung melabrak Yamal di lapangan. Pemain muda Spanyol itu dikabarkan membalas dengan ejekan saat para pemain Madrid berjalan menuju lorong stadion.
Di media sosial, Jude Bellingham mengunggah foto perayaannya dengan caption: “Ngomong memang gampang. HALA MADRID SIEMPRE!!!”, yang diyakini sindiran untuk Yamal. Dalam unggahan lain yang sempat viral, Yamal membalas: “SAMPAI JUMPA DI PINTU TEROWONGAN.”
Bek kanan Real Madrid, Dani Carvajal, bahkan sempat bersitegang langsung dengan Yamal, meski pelatih timnas Spanyol kemudian berusaha meredam situasi tersebut.
Getty Images SportLegenda Real Madrid serang Yamal
Sebagai salah satu striker paling tajam pada masanya, Ivan Zamorano dikenal karena determinasi dan jiwa kompetitifnya yang tinggi bersama Real Madrid. Pria berjuluk “Ivan the Terrible” itu memimpin Los Blancos menjuarai La Liga 1994/95 dan menyabet penghargaan Pichichi setelah mencetak 28 gol dalam semusim.
Yamal tak layak sandang baju Real Madrid?
Namun, saat dimintai pendapat soal Lamine Yamal, Zamorano tak ragu melontarkan kritik keras.
“Saya tidak akan mau merekrut Lamine [untuk Real Madrid]. Dia pemain hebat, tapi tidak punya esensi seorang pemain Real Madrid,” ujar Zamorano. “Saya akan memilih Pedri, dia fenomenal, rendah hati, bicara seperlunya, dan itulah esensi sesungguhnya. Lamine Yamal tidak punya jiwa atau esensi Real Madrid. Dia cocok di Barcelona, tapi bukan di sini. Real Madrid adalah klub dengan kelas dan budaya; para pemainnya harus bisa mewakili itu.”
Ia menambahkan, “Saya tak pernah mendengar Messi mengatakan kami mencuri, padahal dia pemain terbaik di dunia. Seorang bocah 17 tahun diberi panggung hanya karena omongannya... menurut saya, yang harus ia lakukan adalah membuktikan segalanya di lapangan, yang lainnya belakangan. Barcelona harus bisa membimbing Yamal ke jalur yang benar. Hanya dengan begitu dia bisa menjadi pemain besar. Mereka yang meninggalkan warisan besar selalu berasal dari keturunan yang berbeda.”
AFPAgen Yamal pasang badan
Menanggapi kritik tersebut, agen Yamal, Jorge Mendes, angkat bicara dan membela kliennya lewat pernyataan kepada Mundo Deportivo.
“Saya tidak mengerti semua kegaduhan soal Lamine Yamal. Kita semua pernah berusia 18 tahun dan muda. Yang harus kita lakukan adalah mendukung dan membantunya semaksimal mungkin, karena dia aset besar bagi klub,” ucap Mendes. “Lamine adalah pemain yang sedang dibicarakan semua orang di dunia—semua sepakat bahwa dia adalah pesepak bola besar, baik untuk masa kini maupun masa depan."
Ia menambahkan: "Tapi perhatian sebesar itu juga berarti tanggung jawab dan tekanan yang besar. Dia menanganinya dengan sangat baik. Cara terbaik untuk membantunya adalah membiarkannya fokus penuh pada pekerjaannya."
“Lamine tahu persis apa yang harus ia lakukan, di dalam maupun luar lapangan. Ia tetap tenang, bekerja keras, tidak banyak bicara. Dia anak yang sangat cerdas dan disiplin. Saat ini ia tengah mengelola sedikit masalah fisik bersama klubnya, berusaha menanganinya dengan cara terbaik agar bisa terus bermain. Yang terpenting adalah ia pulih sepenuhnya dan terus memberi kontribusi untuk tim. Dia pintar dan belajar hal baru setiap hari. Berbicara sedikit dan bekerja keras, itulah kuncinya.”
Iklan



